Ivy’s POV
Aku sempat berpikir, bagaimana jika Ella akan menanyakan tentang identitas ku di bar yang sudah pasti itu adalah identitas palsuku, mereka pasti tahu penampilan aku itu seperti apa dan sialnya aku bahkan tidak tahu berapa banyak orang yang sudah aku temui saat mabuk waktu itu.Aku memejamkan mataku dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadip pada malam itu.
~Flashback On~“Hai…. Nama kamu siapa?” Aku mendengar suara yang tidak familiar untukku, saat aku lihat ternyata ada seorang perempuan cantik yang sangat sexy bertanya padaku.
Kuteguk sekali lagi segelas vodka yang ada di tanganku dan kemudian menjawabnya.
“Uh me? I’m Batman” Jawabku asal dengan sangat sangat pelan. Percaya lah, aku sudah sangat mabuk saat ini.
“ID kamu mana? Coba sini aku liat” Katanya sambil mencari ID cardku yang ada di saku kemeja.
“Xavi Errexia, that’s a cute name” Lanjutnya, sambil tersenyum kearahku.
“Hah sebenarnya itu bukan nama asliku, itu ID palsu. Nama aku itu Ivy Rexia Xavier dan aku masih kuliah” Jawabku, dengan keadaan yang sudah sangat mabuk.
Keadaan ku saat ini juga sudah bersandar di pundak perempuan itu dengan posisiku yang menghadap kearahnya.
Perempuan itu kemudian memasukkan kembali ID kedalam saku kemejaku dan langsung berdiri, dan kulihat dia berjalan menuju sekumpulan perempuan yang lain.
Hingga beberapa saat kemudian, dengan setengah kesadaran yang kupunya aku melihat aku dikelilingi oleh beberapa perempuan yang ada di bar ini. Mataku langsung melebar dengan sempurna.
Aku mulai panik dan napasku juga sudah mulai tersengal–sengal, sepertinya ini karena ID palsu yang diketahui oleh perempuan–perempuan ini dan sudah pasti ini ulah perempuan yang tadi berbicara denganku.
~Flashback Off~
Aku harus mencari perempuan itu, walau ingatanku masih samar dan aku tidak begitu ingat wajahnya, paling tidak aku masih sedikit mengingat dan jika aku bertemu dengannya aku yakin aku akan bisa langsung mengetahui bahwa dialah orangnya.Aku tahu, bahwa untuk saat ini itu bukanlah ide yang bagus tapi karena aku putus asa jadi aku akan berpura – pura bahwa itu adalah ide yang brilliant. Dia tahu nama asliku dan aku tak bisa membiarkan itu.
Aku mengambil sepatu dan langsung memakainya kemudian keluar kamar untuk turun ke lantai bawah, tapi aku malah dihentikan dengan pertanyaan dari Papa yang tiba–tiba menahanku di depan pintu rumah.“Kamu mau kemana Rexi?” Tanya Papa dengan suara yang sedikit lebih rendah dari biasanya. “Rexi” memang nama panggilanku jika berada dirumah, berbeda jika orang luar. Mereka akan memanggilku Ivy atau Xavi.
"Uhh, aku mau belajar kelompok Pah. Sama T-tasya” Kataku, terbata-bata.
“Oh gitu yah? Coba bentar Papa mau coba telpon mamanya Tasya dulu. Awas kalo kamu bohong!” Kata Papa, dan seketika akupun menyesal karna sudah berbohong. Aku sangat takut jika aku ketahuan bohong sama Papa.
Saat Papa menelpon mamanya Tasya, aku hanya bisa menunggu dengan cemas. Semoga saja keberuntungan dapat memihak kepadaku.
“Hai Yas… Gak, aku Cuma mau nanya. Emang bener yah hari ini Rexi sama Tasya ada kerja kelompok” Kata Papa sambil melirikku.
Aku mendengar pembicaraan Papa dan tante Yasmine, walau suara tante Yasmine sedikit teredam sehingga aku sulit untuk menafsirkan apa saja yang dikatakan oleh tante Yasmine pada Papa. Hah, aku hanya pasrah!
“Oh okay, aku Cuma mau mastiin aja kok. Kamu kan tahu anak jaman sekarang itu kayak gimana, bilangnya belajar taunya malah keluyuran” Kata Papa, sambil tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cium aku lagi (gxg) || END
Romance19 tahun, Ivy Rexia Xavier itulah namanya. Dia selalu berfikir bahwa tidak ada hal yang lebih baik yang dapat dilakukan lagi untuk mengatasi kebosanan dalam hidupnya ini. Maka dari itu dia berniat untuk night driving di pusat kota untuk menghilangka...