32 - Masa Lalu

334 28 2
                                    

Kedatangan Yulia dan Arjuna disambut hangat oleh kedua orang tua mereka yang sedang duduk santai di dalam ruang keluarga untuk membicarakan persiapan resepsi pernikahan mereka yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Elisa memeluk erat Yulia sedangkan Zahra mengecek keadaan putranya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kedua wanita yang sangat berharga bagi mereka itu sudah menahan perasaan khawatir tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Feeling seorang ibu memang terlalu kuat untuk diabaikan.

"Kalian benar gak kenapa-kenapa kan disana? Mama sama mertua kamu selalu mimpi yang gak jelas belum lama ini. Ditambah kalian yang jarang banget ngasih kabar. Apa terjadi sesuatu?" Zahra melihat Arjuna dan Yulia secara bergantian.

"Iya Yuli. Mama khawatir banget sama kamu, nak.." Elisa membelai kepala putri sematawayangnya sedangkan Zahra masih memperhatikan tubuh Arjuna dengan matanya yang jeli. Beberapa detik kemudian ia menemukan bekas luka pada lengan atas Arjuna yang ditutupi oleh kaos berlengan pendek yang ia kenakan.

"Ini apa Jun? Kenapa seperti bekas jahitan?" Tanya Zahra sembari membuka kain tersebut untuk memperjelas apa yang dilihatnya. Itu memanglah luka yang ia dapat saat penculik dirinya dan Yulia yang memukuli Arjuna sampai jatuh ke lantai dan kulitnya tersayat paku cukup dalam. Memang tidak terlalu parah, Juna masih bisa mengendalikan rasa sakitnya, namun dokter memaksa Arjuna untuk menjahit lukanya agar di kemudian hari Arjuna tidak mengalami rasa sakit jika terjadi pukulan di area yang sama.

"Hm, Juna jatuh ma, terus kena paku deh, tapi ini gak parah kok." Arjuna memang tidak memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun dia juga tak sepenuhnya berbohong. Luka ini memanglah ia dapatkan karena terjatuh oleh dorongan dari pria yang kini telah mendekam di penjara.

"Yaudah, kalian langsung ke kamar aja, istirahat dulu. Nanti sore kamu bawa Yulia ke butik langganan kita, Jun untuk fitting baju kalian. Sudah selesai sih, tapi siapa tahu ukuran atau modelnya ada yang mau diubah. Kalian bisa request mau seperti apa, hasilnya harus sesuai dengan selera kalian. Oke?"

"Iya ma, yaudah, Juna sama Yuli ke kamar dulu, ya. Yuk, sayang.."
Arjuna menggapai tangan Yulia yang disambut oleh wanita itu. Yulia melingkarkan tangannya pada lengan Arjuna tanpa merasa canggung sedikit pun. Empat orang tua yang menaruh perhatian kepada mereka itu pun membesarkan bola mata mereka karena merasakan keanehan.

"Tunggu sebentar.." Lagi-lagi Zahra yang menghentikan langkah kedua nya. Masih dengan ekspresi tak percaya.
"Apa ini? Apa yang terjadi pada kalian selama disana?"

"Emangnya apa, ma? Ada yang aneh?" Tanya Juna tak mengerti. Yulia pun belum menangkap situasi yang terjadi, tapi setelah melihat pandangan Elisa yang berada di depannya tertuju pada tangan mereka yang saling bergandengan membuat Yulia teringat bahwa sebelum pergi mereka masih menjadi pasangan yang dingin terhadap satu sama lain bahkan tak jarang saling membenci.

"Oh, ini.." Yulia melepas gandengan tangan mereka. Rasanya canggung karena orang tua mereka selama ini tak pernah melihat kemesraan dari Yulia dan Arjuna. Arjuna menatap heran Yulia yang melakukan gerakan refleks tersebut. Ia tak suka saat Yuli mengakhiri skin ship mereka.

"Hm, mas, mama sama papa pasti kaget liat kita dekat seperti ini. Kamu gak inget kalau kita ini dulu musuhan?" Yulia terkekeh kecil untuk meredam kecanggungan karena ditatap aneh oleh orang tua dan juga para mertuanya. Kenapa dia bisa lupa jika dirinya baru dekat dengan Arjuna setelah kejadian yang menimpa mereka di Surabaya?

"Oh iya ya.. Mama sama papa gak usah kaget. Arjuna sama Yulia udah baikan kok.. Now, i love her so much.."

Yulia menahan malu saat Arjuna dengan santainya mengungkapkan cinta di depan orang tua mereka sembari menggenggam tangan Yulia. Apalagi melihat reaksi Zahra yang tak biasa. Mertua perempuannya itu sampai ternganga lalu menutup mulutnya saat mendengar pengakuan Arjuna.

ARJUNA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang