Arjuna datang menghampiri dua wanita yang kini menjadi penting dalam kehidupannya. Ia duduk tepat di hadapan mereka berdua.
"Apa maksud kamu, Jun?" Tanya Zahra dengan raut tak mengerti.
"Ma, Arjuna mengatakan yang sebenarnya. Pernikahan itu tidak hanya dilandaskan oleh cinta. Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu, atas izin Allah semuanya bisa terjadi. Juna hanya ingin menjalankan pernikahan yang suci ini dengan baik. Jika kami bercerai dan menyerah secepat ini, Juna bukan hanya melakukan sesuatu yang Allah benci, tetapi Juna juga akan mengecewakan ayah yang pasti punya alasan kuat untuk mempercayakan Juna menikahi anak dari teman baiknya"
Yulia mendongak menatap Arjuna yang menjelaskan semuanya dengan penuh keyakinan. Ia terpana dan merasa tersanjung karena ternyata Arjuna menganggap dirinya berharga dan pantas untuk diberi kesempatan. Ya, melihat perbedaan diantara mereka. Arjuna berhak tidak mempercayai Yulia sebagai pendampingnya. Ia jelas berbeda dari Alana, wanita yang kini masih menetap di dalam hati pria itu.
"Tapi Jun, mama khawatir jika pernikahan ini akan membuat kalian saling menyakiti. Mama tau di hati kamu masih ada Alana dan mungkin Yulia juga punya imam impiannya sendiri"
Ketiganya terdiam dan sedikit tersentak saat Zahra menyebut nama Alana dalam perbincangan hangat mereka. Yulia dan Arjuna saling melihat dengan canggung, hal itu langsung disadari oleh Zahra.
"Astaghfirullah. Mama lupa, Yulia kan belum tau Alana, ya?"
"Dia udah tau kok, ma" kata Arjuna tanpa menunggu sang ibu kembali bicara
"Juna udah ceritakan semua sama Yulia kemarin malam. Dia istri Juna dan dia harus tau hal itu"Zahra menghela nafas lega sedangkan Yulia justru merasa canggung karena takut dirinya akan dibanding-bandingkan dengan almarhumah Alana. Sudah puas dia memukul Arjuna berkali kali dengan bantak guling karena pria itu mengejeknya yang sangat jauh berbeda dengan mantan calon istri dari suaminya tersebut. Yulia merasa kesal.
Zahra melihat Arjuna dan Yulia yang terpaku di tempat mereka dengan tatapan aneh.
"Kenapa kalian berdua mukanya seperti itu? Mama ada salah ngomong ya?"
"Umm, enggak kok ma, pokoknya mama tenang aja. Doakan agar Arjuna dan Yulia bisa menjalani pernikahan ini dengan baik. Kami akan memulai semuanya dengan menjalin sebuah pertemanan"
Zahra mengangguk sembari menghela nafas berat. Belum sepenuhnya ia yakin pada hubungan yang dijalin oleh Arjuna dan Yulia yang tak memiliki cinta bahkan secercah. Tapi, tak ada kuasanya untuk berhenti berharap kepada Sang Ilahi Rabbi yang dengan mudah dapat membolak-balikkan hati. Sebagai orang tua, ia akan berikhtiar semampunya serta berdoa untuk keberkahan pernikahan anak dan menantunya kini.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.." ucap Zahra, Juna dan Yulia dengan serentak saat mendengar dengungan salam dari arah depan rumah. Tak lama sosok Alvin menghampiri mereka dengan seutas senyuman.
"Ayo masuk, sini." kata Alvin pada seseorang yang masih tampak siluetnya saja. Zahra dan Arjuna kompak menoleh dengan keryitan kening tanda penasaran tentang siapa yang Alvin bawa ke rumah se-pagi ini. Yulia sendiri tetap memasang wajah datar. Ia tak terlalu menghiraukan siapa yang datang.
"Ada siapa kak?" Tanya Zahra yang mulai mendekat. Ia mengulas senyum saat matanya menangkap kehadiran dua wanita dengan pakaian syar'i yang melangkah malu-malu.
"Eh ada Rifani, dan ini, aduh lupa namanya"
"Lenisa, ustadzah" jawab Lenisa dengan senyum tipisnya, ia hanya mendongak sebentar lalu kemudian menunduk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA.
Romance[END] Genre > Spritual-Drama Spinn-Off "imam impian" Arjuna Furqan Rasega. Mengalami trauma dan kecewa yang luar biasa saat kehilangan calon istrinya Alana Fitria beberapa bulan sebelum pernikahan mereka. Pertemuan dengan wanita pembuat ulah, Yulia...