4 - Both in Bedroom

423 34 2
                                    

"Glenn? Glenn siapa? Kamu ini kenapa sebenarnya, Yulia?"

Pandangan Yulia yang diselimuti gundah berubah melotot karena baru saja menyadari apa yang terjadi kini. Parfum maskulin Arjuna yang selama ini selalu ia hindari, menohok kedua rongga hidungnya.

Dengan cepat Yulia melepaskan tautan di antara mereka. Menatap Arjuna dengan canggung.

"Sorry, gu--gue.. Gue gak sengaja"

Apa? Gak sengaja katanya? Apa wanita ini kerasukan?

"Kamu datang ketuk pintu kamar saya, main peluk peluk gak jelas, kamu bilang gak sengaja? Kamu ngelindur?" Cerocos Arjuna sambil terus menilik mimik wajah Yulia. Dia benar benar tak sengaja atau memang mau modus saja.

"Tadi ada yang ketuk ketuk jendela kamar gue. Gue takut.."

Arjuna menaikkan sebelah alisnya, masih belum percaya dengan penjelasan Yulia. Hotel ini punya keamanan ketat, jika itu pencuri kemungkinan nya sangat kecil. Jika hantu, apa mungkin? Kemungkinan lebih besar bahwa Yulia sedang berbohong padanya.

"Kenapa gak langsung lapor sama pelayan atau resepsionis? Kenapa ke kamar saya?" Tanya Juna dengan sarkastis. Entah kenapa dia selalu menjadi kasar jika berhadapan dengan wanita ini. Sejak kejadian kelam yang ia alami, para teman dekatnya saja berusaha menjaga jarak dan perlakuan mereka pada Arjuna, karena perubahan Juna yang dingin pasti akan membuat siapapun takut untuk berinteraksi dengannya. Namun Yulia, sama sekali tak memperdulikan sikap Arjuna, dia tetap bertindak semaunya. Itu lah yang membuat Juna kesal.

"Gue mau bilang apa sama mereka? Ujung ujungnya gue disuruh balik kesana. Enggak, gue gak mau tidur sendiri" imbuh Yulia dengan tegas. Namun wajahnya yang menunduk takut bisa menjelaskan bahwa ada kekhawatiran dibalik ucapan tegasnya itu.

"Terus kamu mau tidur dimana?Disini?" Arjuna sedikit berteriak. Mengatakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kan?

Perlahan Yulia mendongak dan menatap lekat iris mata Juna. Tatapan itu bagai memohon dengan sangat. Memohon untuk menerimanya.

"Kenapa lihat seperti itu?" tanya Juna dengan gelagat takut. Yulia seperti sedang memohon padanya. Memohon apa?

"Gak papa ya Jun, malam iniiiii aja.."

Yulia menyatukan kedua telapak tangannya. Menatap Juna dengan pengharapan besar.

Arjuna langsung membelalakkan mata. Lagi lagi dikejutkan dengan tingkah gadis berisik yang baru saja dia kenal dua hari. Juna menggeleng cepat, menolak keras permintaan Yulia.

"Enggak!"

"Gue tidur di sofa kok Jun. Gak mungkin lah gue numpang sama pak Arya. Dia udah punya istri, gilak!"

Arjuna berjalan satu langkah mendekat pada Yulia.

"Apa bedanya sama saya? Saya juga laki laki yang punya nafsu kan? Bahkan saya lebih bebas karena saya gak punya istri. Apa kamu gak takut? Kenapa gak mikir dulu sih sebelum bicara dan bertindak?"

"Kalau lo, gue percaya gak akan ngapa-ngapain gue. Lo kan benci banget sama gue? Ya kan?" Kata Yulia dengan polos.

Arjuna menepuk jidatnya dan menggeleng gelengkan kepala. Wanita ini benar benar membuat kepalanya hampir pecah.

"Kamu ini gadis paling bodoh yang pernah saya temui. Bodoh tapi selalu bertingkah sok pintar. Seseorang gak harus cinta baru bisa melakukan hal di luar batas. Harusnya kamu lebih berhati hati dan menjaga dirimu"

"Sshhuutt"

Yulia berjinjit dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Arjuna. Sama seperti yang Arjuna lakukan kemarin.

ARJUNA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang