25 - Teror

360 40 8
                                    

Yulia menunduk untuk meraih kembali botol yang ia jatuhkan. Saat botol itu sudah di tangannya, Yulia menoleh pada kolong meja rias tersebut dan menemukan laba-laba berukuran sedang bersarang disana.

"Aaaaaaaa....."

Arjuna segera menghampiri Yulia saat perempuan itu bergetar dan menggeliat hebat karena ketakutan.

"Kamu kenapa Yul.." kata Arjuna dengan tangan yang sudah menyentuh lengan istrinya.

"I-ituu" Yulia tersengal, ia bahkan tak dapat bicara dengan baik karena getaran hebat dari tubuhnya. Tentu saja Arjuna tak tega membiarkan Yulia hilang kendali. Ia juga ikut panik lalu memutuskan untuk mendekap erat wanita bertubuh mungil ini.

"Gu-e p-pho-bi-a, la-ba la-ba.."

Arjuna dengan cekatan meraih laba-laba itu dan membuangnya jauh-jauh dari hadapan Yulia. Selanjutnya, ia mendekap semakin erat tubuh bergetar istrinya sambil membelai lembut kepalanya yang terpakaikan hijab.

"Udah gak ada, mbak. Laba-laba nya udah gak ada"

Yulia menutup matanya dan menumpu semakin dalam kepalanya di atas dada bidang Arjuna. Arjuna bisa melihat sekilas dahi sang istri yang bercucuran keringat. Yulia masih tidak karuan.

"Kamu tenang ya, mbak.. ayo sini, baring dulu.."

Yulia mengikuti langkah Arjuna yang membawanya ke atas ranjang. Yulia membaringkan tubuhnya di samping Arjuna yang tetap berusaha menenangkannya.

"Kamu tidur aja dulu mbak, kita masaknya malam aja, ya?"

Yulia mengangguk kecil. Ia meraih sebotol air mineral kemasan yang selalu ada di dalam tasnya yang berukuran sedang. Namun karena tangannya yang bergetar, botol yang terbuat dari bahan dasar plastik itu hampir lepas dari tangannya. Untung saja Arjuna cepat-cepat meraihnya, bersamaan dengan tutup botol itu terbuka.

"Maaf mas, gue-"

"Iya ndak papa, mbak. Maaf karena aku baru tahu kalau kamu fobia sama laba-laba. Harusnya aku tahu lebih awal..."

Yulia menggeleng pelan, tanpa sungkan ia memeluk Arjuna lagi, semakin erat, seakan tak ingin melepaskan tautan diantara mereka.

"Tidur disini ya.." Yulia mendongak, menatap manik hitam Arjuna dengan penuh harap.
"Untuk kali ini aja.."

Terbesit secercah keraguan untuk Arjuna menerima permintaan Yulia. Pasalnya, ia takut tak bisa menahan gejolak aneh yang terasa jika dekat dengan Yulia seintim ini. Tapi keraguan itu hilang saat kepalanya tanpa sadar mengangguk dua kali. Siapa yang tega meninggalkan sahabat yang juga istrimu, mengalami ketakutan sendirian.

"Yaudah, mbak tidur yaa. Biar mas disini.."

Yulia memejamkan matanya dengan tangan yang tak berpindah dari lengan Arjuna. Tangan mungil itu bertengger memeluk tubuh suaminya. Meskipun tak saling mencintai, Yulia selalu merasa nyaman berada di pelukan ini. Hatinya yang risau menjadi lebih hangat saat Arjuna berada di dekatnya. Yulia hanya tak tahu, bahwa Arjuna juga merasakan hal yang sama.

Ada satu hal yang masih belum ia pahami tentang cinta. Kala manusia mengatakan bahwa cinta datang tiba-tiba, namun manusia lainnya justru berani berungkap bahwa cinta hadir karena terbiasa.

ARJUNA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang