Terungkap

9.1K 862 27
                                    

Ivy’s POV

Setelah dengan susah payah nya aku untuk mendapatkan ijin dari Papa agar bisa keluar mala mini, akhirnya aku dapat pergi juga walau harus dengan cara cara berbohong kalau ada acara dirumah temannya kak Davi, dan untung nya kak Davi bisa diajak kerjasama untuk membantuku membohongi Papa.

Tidak usah ditanyakan untuk apa aku keluar malam ini, kalian pasti sudah tahu untuk apa. Yap, untuk bertemu dengan Mikaella.

Sebelum aku masuk ke mobil dan pergi ke bar tempat dimana aku dan Mikaella janjian, aku pastikan terlebih dahulu untuk benar–benar terlihat keren malam ini walau hanya dengan tampilan yang cukup simple.

Karna sejujurnya, ada sesuatu hal yang sedang aku rencanakan dan aku harap kebingungan ku selama ini dapat terjawab secepatnya.

Aku tak banyak merias diri sebenarnya, karna menurutku yang penting rapih dan harus wangi. Karna hanya dua hal itu yang bisa membuatku lebih percaya diri. Setelah kurasa cukup untuk bersiap–siap, akupun segera menuju ke bar tempat aku dan Mikaella akan bertemu disana.

Begitu aku tiba, aku langsung memarkir kan mobilku dan melihat bahwa Mikaella sedang berdiri di dekat pintu masuk dan seperti sedang berdebat dengan penjaga pintu masuk bar itu. Apa ada masalah?,pikirku.

“Hey, ada apa kok rebut–rebut disini?” Aku bertanya saat aku telah berdiri di belakang Mikaella sambil menatap keduanya yang sedang berdebat sedari tadi.

“Kamu kenapa, apa ada masalah?” Tanyaku, lembut.

Mikaella berbalik kemudian menatapku kesal karna mungkin dia kesal karna sedari tadi aku tak kunjung menjawab panggilan telepon darinya.

Tapi begitu dia sudah menatapku, dia terlihat seperti kehabisan kata–kata dan melihat penampilan ku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku merasa aneh dengan tingkahnya sekarang.

Aku rasa tak ada yang salah dengan penampilanku mala mini. Aku hanya mengenakan celana jeans hitam dan atasanku hanya menggunakan bra sport dan dilapisi kemeja oversize yang kancingnya kubiarkan terbuka yang otomatis memperlihat kan dengan jelas otot perutku, dan sepatu vans hitam dan juga topi yang menjadi pelengkap penampilan ku saat ini.

“Ivy… umm, you look so…. Hot” Katanya, dengan wajahnya yang telihat begitu konyol dihadapanku. Aku hanya terkekeh melihatnya.

“Kamu juga cantik kok. Emm, apa ada masalah yah sampai harus berdebat kayak tadi?” Kataku, dan kulihat pipinya memerah karna ucapanku. Uh, she so cute!

“Gak kok, ini kata Mbak nya aku gaboleh masuk karna aku gak ada ID. Terus aku bilang aku udah janjian sama kamu tapi dia ga percaya” Katanya, sambil memanyunkan bibirnya. Dia terlihat seperti anak kecil sekarang.

“Emang kamu gapunya ID–nya?” Tanyaku, heran.

“Emang gak ada” Jawabnya, santai.

Aku merasa ada yang janggal, bagaimana bisa dia tidak memiliki ID sedangkan waktu itu kita bertemu di tempat yang sama dan sudah dipastikan bahwa dia juga pasti memiliki ID–nya, karna kalau tidak bagaimana mungkin dia bisa masuk dan tentunya bertemu denganku?. Aku jadi bingung.

“Yaudah, kamu masuk aja bareng aku” Kataku, dan aku baru menyadari bahwa Mbak yang tadi berdebat dengan Mikaella ini adalah wanita yang sama yang waktu itu pernah hampir saja mencium ku di bar tapi digagalkan oleh “Mikaella”.

Entahlah, aku masih bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Aku dan Mikaella langsung masuk dan aku hanya mengabaikan Mbak yang tadi di depan, walau aku tahu dia tak berhenti menatapku. Begitu sampai di dalam aku langsung meminta Mikaella untuk menjelaskan apa yang mau dia katakana padaku setelah aku selesai memesan minum.

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang