the time i really miss

104 14 54
                                    

Coretan ini sengaja aku tuliskan untuk seseorang yang telah lama pergi demi cita-citanya dan meninggalkan aku. Sudah lama aku tidak datang kemari setelah perpisahan kami empat tahun yang lalu, rasanya rindu sekali. Aku merindukan candanya, tawanya, manjanya, semua tentangnya aku rindu. Terhitung sudah empat tahun aku bertahan hidup tanpa dirinya. Selama ini aku menggunakan hariku hanya untuk berburu surat kabar demi mengetahui kabarnya itu. Pasti kalian penasaran, kenapa aku tidak menggunakan ponselku saja? Harus kalian tahu, dia tinggal di Amerika, yang mana bahasa dari semua media yang memuat tentang dirinya itu berbahasa Inggris. Dan aku lemah bahasa Inggris :(

Selain itu aku juga sengaja membeli surat kabar. Semua itu aku gunakan untuk membuat scrapbook. Scrapbook tentangnya.

Hm, kira-kira apakah dia juga merindukan aku disana? Apakah setiap malam dia juga memikirkan aku? Setiap hari aku khawatir. Pergaulannya sangat luas, aku takut dia berpindah hati dan mencari seseorang yang lebih dari aku.

Kami saling mengenal saat usia sekolah, dimana kami masih sangat remaja untuk paham apa itu cinta. Sekarang kami sudah dewasa, pasti kami sudah paham dengan apa itu cinta.

Aku hanya ingin mendengar suaranya, sekali saja. Dan memastikan bahwa dia baik-baik saja dan tetap mencintaiku.

— Lixia

Gadis itu menutup buku diarynya. Buku yang hanya berisi tentang seseorang yang telah lama meninggalkannya. Siapa lagi jika bukan Ma Jiaqi?

Lixia memeluk buku diarynya sambil memandang hamparan pantai yang seolah-olah sedang mengirimkan pesan untuk seseorang nan jauh disana. Sejak keberangkatannya menuju Amerika, Jiaqi tidak lagi mengabarinya. Awalnya Lixia pikir mereka masih bisa saling mengirimkan pesan selama berjarak jauh, tapi ternyata Jiaqi tidak lagi mengaktifkan nomor ponselnya semenjak dia pergi ke Amerika. Hampa sudah rasanya.

"Lixia, lo dimana sih?!" Teriak seseorang yang berhasil menyadarkan Lixia dari lamunannya. Sontak ia bangkit berdiri dan mencari sumber suara tersebut.

Yang benar saja, gadis dengan balutan dress  pendek berwarna hijau daun tengah berlari menghampirinya. Dia adalah Yuqi, adik dari Ma Jiaqi yang selama ini tak bisa pisah darinya. Sejak kepergian kakaknya, Yuqi memutuskan untuk tinggal bersama Lixia dan Chengxin. Itu karena ia selalu berselisih dengan kedua orang tuanya sehingga Yuqi merasa tidak nyaman berada dirumahnya.

"Lo kenapa sih selalu ngilang?!" tegur Yuqi setelah sampai dihadapan Lixia. Lixia hanya mengulum senyum, "Biasalah," jawabnya sambil melangkah meninggalkan Yuqi.

Yuqi berdecak sebal, "Lain kali pamit dulu bisa gak? Lo udah bikin gue khawatir! Kalau sesuatu sampai terjadi sama lo, nyawa gue jadi taruhannya!"

Lixia sontak terhenti, ia menoleh kebelakang yang lebih tepatnya menatap Yuqi, "Nyawa? Lo sepercaya itu sama Jiaqi? Jiaqi gak mungkin nyakitin adiknya sendiri, elah!"

Yuqi merotasikan bola matanya, "Kita pulang sekarang."

"Secepat itu? Bahkan gue belum selesai healing disini!" tukas Lixia sambil mendudukkan diri disebuah kursi pantai yang tersedia.

"Gue udah gak mood gegara lo," celetuk Yuqi sambil melangkah pergi meninggalkan Lixia sendirian disana.

Lixia terkekeh, calon adik iparnya itu akhir-akhir ini sangat sensitif. Mungkin juga karena sikapnya sendiri yang sering memancing emosi Yuqi, contohnya menghilang secara tiba-tiba seperti tadi. Lixia memutuskan untuk menyusul Yuqi dari belakang, ia tidak ingin masalah semakin rumit hanya gara-gara tidak menuruti kemauan calon adik iparnya itu.

🌿

Malam ini, seperti biasa dua gadis itu menggunakan waktunya hanya untuk berleha-leha. Lihat saja, saat ini Yuqi dan Lixia tengah menyaksikan film komedi pada laptop yang berada diatas pangkuan Yuqi. Yuqi tertawa lantaran para tokohnya yang tol*l diluar nalar. Tapi ya seperti itulah cara Yuqi bahagia ditengah-tengah tuntutan keluarga yang selalu membuatnya ingin bunuh diri. Namun, berbeda dengan Lixia yang hanya menatap datar layar laptop. Pikirannya melayang memikirkan sesuatu yang sejak tadi mengusik ketenangan batinnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Ma Jiaqi. Kekasih bodohnya itu yang sialnya Lixia makin bucin dibuatnya.

looking for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang