Bodoh!

9.4K 735 19
                                    

Ivy’s POV

Saat ini aku dan Mikaella masih belajar bersama di perpustakaan, ah lebih tepatnya aku yang sedang diajarkan oleh Mikaella. Ini sudah materi kedua yang Ella ajarkan, yaitu kimia.

“Sehingga dampaknya akan ringan karena tidak mengandung senyawa kimia” Suara Mikaella yang saat ini sedang menjelaskan padaku.

Jujur saja, aku sedari tadi tidak fokus dengan apa yang Mikaella katakana. Fokusku hanya pada wajahnya yang begitu mempesona di mataku.

Sesekali aku hanya mengangguk jika dia bertanya  apakah aku sudah memahami yang dia ajarkan ataukah belum.

“Menurut kamu, apa jawaban untuk pertanyaan ini?” Dia bertanya secara tiba–tiba.

Aku bingung pertanyaan mana yang dia maksud, karna sedari tadi aku tak begitu memperhatikan apa yang dia ajarkan. Dia tetap melihatku dan menunggu aku menjawab pertanyaannya. Sial! Think fast, Ivy!

“Aku ke toilet dulu bentar, boleh?” Kataku, berusaha menghindar dari pertanyaannya. Sial, kurasa pipiku mulai memanas, aku benar-benar malu sekarang.

Dia hanya menatapku aneh “Okay” hanya itu yang diucapkannya setelah beberapa detik menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan.

Aku langsung berdiri dan segera ke toilet, ku percepatkan langkahku meninggalkan Mikaella yang hanya menatapku sedari tadi yang membuat diriku terlihat seperti orang bodoh.

Begitu sampai di toilet, aku hanya menghidupkan air yang di wastafel dan hanya melihat air tersebut mengalir begitu saja.

Aku membasuh wajahku perlahan dan melihat diriku di cermin. Ada beberapa helai rambut yang menempel di wajahku karna air tadi. Aku berusaha mengontrol diriku agar lebih tenang, aku hanya perlu kembali dan melanjutkan proses belajarku dan berharap Mikaella sudah melupakan pertanyaan nya tadi dan berusaha untuk lebih fokus lagi. Iya, lebih baik seperti itu.

Aku juga tidak tahu mengapa aku merasa bahwa aku harus terlihat hebat di depan Mikaella, akan kucari itu nanti.
Aku berjalan perlahan kembali ke tempat duduk yang tadi kutempati dan aku melihat dia sedang mengirim pesan kepada seseorang.

“Eheem” Dehemku guna menarik kembali perhatiannya.

“Oh sorry, aku gak tau kalo kamu udah balik” Katanya.

“Iya gapapa kok. Apalagi nih yang harus aku pelajari?” Aku bertanya sambil menatap mata indahnya itu.

“Kita udah selesai kok, nanti bakal dilanjutin lagi di jadwal tutor selanjutnya” Jawabnya sambil tersenyum manis.

Ah senyum itu. Arrgh! Cukup Ivy kamu tidak boleh terlalu jatuh dalam pesonanya, ciuman kalian waktu itu hanya sebatas ciuman biasa! Dan pertemuan kali ini sudah pasti hanya pertemuan biasa baginya.

“Baiklah. T’rima kasih sudah membantuku, aku belajar banyak” Bohongku.

Aku bangkit berdiri sambil mengisi buku yang tadi ku gunakan kedalam tas, sedangkan dia hanya merangkul buku dan mulai memakai tas nya.

“Iya sama–sama. Oh iya, aku kayaknya gak bisa datang besok deh. Tapi lusa aku pasti akan datang kok” Katanya.

“Oh iya, btw aku juga belum tau nama kamu. Nama kamu siapa?” Lanjutnya sambil menatapku.

Aneh, kenapa dia bertanya seakan–akan dia memang tak mengenalku sama sekali. Kuperhatikan wajahnya dengan seksama dan aku rasa dia memang Mikaella kok, dia adalah orang yang sama yang berciuman denganku malam itu. Tapi, tunggu…. Sepertinya ada yang berbeda.

Mikaella yang aku temui kamari di bar kurasa rambutnya taak sepanjang dengan Mikaella yang sekarang ada di hadapanku saat ini. Masa iya, dalam waktu sehari rambutnya bisa langsung sepanjang ini?

Kuteliti lagi wajahnya, dan memang ada yang berbeda. Pantas saja kemarin, walau aku terpesona dengan Mikaella yang di bar, tapi aku tidak merasa ada kenyamanan dengannya. Tapi, berbeda yang kurasa saat bersama Mikaella  yang ada denganku saat ini. Sangat nyaman!

“Hey, kok ngeliat aku gitu banget? Ada yang aneh yah?” Dia bertanya dan membuyarkan lamunanku seketika.

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang