Chengxin yang tadinya tak minat untuk berlama-lama ditempat ini, pada akhirnya memilih untuk bergeming sambil menikmati udara dingin yang menerpa tubuhnya. Pria itu masih terbalut dengan kemeja putih yang lengannya tergulung hingga sebatas siku, pertanda bahwa ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Saat ini, Chengxin sedang berada disebuah lounge. Dimana ia sedang menikmati waktu kesendiriannya sembari kalut terhadap batinnya sendiri.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun tak ada niatan untuk beranjak dari tempat itu sedikitpun. Sesekali ia menatap hamparan air laut dari balik kaca yang menjadi dinding untuk bangunan itu.
Ting.
Chengxin tertoleh menatap layar ponselnya yang tiba-tiba menyala karena sebuah pesan. Bukan pesan itu yang menjadi sasaran utamanya, melainkan foto yang menjadi lock screen ponselnya itulah yang kini menjadi sesuatu yang menarik baginya.
Chengxin menatap layar ponselnya lamat-lamat dan sebuah senyuman tipis tergambar pada paras tampannya yang terpahat selayaknya dewa Yunani.
Foto itu adalah foto Yuqi yang diam-diam dia ambil sewaktu keduanya masih duduk dibangku sekolah. Sewaktu Yuqi masih menjadi kekasihnya, tapi sekarang keadaan telah berubah. Menyisakan sebuah kenangan dan cerita yang setiap kali membuat Chengxin teringat dan menyesali perbuatannya disaat yang bersamaan.
Ma Yuqi, gadis bar-barnya itu kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Meski kadar otaknya tak pernah berubah, gadis itu tetap menarik dimata Chengxin. Dan Chengxin tetap mencintai gadis itu meski gadis itu tak akan pernah bisa menjadi miliknya sampai kapanpun.
Dan... Yan Haoxiang.
Nama laki-laki itu tiba-tiba terlintas dikepalanya. Chengxin sontak memejamkan mata, berusaha mengusir nama itu namun semakin ia berusaha melupakannya nama itu semakin mendominasi ingatannya.
Ingatan dimana Haoxiang-lah yang menjadi isi hati Yuqi semenjak kepergiannya.
Itu jauh lebih baik 'kan? Tapi kenapa hatinya justru sakit?
Chengxin kembali membuka matanya, menatap kosong objek yang ada di depannya. Ia tetap kalut dan akan semakin kalut entah dengan cara apa semua itu bisa teratasi.
Namun, yang jelas ia ingin melihat sosok gadisnya itu. Duduk berdua dan berbincang ringan mengenai banyak hal.
Chengxin sontak beranjak dari tempatnya, melangkah keluar dan tak tentu arah menuruti kemana otaknya ini membawanya. Hingga tibalah ia di dalam lift, ia menekan lantai paling bawah dengan perasaan menggebu-gebu seolah ada seseorang yang tengah menantinya.
Sementara ditempat lain, Yuqi belum juga tertidur meski matanya sudah mengantuk berat. Entahlah, saat ini kepalanya benar-benar terisi oleh banyak hal. Ada Haoxiang yang semakin hari semakin mendekatinya dan hadirnya Chengxin bersama seorang wanita yang Yuqi sendiri tak tahu siapa itu.
Matanya masih senantiasa menatap layar ponsel yang menampilkan kontak seseorang. Diseberang sana, ia sangat merindukan sosok itu, rindu berbincang dengannya, dan rindu segalanya. Sudah lama ia tak bertemu dengan laki-laki itu tapi rasanya sangat sulit untuk bisa kembali seperti dulu. Seperti ada tembok pembatas diantara keduanya, sehingga menciptakan jarak tak kasat mata namun dapat dirasakan.
"Cheng... Xin."
Gadis itu memejamkan matanya erat-erat diselingi oleh butiran cairan kristal yang menetes dari sudut matanya. Sebegitunya ia merindukan sosok itu, tapi lagi-lagi ia tak punya hak untuk menyatakannya.
Jemari gadis itu bergetar, ia ingin menuliskan pesan singkat untuk menanyakan kabar, tapi kenapa sesulit itu? Seolah ada sesuatu yang menahan ibu jarinya untuk menuliskan sesuatu di kolom pesan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
looking for you
Teen Fiction| on going + revisi | Menceritakan tentang perjalanan hidup sepasang kakak beradik yang mencari jati diri mereka hingga menemukan seseorang yang mampu merubah detik-detik kehidupan yang mereka lalui. Highes rank : #1 in tnt (04/03/2021) #1 in teens...