Suffer

170 40 45
                                    

Looking For You

Haoxiang membuka kasar pintu kamar Aiko. Sontak Aiko menatap Haoxiang yang berdiri diambang pintu kamarnya. Aiko tidak peduli, karena ia masih merasa kesal.

"Kenapa kamu gak kasih tau aku kalau kamu udah ada dirumah ?" Tanya Haoxiang dengan ekspresi datarnya.

"Buat apa ? Kamu saja gak peduli sama aku." Jawab Aiko santai, tanpa dia sadari hal itu memancing emosi Haoxiang.

"Aiko !" Bentak Haoxiang.

Aiko hanya diam, dia rasa jawabannya sangat menyinggung Haoxiang. Tapi Aiko memilih diam, saat ini mood nya benar benar buruk.

"Kalau aku gak peduli sama kamu, buat apa aku cari cari kamu, hah ? Trus, kalau aku ga peduli sama kamu, buat apa aku nemenin kamu pergi tadi ?!" Racau Haoxiang. Aiko mengubah posisinya menjadi berdiri.

"Peduli dari mananya ? Bahkan aku pergi saja kamu gak sadar."

Ucapan Aiko berhasil membuat Haoxiang bungkam. Haoxiang akui, ia memang tidak menyadari kalau Aiko pergi.

"Kenapa kamu pergi tadi ?" Tanya Haoxiang dengan nada pelan, bahkan sangat pelan.

"Karena aku tidak mau mengganggu quality time mu bersama orang terpenting mu." Jawab Aiko jujur.

Ah... Haoxiang tahu arah pembicaraan Aiko kemana. Aiko tidak suka dirinya akrab dengan Clarie.

"Kamu tidak suka aku akrab dengan Clarie ?" Haoxiang menaikan sebelah alisnya. Aiko diam tidak mau menjawab, tidak mungkin dia jujur. Bahkan dirinya sendiri tidak tahu kenapa bisa seperti ini.

"Lupakan." Kilah Aiko seraya mendudukan dirinya di tepi kasur.

"Jawab aku, Aiko ! Kamu ga suka aku akrab dengan Clarie, kan ?" Desak Haoxiang.

Aiko masih diam, dan hal itu semakin memancing emosi Haoxiang.

"Clarie sudah akrab denganku sejak kecil, jauh sebelum aku mengenal kamu. Kenapa kamu egois ? Padahal Clarie tidak pernah marah ketika dia tau kalau aku pernah jatuh cinta sama kamu."

Oh... Tidak, Haoxiang keceplosan. Aiko mendongak menatap manik Haoxiang, dan kini Haoxiang tengah merutuki kebodohannya.

"Apa hubungannya persahabatan dengan semua yang kamu katakan ?" Aiko kembali berdiri.

"Okey, aku akan jujur. Sebenarnya Clarie bukan sahabatku, dia kekasihku." Jawab Haoxiang. Mata Aiko berkaca kaca, tapi ia sembunyikan agar Haoxiang tak melihatnya.

"Kami tidak putus, kami masih ada hubungan. Tapi Clarie memintaku untuk LDR saja. Dan setelah itu, kami lost contact. Untung ada Papa yang memberikan nomor ponselku padanya."

"Tapi, sebelum lost contact, aku pernah mengatakan padanya kalau aku memiliki adik tiri dan aku mencintainya. Awalnya dia marah, tapi lama-lama dia menerima semua itu."

Penjelasan Haoxiang sangat menyakiti perasaan Aiko. Aiko masih menunduk, tidak mau menampakan wajahnya.

"Kalau kamu tidak suka aku akrab dengan Clarie, itu urusanmu. Maaf untuk kali ini aku tidak sejalan denganmu, Aiko. Tapi percayalah, aku masih menyayangimu. Walau rasa kasih sayang itu hanya sebatas kakak-adik"

Haoxiang berlalu dari hadapan Aiko. Sesaat kemudian pintu kamar Aiko tertutup, tanda bahwa Haoxiang sudah benar benar pergi dari kamar Aiko.

Tubuh Aiko merosot, ia menangis seraya memeluk lututnya. Aiko menenggelamkan wajahnya agar suara isakannya tidak terdengar oleh Haoxiang.

looking for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang