Author's Note :
WARNING GUYS
15+ YAA:)
*SAYA TAHU PERINGATAN INI AKAN TETAP DILANGGAR OLEH BEBERAPA ADIK-ADIK MANIS. INTINYA JADILAH PEMBACA YANG BIJAK YAA:)
Setelah perbincangan serius yang Sena dan Yulia lakukan, Jang Se Na membawa Yulia kembali ke tempat Arjuna berada. Dengan wajah beringas, ia melancarkan aksi 'pura-pura jahat' di depan Arjuna juga lima orang pengawal bertubuh besar yang ada disana.
"Mbak? Kamu gak papa kan? Dia ngapain kamu?" Cerocos Arjuna setelah Yulia mengambil posisi duduk di sebelahnya. Sedang Sena menatapnya dengan raut tak suka.
"Eh Arjuna! Gue gak mungkinlah berani macam-macam sama Yulia, gue sayang sama dia." Kata Sena dengan tatapan yang nyalang.
"Saya gak tanya kamu. Saya lagi bicara sama istri saya.." ketus Juna. Yulia yang melihat tingkah kekanak-kanakan dua manusia itu merasa lucu dan akhirnya melepaskan tawa.
"Dah lah! Terserah Lo. Hm, kalian berlima.." Sena mengabaikan Arjuna yang masih sibuk bertanya keadaan Yulia. Ia berbicara pada lima orang rekan yang membantunya dalam penculikan ini. Pastinya dengan raut canggung, sebab Sena sedikit ngeri melihat badan kekar mereka yang tak wajar itu.
"Apaan bos" tanya salah satu dari mereka. Mereka memang menganggap Sena sebagai atasan. Karena Sena adalah orang kepercayaan bos besar sekaligus pemimpin dalam pekerjaan ini.
"Kita ngopi bareng dulu diluar. Itu tangannya si Arjuna lepas aja. Gak lucu kan kalau tangannya tiba-tiba patah karena terlalu lama diikat"
"Tapi bos, kalau mereka kabur gimana?"
"Astaga, kita ngopi di depan rumah doang! Gue udah pesan kopi dari warungnya neng Ayu. Udah ah, cepet, dikasih santai jugak"
Mereka saling melihat satu sama lain, mungkin sedang berpikir antara menerima tawaran Sena atau tidak. Sebelum akhirnya salah satu dari mereka mengangguk, bagai menjadi perintah untuk mengikuti Sena. Mereka juga manusia yang butuh istirahat dan santai.
Sena membawa seluruh orang bertubuh besar itu keluar. Setelah tangan Arjuna dilepaskan dari ikatannya, Yulia langsung mendekati Arjuna dan memeriksa keadaan tangan suaminya yang sudah semakin membengkak dari saat dia datang beberapa jam lalu.
"Kamu kenapa kesini sendirian, mbak. Kenapa gak minta tolong polisi?"
Yulia menatap Arjuna sesaat, pandangannya berpindah ke atas, bawah, kiri, kanan hingga akhirnya memutuskan untuk menunduk, menatap datar tas yang tergantung pada lehernya.
"Aku sebenarnya takut, tapi aku tahu kalau lapor polisi bisa berakibat buruk. Aku gak mau mengambil resiko yang bisa membahayakan kamu, mas.." kata Yulia lalu kembali mengarahkan pandangannya pada Arjuna. Sedangkan pria itu, ia tak berani membalas tatapan Yulia. Ia sedikit terhenyak atas ucapan manis dari gadis yang telah sah menjadi istrinya ini."Aku obatin tangan kamu ya, mas.." lanjut Yulia setelah mengambil waktu beberapa menit untuk menatap wajah tampan suaminya. Ia tetap melakukan itu walaupun Arjuna tidak membalas tatapannya.
Tanpa menunggu jawaban Arjuna yang kebingungan—tentang obat yang dimaksud— Yulia langsung mengeluarkan beberapa salep dari tas yang ia bawa.
"Sena ngizinin aku untuk beli ini. Dia gak benar-benar jahat kok mas"
Arjuna menatap kesal ke arah Yulia yang kini telah sibuk mengobati luka di tangannya.
"Maksud kamu apa sih? Apa yang dia lakuin ke kamu sampai kamu belain dia seperti ini? Dia itu pecundang paling brengsek yang pernah aku lihat mbak. Semua yang terjadi sama aku ini gara-gara dia. Dan kamu masih membelanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA.
Romance[END] Genre > Spritual-Drama Spinn-Off "imam impian" Arjuna Furqan Rasega. Mengalami trauma dan kecewa yang luar biasa saat kehilangan calon istrinya Alana Fitria beberapa bulan sebelum pernikahan mereka. Pertemuan dengan wanita pembuat ulah, Yulia...