Senior?

15.1K 1K 6
                                    

Ivy’s POV

Saat ini aku mencoba untuk kembali tidur, tapi tidak bisa. Kebiasaanku memang, jika sudah terbangun dari tidur maka akan sulit lagi untuk tidur kembali bahkan jika aku terbangun di pagi buta sekalipun aku tetap tak bisa kembali tidur. Menyusahkan!

Akupun memutuskan untuk bangun dari tempat tidur dan langsung ke kamar mandi. Aku hanya menggosok gigi karna saat ini aku masih terlalu malas untuk mandi, tapi tetap saja aku tetap harus mandi walau dengan sangat cepat mengingat saat ini udaranya begitu dingin. Setelahnya, aku langsung memakai kaos hitam polos yang dilapisi kemeja putih sebagai outernya, dengan celana jeans hitam dan sepasang van’s putih untuk dipadukan dengan atasanku.

Setelah selesai berpakaian, akupun pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu yang bisa aku makan pagi ini. Sepertinya semangkuk sereal tidak terlalu buruk, pikirku.

Setelah menuangkan sereal ke dalam mangkun Spongebob yang kupunya dan dilengkapi dengan susu vanilla yang menemani sarapanku hari ini, akupun segera menyantapnya. Saat aku sedang sarapan aku mendengar langkah kaki dari tangga rumahku, yang sudah kutebak bahwa sudah pasti itu adalah Papaku.

“Morning” Sapa Papa, dengan sangat pelan. Aku bahkan tidak perlu repot-repot untuk menjawabnya, aku hanya mengangguk dan kembali dengan kegiatanku yang semula yaitu, makan!

Aku sedikit bersyukur bahwa Papa tak menyadari bahwa aku pernah pulang larut malam dan pernah berada di sebuah bar. Yup, A lesbian bar. Mungkin banyak orang mengira bahwa aku termasuk anak yang beruntung karna mempunyai orang tua yang memberikan kebebasan sepenuhnya padaku. Tapi percayalah, aku juga membutuhkan sedikit perhatian dalam hidupku, walau hanya sebentar pun tidak apa-apa.

Aku memutuskan untuk pergi ke kampus lebih pagi hari ini. Begitu tiba di kampus, aku mengambil ranselku dan juga kacamata hitam yang selalu ada di dalam mobilku untuk menutupi wajahku yang masih terlihat lelah atau mabuk.

Akupun turun dari mobil dan berjalan melewati loby kampus untuk bertemu temanku, Tasya. Hanya Tasya-lah satu-satunya teman yang kupunya.
Aku dan Tasya bertemu pada saat teman dari Davi, sedang nongkrong di taman kota waktu itu yang kebetulan aku dan Tasya juga ada di tempat yang sama. Jujur saja, aku sebenarnya sangat sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar apalagi harus mempunyai banyak teman, aku tidak bisa.

Aku dan Tasya dapat berteman sampai sekarang hanya karna kami memiliki beberapa kecocokkan. Walau tak jarang pula kami berselisih paham, dia merupakan seorang kutu buku yang sangat cerdas. Sedangkan aku sebaliknya, keahlianku adalah tidur di kelas, hehe.

“How’s it going?” Dia bertanya, sambil berjalan disampingku.

“Fine” Jawabku, singkat.

“Tumben pake kacamata?” Katanya, dia tertawa karena melihat muka ku yang memerah karna pertanyaannya. Bukan apa-apa, aku hanya teringat kejadian panas waktu itu. Aish! Karna aku tak kunjung menjawab pertanyaannya, tiba-tiba Tasya menarik kacamata yang aku gunakan.

“Wow, kamu mabuk yah?” Dia berteriak, dan semua orang melihat kamu. Sial!

“Ssst…. Diem ah gausah teriak-teriak” Jawabku.

“Yaudah makanya jawab!” Desaknya.

“Iya. Semalem mabuknya” Jawabku sambil memakai lagi kacamata yang tadi terlepas.

“Lagian udah tau hari ini ada kelas, pake acara mabuk segala” Katanya, dengan merendahkan nada suaranya. Aku hanya menghela nafas berat.

“Abisnya lo sibuk mulu sih sama doi, gue kan bosen gatau mau ngapain” Jawabku dengan nada agak kesal.

Semenjak Tasya punya pacar baru si Bara, dia selalu fokus pada pacarnya dan mengabaikanku. Huft! Tapi aku salut dengannya, walau fokusnya selalu ke Bara tapi dia tak pernah menurun dalam pendidikannya, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa dia telah mengabaikanku lebih dari biasanya belakangan ini.

Tasya masih saja menanyakan apa saja yang aku lakukan saat aku mabuk semalam, dia baru berhenti saat kita tiba didepan kelas.

“Makan siang nanti, pokoknya kamu harus cerita!” Katanya, dia langsung berjalan duluan memasuki kelas dan menuju tempat duduknya. Aku hanya mengangguk pasarah dan mengikutinya masuk kedalam kelas.

Aku langsung menuju tempat duduk ku yang berada dipaling pojok ruangan kelas, dimana tidak ada yang bisa menganggu aku jika aku sedang tertidur nyenyak di kelas.

Begitu kelas selesai, Tasya berkata bahwa kelas pagi ini berjalan sangat lambat. Tapi percayalah, aku tidak tahu akan hal itu. Bagaimana tidak? Sepanjang dosen memaparkan materinya aku sedang tertidur di belakang, hehe. Aku dan Tasya segera ke kantin untuk mengisi perut kami yang sedari tadi sudah keroncongan. Kamipun duduk di tempat biasanya kami duduk.

“So…?” Katanya,waktu aku baru saja duduk di depannya.

What?” Jawabku. Dia memutar bola matanya, malas dan aku hanya terkekeh melihatnya.

“Gausah pura-pura lupa deh” Katanya.

“Biasa aja kok, aku cuma ke bar terus dapet teman buat minum bareng terus~~~” Saat aku sedang menceritakan kejadian semalam buat Tasya, aku seperti melihat seseorang yang cukup familiar untukku, dia sedang berjalan masuk ke kantin bersama kedua temannya.

Aku mencoba untuk menajamkan penglihatan ku ke seseorang tersebut, setelah beberapa saat aku baru ngeh kalau seseorang itu adalah…. The Hot Girl, perempuan yang  semalam bercumbu mesra denganku.

“What?” Tasya bertanya sambil mengikuti arah pandangku ke wanita itu.

“Dia siapa?” Akku bertanya ke Tasya, saat kulihat wanita itu sedang berbicara dengan salah seorang dosen yang tidak aku kenal siapa namanya.

“Siapa? Cewe Itu? Dia senior kita, namanya Mikaella Spencer. Aku satu organisasi dengannya, dia itu ketua dan merupakan salah satu mahasiswi populer disini” Tasya menjelaskannya padaku sambil berbalik menghadapku.

Aku hanya mendengar penjelasan dari Tasya, tapi pandangan ku tak bisa berpaling dari wanita itu. Aku seakan tersesat dalam pesonanya.

“Memangnya kenapa? Kamu kenal dia?” Tasya bertanya yang membuatku menghentikan aktivitasku memandang wanita itu.

“Hah? E-enggak kok. Kenapa kamu mengira seperti itu? Aku ga kenal dia” Jawabku, sedikit panik.

“Yaudah kali biasa aja, kan aku cuma nanya” Kata Tasya.

“Sorry, just…. Hangover” Bohongku. Yang sudah jelas aku panik karena melihat wanita itu, dan karna aku juga mengingat kejadian semalam dimana aku dan dia bercumbu mesra, dan aku tak bisa dengan mudah melupakan kejadian itu.

“Hey, kamu kenapa? Kamu baik-baik aja kan?” Pertanyaan dari Tasya, membuyarkan pikiranku.

“Yeah, I’m just really tired” Kataku sebelum jadwal kelasku yang selanjutnya sudah tiba.

“Yaudah, aku kelas duluan yah” Pamit Tasya.

Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya berjalan ke kelas Fisika modern yang membosankan yang menjadi jadwal ku selanjutnya.

-----------------------








A/N

Hey, readers! I hope you are enjoying the story and I would love some opinions.

Jangan lupa Vomment yah guys 

See you on the next chapter

Xoxo.

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang