10 - He's Back

327 31 4
                                    


"Kamu pembunuh! Arjuna! Kamu pembunuh!"

"Aku minta maaf Alana, aku gak bermaksud seperti itu, aku mohon maafin aku, Lana.. Aku mohoon"

Perempuan dengan wajah yang berlumuran darah itu menangis, mengerang dan berteriak sambil menodongkan pisau tajam pada Arjuna. Arjuna hanya mampu menumpu tubuhnya dengan dengkul, terduduk lemas di hadapan Alana dan menunduk dalam. Air matanya bergulir seirama dengan penderitaan yang  ia rasakan.

"Kamu harus menderita Juna, kamu harus menderita"

"Hikss, hikss, hiks,, aku minta maaf Lana, maafkan aku.."

• • •

"Junaa!! Juna, bangun nak.."

Zahra berusaha membangunkan Arjuna dari tidurnya. Tadinya, ia berniat untuk berpamitan pada Juna karena dirinya dan Alvin akan pergi ke pesantren. Sesampainya di kamar Arjuna, Zahra justru mendengar teriakan dan isakan dari anak laki lakinya itu. Zahra tau bahwa Arjuna kembali mengalami mimpi buruk.

"Nak,, bangun"

Setelah lama membangunkan Juna, akhirnya pria tampan itu membuka matanya sambil terus terisak. Arjuna langsung memeluk Zahra dan menangis sesegukan di pelukan ibunya. Tangannya bergetar ketakutan, begitupun dengan pundaknya, bergetar sangat hebat.

"Kamu mimpi itu lagi, Jun?"

"Iya ma. Alana, Alana, dia mau bunuh Juna.."

Arjuna memejamkan mata dan semakin mengeratkan pelukannya pada Zahra. Ia terus menangis ketakutan. Bayangan Alana yang terlihat sangat menyeramkan di mimpi itu terus menghantui Arjuna.

"Bukannya udah beberapa hari ini kamu gak mimpi, di Surabaya kemaren juga enggak, kan? Tapi kenapa sekarang mulai lagi?" Tanya Zahra sembari mengelus lembut punggung Arjuna.

"Juna gak tau, maa.. Mimpinya makin seram. Juna takut maa.."

Zahra mencoba melepaskan pelukan Arjuna secara perlahan. Tapi tetap memegang erat telapak tangan Juna dan menggenggamnya.

"Nak, jangan takut. Baca ta'awwudz, itu cuma cara setan mengganggu kamu"

Arjuna mengangguk. Zahra mengarahkan Arjuna untuk kembali berbaring lalu menyelimutinya.

"Kamu ketiduran ya setelah kembali dari masjid tadi?"

Arjuna mengangguk pelan. Sehabis shalat subuh berjama'ah di masjid, Arjuna sedikit pusing dan mencoba membaringkan tubuhnya. Namun dia ketiduran dan mengakibatkan dia kembali mengalami mimpi buruk itu.

"Ya udah, kamu minum vitamin, jangan tidur lagi setelah ini, langsung aktivitas yang positif, kamu gak ngantor?"

Arjuna menggeleng lemah "Arjuna mau di rumah aja, mah. Di kantor juga gak terlalu banyak pekerjaan."

"Hm.. Ya udah, mama sama ayah mau berangkat"

"Berangkat kemana?"

"Ke pesantren. Kamu gak jadi ikut kan?"

Arjuna terdiam. Ia sangat takut untuk kembali ke pesantren itu, tapi jika Zahra tidak ada di rumah, siapa yang akan menenangkannya saat mimpi itu kembali muncul?

"Ada apa? Kenapa ekspresi kamu aneh?" Tanya Zahra yang heran melihat Arjuna diam dan tak menjawab pertanyaannya.

"Ma, Arjuna ikut ya ke pesantren"

Senyum Zahra mengembang mendengar ucapan Juna. Setidaknya Arjuna bisa lebih belajar ilmu agama dan meningkatkan ibadahnya. Zahra dan Alvin hanya berharap bahwa Arjuna bisa lebih mengendalikan emosi dengan mengingat Rabb-nya.

ARJUNA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang