New lies

181 35 37
                                    

Looking For You

"Coffee moccacinonya satu ya, kak." Ucap seseorang pada Jiaqi.

"Okey."

Jiaqi meracik pesanan orang tadi dengan sangat telaten. Ini adalah hari keduanya ia bekerja sebagai pegawai di sebuah cafe yang jaraknya cukup jauh dari apartement dan juga sekolahnya. Alasannya agar tidak ada orang yang tahu kalau dirinya bekerja disini, apa kata penduduk sekolah kalau sampai mereka tahu bahwa dirinya bekerja paruh waktu sementara papanya adalah sponsor besar di sekolahnya.

"Coffee moccacino," ucap Jiaqi sebagai tanda bahwa pesanan sudah siap.

"Lho, Jiaqi ?"

Jiaqi menatap kaget tiga laki-laki yang sekarang sedang menatapnya remeh. Siapa lagi kalau bukan Junwei dan kawan-kawannya ?

"Bapak lo udah jatuh miskin, ya sekarang ?" Kekeh Junwei.

"Dari calon CEO jatuh ke pegawai cafe, HAHAHAHAHA..." kekeh Junwei begitupun dengan teman-temannya.

"Gimana kalau Tiffany sampai tahu ini ? Pasti dia bakal malu banget punya mantan kayak gini." Junwei masih menertawakan Jiaqi.

Banyak pasang mata tertuju pada mereka terutama Jiaqi, tentu saja Jiaqi merasa malu. Ia mengepalkan kedua tangannya dan siap memukul mulut Junwei sekarang juga, tapi ini di cafe dan ia harus profesional.

"Lo mau pesan apa, biar gue bikinin." Ucap Jiaqi yang berusaha santai.

"Hahahaha... Lo lebih pantes jadi babu gue,deh HAHAHAHAHA..."

"Kalau lo gak pesen, lebih baik lo pergi !" Jiaqi menatap nyalang Junwei dan teman-temannya.

"Yaelah, belagu amat lo. Dasar miskin ! AHAHAHAHAH..."

DUAKK

Jiaqi terkejut dikala Junwei memukul meja bartender dengan keras. Junwei menatap remeh laki-laki dihadapannya.

"Gue harus kasih tahu Lixia biar dia tahu kalau pacarnya ini jatuh miskin !" Ucapnya dengan nada pelan namun Jiaqi dapat mendengarnya.

"Lixia bukan cewek matre kayak pacar lo !"

"Oh ya ? Meskipun gak matre, dia pasti kecewa karena lo sekarang jatuh miskin !"

"Gausah ganggu gue, lo pergi sekarang !"

"Gue akan pergi setelah lo di pecat dari cafe ini !" Junwei menaikan sebelah alisnya.

Jiaqi melirik jam dinding yang menunjukan pukul 12 dini hari, itu artinya jam kerjanya telah usai.

"Ge, jam gue udah habis. Gue mau pulang." Pamit Jiaqi pada partner kerjanya yang baru saja mengenakan atributnya.

"Okey." Laki-laki itu mengangguk sembari mengambil alih pekerjaan Jiaqi.

Jiaqi masuk kedalam untuk mengganti atributnya dengan seragam sekolahnya. Setelah itu ia keluar dan matanya menatap nyalang Junwei yang masih setia berdiri disana.

🌿

Duakk

Duakk

Bugh !

Bugh !!

BUGH !!!

Suara pukulan mendominasi gang sempit yang menjadi saksi bisu pertengkaran mereka. Jiaqi sempat kualahan karena sejak siang dirinya belum makan dan ia harus melawan tiga orang sekaligus.

looking for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang