Beberapa menit berlalu, kini tiba saatnya mobil yang dikendarai Sena berhenti di depan sebuah rumah yang sangat mewah. Rumah ini adalah tempat tinggal dari bosnya yang kaya raya.
Selama perjalanan, Sena merasa resah. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan akan bagaimana keadaan Arjuna dan Yulia saat ini. Sebelum benar-benar pergi, ia sempat mendengar Arjuna berteriak memanggil bos yang kini telah tertidur pulas di sampingnya dengan sedikit umpatan. Itu artinya, Yulia sudah memberi tahu Arjuna kejadian yang sebenarnya. Sena tentu saja merasa bersalah atas apa yang ditimpa Yulia, karena sebenarnya Sena berada dipihak mereka.
"Dasar sialan!" Lirih Sena hampir tak terdengar. Emosinya selalu dipermainkan oleh pria tua yang tidak memiliki naluri baik sedikitpun ini. Sena merasa menjadi pria yang sama brengseknya karena telah banyak membantu segala rencana jahat orang ini. Walaupun dia bukan lelaki yang baik dan memilki prilaku dermawan, tak pernah terbesit sedikitpun dipikirannya untuk menyiksa orang yang sama sekali tak bersalah. Dia tak sekejam itu sehingga tega menyekap orang asing hanya demi hal sepele. Hal yang bisa dicari jalan keluar yang lebih baik. Tapi orang tua ini, semakin tua umurnya, semakin bejat kelakuannya.
Drrtt... drrrttt...
Sena mengecek ponselnya yang bergetar. Ada panggilan dari nomor pribadi yang membuatnya memicingkan mata. Selama hidupnya, dia hanya menerima panggilan nomor pribadi dari bos besarnya ini saja. Yang namanya kriminal sudah pasti berusaha menyembunyikan identitas.
"Siapa sih ini?" Sena bermonolog. Meskipun merasa terganggu, karena panggilan ini telah mengulur waktunya untuk membawa sang bos masuk ke dalam rumah, Sena tetap mengangkatnya karena penasaran.
"Halo? Siapa?" Ujar Sena setelah menekan panel hijau dari layar ponselnya.
"Halo Sena, ini saya Qia.."
"Hah?" Sena terlalu terkejut hingga tak menyadari bahwa suaranya terlalu keras. Sosok yang kini berada disampingnya sampai bergerak karena terganggu oleh suaranya. Untunglah pria tua itu tidak bangun.
"Hm, ibu.. Saya masih ada pekerjaan, saya lagi di tempat bos saya sekarang. Bisa kita bicara nanti saja?"
Sena bicara formal, bertingkah seakan-akan orang yang kini tengah menelponnya baru saja ia kenal. Ia harus tetap mewanti keberadaan bosnya. Dia tak boleh terlihat atau terdengar mencurigakan.
Sedangkan Qia yang kini berada di dalam mobil untuk perjalanan menuju tempat Arjuna dan Yulia disekap, sudah bisa memahami keadaan Sena saat ini.
"Tunggu Sena, jangan ditutup dulu. Sekarang saya sedang menuju ke tempat itu. Tadi Yulia menelpon dan menyuruh saya kesana. Saya menghubungi kamu untuk memastikan keadaan."
Sena menggaruk kepalanya yang terasa semakin gatal dan tak nyaman. Ia mencoba tetap tenang, karena ia tahu bagaimana atasannya ini. Walaupun dalam kondisi tidak sadar, pria ini bisa saja membaca gerak-geriknya.
"Hm, nanti saya kabari lagi ya, Bu. Sekarang saya sedang di rumah atasan saya. Setelah selesai saya akan segera menghubungi ibu."
"Hm baiklah, terima kasih bu.."
Sena dengan cepat memutus panggilan mereka. Padahal Qia belum menjawab kalimat yang Sena ucapkan tadi. Namun pria itu tak bisa banyak berpikir, setelah mengantar pria ini, barulah dia bisa melanjutkan apa yang mereka rencanakan.
Sangkin khawatirnya, Sena sampai berkeringat. Nafasnya menjadi tak karuan karena menahan rasa takut akan ketahuan. Ia mengelap peluhnya dengan cepat dan menyimpan ponselnya. Ia bersyukur, orang yang ada di sebelahnya masih tertidur pulas.
● ● ●Setelah mendengar apa yang Yulia katakan tentang apa yang terjadi padanya. Rasanya seperti ada petir yang menyambar seluruh tubuhku. Hatiku sakit dan saluran pernapasanku terasa sempit. Aku bahkan mengatakan kata umpatan dan segera berlari untuk mengejar pria yang telah berani menyentuh istriku secara paksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/210608161-288-k128457.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA.
Romance[END] Genre > Spritual-Drama Spinn-Off "imam impian" Arjuna Furqan Rasega. Mengalami trauma dan kecewa yang luar biasa saat kehilangan calon istrinya Alana Fitria beberapa bulan sebelum pernikahan mereka. Pertemuan dengan wanita pembuat ulah, Yulia...