Rifani dan Lenisa merasa murka dengan pengakuan tak masuk akal dari Yulia. Rifani yang tadinya tak ingin bermain kasar pun akhirnya tersulut emosi. Tatapan angkuh Yulia sungguh tak dapat diterima oleh kedua sahabat itu.
"Eh mbak! Jangan asal nuduh kamu. Mas Arjuna itu anak pemilik pesantren ini. Agamanya kuat, dia gak akan pacaran!" Sergah Rifani dengan wajah yang merah padam.
"Gak percaya? Tanya aja sama Arjuna nya langsung. Harusnya anda yang sadar diri. Belum apa-apa udah ngaku calon istri. Cih"
Rifani dan Lenisa sama-sama mengerang kesal. Jemari mereka sudah terkepal kuat. Wajah mereka pun sudah memerah padam sebab tersinggung dengan ucapan gadis asing di depan mereka ini.
"Kamu ini gak pernah dididik orang tua kamu ya?! Yang memfitnah disini itu kamu. Kalau sampai mas Juna dan keluarganya tau, kamu pasti udah diusir dari sini" kini Lenisa yang melakukan pembelaan.
"Jangan bawa bawa orang tua gue!" Jawab Yulia tak kalah emosional. Volume suaranya mengencang sehingga menarik perhatian beberapa orang yang lewat.
Melihat tatapan orang-orang kepada mereka, nyali Rifani dan Lenisa menciut. Mereka takut jika dicap sedang membuat keributan dan diadukan pada pak kyai.
"Jangan kencang-kencang ngomongnya" lirih Rifani
"KENAPA! HAH?! Lo takut? Kalau memang mau ngajak ribut sekalian aja! Udah kalian yang mulai duluan! Bisa bisanya lo ngejudge orang tua gue gak bisa ngedidik. Minta dijambak tuh lambe lo ya!"
Yulia tak lagi mampu menahan gejolak amarahnya. Tangannya yang sudah panas dari tadi sontak menarik ujung jilbab Lenisa terlebih dulu. Lenisa berteriak dan memberontak.
"YULIAAA!!"
Ketiga wanita itu menoleh serentak pada sumber suara. Rifani dan Lenisa langsung mundur dan menunduk saat mengetahui siapa orang yang memanggil Yulia.
"Eh sayang.. untung kamu datang"
Yulia tersenyum manis lalu menggandeng tangan Arjuna dengan erat. Sesekali ia melihat ke arah Rifani dan Lenisa yang terperangah melihat aksi gadis itu. Entah apa yang mereka pikirkan, sudah pasti mereka tak menyangka. Apalagi tak ada penolakan sedikitpun dari Arjuna.
"Kamu ngapain sih bikin ribut kayak gini! Ayo pulang!" Kata Arjuna menunjukkan aura kemarahan.
"Mas Juna?" Panggil Rifani lirih. Matanya berkaca kaca, hatinya sesak melihat kedekatan Arjuna dan Yulia yang tanpa jarak.
"Maaf mas Juna, tapi dia ini siapa nya kamu?" Tanya Lenisa masih belum bisa menyembunyikan keterkejutannya. Arjuna mendengus mendapat pertanyaan seperti itu.
"Lenisa, Rifani. Lebih baik kalian tanya sama yang lain. Mereka pasti tau. Kami permisi dulu, saya minta maaf atas nama Yulia, dia sudah kasar sama kalian tadi"
Arjuna menggenggam tangan Yulia dengan cepat dan membawanya menjauh. Setetes air mata Rifani jatuh saat pandangannya menangkap genggaman tersebut. Hatinya bagai tersayat dan ditimpa batu besar sebuah kekecewaan.
"Udah Fan, jangan nangis" Lenisa merangkul bahu Rifani yang mulai bergetar kecil. Tangannya menghapus jejak air mata itu.
"Sekarang kita harus cari tau ada hubungan apa mereka sebenarnya. Kalau memang dia pacarnya mas Arjuna, sebelum janur kuning melengkung, kamu masih punya kesempatan. Udah ya?"• • •
Yulia menghempas tangan Arjuna dengan kasar. Dia sengaja berlaku manis di depan Rifani dan Lenisa hanya untuk memanas-manasi mereka.
"Lo apaan sih? Ngapain minta maaf sama mereka? Atas nama gue pula"
Arjuna mengepal tangannya erat. Mengalihkan pandangannya dari sang istri karena takut tak bisa mengendalikan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA.
Romance[END] Genre > Spritual-Drama Spinn-Off "imam impian" Arjuna Furqan Rasega. Mengalami trauma dan kecewa yang luar biasa saat kehilangan calon istrinya Alana Fitria beberapa bulan sebelum pernikahan mereka. Pertemuan dengan wanita pembuat ulah, Yulia...