Pain that I miss

173 32 55
                                    

Looking For You

"Jiaqi, lo di cariin papa lo di ruang kepala sekolah." Ucap salah satu teman perempuannya.

"Hah ?"

"Papa lo nungguin, disana juga ada Yuqi."

Gadis itu segera pergi setelah menyampaikan sesuatu yang harus dia sampaikan. Jiaqi mengambil nafasnya dalam-dalam hingga ia membuangnya perlahan. Ia berharap tidak ada sesuatu yang buruk menimpa dirinya dan juga Yuqi.

Tok tok tok...

Jiaqi menyembulkan kepalanya di ambang pintu, tiga pasang mata tertuju pada dirinya dan seorang pria paruh baya yang tak lain adalah kepala sekolah mempersilahkan dirinya untuk masuk. Jiaqi pun mendudukan dirinya di samping Yuqi dan sesekali melirik Papanya.

"Jadi sebenernya ini ada apa ? Kenapa saya dipanggil kemari ?" Tanya Jiaqi to the point. Jujur saja dirinya malas berbasa-basi apalagi disini ada papanya.

"Oke langsung saja, Tuan Ma mengajukan surat pengunduran diri untuk kalian sebagai siswa di sekolah ini." Jawab Kepala Sekolah.

"Maksudnya ?" Mata Jiaqi tertuju pada kedua pria dewasa di hadapannya itu.

"Kamu keluar dari sekolah ini." Cetus Tuan Ma menatap putranya.

"Apa maksud Papa ?!" Jiaqi berdiri dari duduknya dan menatap tajam Papanya.

"Bang ! Udah bang, ini di ruang kepala sekolah !" Yuqi menarik tangan Jiaqi agar laki-laki itu kembali duduk di tempatnya.

"Papa akan mengirim kalian untuk sekolah di luar negeri dan melanjutkan ke perguruan tinggi." Ucap Tuan Ma.

"Untuk apa ?" Jiaqi tertawa remeh.

"Bukannya Papa tidak peduli lagi sama Kami berdua ? Kenapa Papa dateng-dateng malah cari sensasi ?" Jiaqi sudah tidak bisa bersabar. Rasanya ingin sekali memaki-maki papanya, tapi mau bagaimanapun juga, Tuan Ma adalah Papanya.

"Ini demi kebaikan kalian !" Kini Tuan Ma sedikit menegaskan suaranya.

"Kebaikan apanya ? Bukannya demi kebaikan papa sendiri ? Papa kan orangnya suka yang bergengsi, Hahahaha... Pasti Papa habis membaca artikel busuk dari web sekolah 'kan ?" Tebak Jiaqi.

"Kamu jadi pegawai kafe ?"

"Iya, kenapa ? Setelah Papa mengambil alih segalanya, Aku dan Yuqi mau makan apa, Pa ? Cuma itu satu-satunya cara agar aku dan Yuqi bertahan hidup."

"Aku juga udah capek di atur, aku anak pertama dan aku anak laki-laki, aku punya prinsip hidup dan tanggung jawab sendiri, Pa." Sambungnya.

Suasana menjadi sangat hening dan serius. Sebenarnya Jiaqi ingin sekali mengutarakan perasaannya selama ini, tapi dia tahu tempat. Tidak mungkin 'kan kalau dirinya marah-marah dan bongkar aib sendiri didepan kepala sekolah ?

"Lalu mau Kamu apa sekarang ?" Tanya Tuan Ma.

"Biarkan aku dan Yuqi hidup tenang tanpa harus mendapat tekanan dari orang tua. Kami sudah besar dan Kami punya prinsip hidup, tidak selamanya kami akan setuju dengan pendapat Papa."

"Yuqi setuju dengan Bang Jiaqi, coba papa turunin ego papa sedikit aja. Selama ini Papa sadar gak, kalau apa yang sudah papa lakuin ke kita itu salah. Papa selalu pengen menang sendiri tanpa memandang kondisi anaknya. Apa papa tahu setiap malem Yuqi nangis gegara gak kuat mental ? Gak seharusnya Papa mau menang sendiri, meskipun Papa adalah orang tua." Imbuh Yuqi.

looking for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang