6 - Really Hate You

383 37 4
                                    

"Thank youuuu..."

Yulia menampakkan senyum paling manisnya saat Arjuna meletakkan tubuh Yulia di atas ranjang. Yulia berfikir apakah mereka akan segera melakukan ikrar 'badasi'?

"Hmm"

Senyum Yulia tak pupus meskipun Arjuna membalas senyumnya dengan wajah datar seperti biasa. Yulia juga punya hati, dia akan tetap berusaha untuk membalas budi baik Arjuna. Pertama tama, dia akan melakukan ini terlebih dahulu.

"Jun..?"

Arjuna menoleh pada Yulia saat mendengar namanya dipanggil. Baru saja ia ingin pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya.

"Ada apa?" Tanya Juna menaikkan sebelah alis

"Sini deh.." Yulia menepuk tepi ranjang persis di sebelahnya dan meminta Arjuna untuk mendekat. Arjuna dengan malas malasan menuruti kemauan Yulia. Dalam pikirannya merasa bahwa Yulia sedang membutuhkan sesuatu.

"Mau apa?" Ucap Juna setelah dirinya telah duduk di tempat yang Yulia minta.

Cup.

Bibir Yulia mendarat pada pipi Arjuna. Tubuh Arjuna terpatung di tempat dan matanya melotot sempurna.

"Buat hadiah terima kasih sekaligus permintaan maaf dari gue" kata Yulia lalu dengan gegas membalikkan tubuhnya dengan posisi berbaring. Yulia menutup mata dan telinganya. Bersiap bila laki laki itu akan berteriak memarahinya.

"Astaga, bodoh banget gue, bodoh bangeeet" gerutu Yulia menyesali perbuatannya, dia sendiri tak tahu alasan utama dia bisa sangat berani melakukan ini.

Sedangkan Arjuna menatap tubuh Yulia yang mebelakanginya dengan kesal. Arjuna beristighfar berkali kali. Ternyata keputusannya meminta Yulia tetap berada di kamarnya adalah hal yang sangat salah. Yulia membuat dirinya berdosa terus menerus. Astaghfirullah.

Dengan terus bermunajat meminta ampun, Arjuna berjalan ke toilet. Dia berfikir sepertinya harus sholat taubat setelah ini. Besok, dia tidak akan mengizinkan wanita manapun untuk sekamar dengannya, termasuk Yulia. Dia takkan memberikan gadis itu kesempatan lagi untuk mendekatinya. Titik(.)

• • •

Badan Yulia sudah mulai ringan saat digerakkan. Gelap malam yang bergerak digantikan samar samar cahaya pagi bagai seiras dengan rasa sakit yang bergerak digantikan kesegaran pada tubuh mungilnya.

"Aaaaaaaaaaaaa..."

Yulia tak mampu menahan teriakannya saat di kasurnya sudah terdapat bercak-bercak merah. Ia mencari ke sekitar, pria yang bersamanya semalaman juga tak kelihatan. Pikiran Yulia menerawang kemana mana. Apa yang terjadi?

"Huaaaaaaa..... papaaaaa..." Yulia menangis tanpa air mata. Apa yang dilakukan Arjuna padanya sehingga bercak merah ini muncul? Kenapa Yulia merasa area intimnya ngilu?

Ceklek

Suara pintu terbuka yang terdengar membuat Yulia menghentikan teriakan absurdnya. Arjuna keluar dari toilet sambil mengelap rambutnya yang basah dengan handuk. Kini pemuda itu telah memakai kaos hitam tipis dan celana panjang yang gantung, masih menampakkan mata kakinya.

Penampakan yang Yulia lihat semakin menguatkan prasangkanya.

"Arjuna keramas, emang dia-- dia ngapain semalam?" pikir Yulia

Yulia menggigit selimut yang menutupi tubuhnya, ia bergidik ngeri memikirkan bahwa Arjuna telah berhasil merenggut mahkotanya yang paling berharga. Jika hal itu benar benar terjadi, Yulia takkan segan membantai pemuda ini.

ARJUNA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang