16+
Sehelai cadar berwarna putih dengan beberapa ornamen kecil yang menghiasi dipakaikan kepada Yulia. Gadis itu keluar dari kamar menuju Arjuna yang kini sudah berdiri untuk bersiap-siap menyambut istrinya. Arjuna tersenyum dengan mata yang berkilau, momen ini ternyata tetap terasa mengharukan baginya. Mereka memang sudah tinggal bersama selama beberapa bulan, namun yang membuat Arjuna merasa sangat tersentuh adalah saat memikirkan bagaimana ia telah melewati banyak hal bersama Yulia yang tadinya ia pandang dangkal, yang tadinya ia pandang tak pantas untuk bersanding dengannya, dimana itu sama saja menempati posisi yang seharusnya diisi oleh almarhumah Alana. Intinya, Arjuna tak menyangka bahwa ia bisa sangat mencintai Yulia, sama seperti dulu dia mencintai Alana dan mulai sekarang mungkin besarnya bisa melebihi itu.
Yulia membalas senyuman Arjuna dari balik cadarnya. Perlahan, ia berjalan mendekat lalu berdiri tegak di samping Arjuna dan mengalungkan tangannya pada lengan Arjuna setelah mereka sama-sama membalikkan badan menghadap para hadirin yang telah datang.
Kedua insan yang kini telah saling mencintai itu berjalan penuh kebahagiaan menuju pelaminan mereka. Kurang lebih sepuluh langkah lamanya, mereka berjalan dengan mata yang saling menatap satu sama lain.
"Mari berikan tepuk tangan kepada pasangan baru kita. Arjuna Furqan Rasega dan Yulia Humairah."
Tepuk tangan yang gemuruh terdengar di seluruh ruangan atas instruksi dari pembawa acara pernikahan ini. Banyak pula yang berbisik-bisik karena melihat momen romantis Arjuna dan Yulia yang saling menatap satu sama lain dengan penuh cinta. Seakan-akan hanya mereka berdua yang ada di ruangan ini.
"Kita doakan semoga rumah tangga mereka diberkahi oleh Allah Subhana wa Ta'ala. Aamiin.." ujar MC, melanjutkan.
Arjuna terlebih dahulu memutuskan pandangan diantara mereka. Ia menunduk untuk menyeka air matanya yang sebentar lagi akan menetes lalu menengadahkan kepalanya dengan senyum yang cerah. Ia melirik ke arah Yulia sebentar untuk melihat senyuman yang sama dari mata istrinya. Namun yang ia dapati adalah Yulia yang menangis tersedu, Arjuna yakin riasan yang ada dibalik cadar itu sudah terkena air mata tersebut.
"Jangan nangis, sayang. Nanti riasanmu luntur" bisik Arjuna. Sontak ia langsung mendapatkan pukulan kecil pada bahu kirinya.
"Kamu nih mas, aku lagi terharu gini malah mikirin riasan. Aku juga masih tetap cantik tanpa riasan. Kamu tahu itu."
Arjuna terkekeh pelan, tidak menjawab perkataan istrinya lagi karena mereka sudah sampai di pelaminan dan duduk disana.
* * *
"Makasih ya Rahimah, Fauziah, kalian udah nyempetin datang kesini. Padahal ini hari libur kalian, kalian harusnya bisa santai dan pakai waktu ini untuk jalan-jalan. Tapi kalian milih untuk kesini. Mbak jadi gak enak."
Resepsi pernikahan Arjuna dan Yulia sudah sampai pada pertengahan acara. Para tamu yang sudah selesai bisa datang untuk menyalami pengantin dan mengambil foto bersama jika mau. Kini giliran Rahimah dan juga Fauziah, teman satu kamar Yulia selama di pesantren. Dua orang yang menemaninya saat dia dipaksa untuk menikah dengan Arjuna, yang memberinya nasihat dan juga yang setia mendengarkan keluhannya yang tak pernah habis. Rahimah sering menelpon Yulia untuk menanyakan kabar, karena itu hubungan diantara mereka tidak pernah putus atau pun canggung.
"Mbak Yul kok ngomong gitu sih. Justru kita bersyukur karena resepsi mba diadakan saat libur di pesantren. Jadi kami berdua bisa ngeliat mba pakai gaun cantik ini. Semoga pernikahan mba dan mas Arjuna bahagia ya mbak, walaupun ada sedikit masalah, semoga diberi kekuatan dalam menghadapinya." Rahimah dengan mata yang berbinar tulus memegang tangan Yulia lalu menyampaikan doanya untuk pernikahan mereka. Perasaan Rahimah menjadi lebih ikhlas sekarang, tidak seperti saat akad nikah mereka di pesantren waktu itu yang diiringi rasa sesak di dada karena diam-diam ia juga memiliki perasaan terhadap anak dari pemilik pesantren tempat ia menuntut ilmu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA.
Romance[END] Genre > Spritual-Drama Spinn-Off "imam impian" Arjuna Furqan Rasega. Mengalami trauma dan kecewa yang luar biasa saat kehilangan calon istrinya Alana Fitria beberapa bulan sebelum pernikahan mereka. Pertemuan dengan wanita pembuat ulah, Yulia...