Author’s POV
Saat ini Mikaella sedang berada di ruang makan bersama Kakak dan Papinya yang baru saja tiba tanpa mengabarinya terlebih dahulu.Ketiganya makan dengan tenang, kedua orang “tamu” yang baru saja datang tersebut hanya bisa tersenyum penuh arti saat menyantap makanannya, tapi lain hal lagi dengan apa yang dirasakan oleh Mikaella.
Dia berharap bahwa Kakak dan Papinya itu akan ada urusan setelah ini, agar dia dan Rexi dapat “terselamatkan”.
Mikaella’s POV
“Ella…” Papa memanggil ku saat kita sudah selesai makan, tak lupa diiringi oleh senyumannya yang tak dapat kuartikan apa maksudnya.“Iya Pih?” Jawabku, berusaha tenang.
Aneh, lagi–lagi Papi menatapku dengan senyuman yang menurutku membingungkan itu.
“Apa hubunganmu dan Rexi sudah membaik? Papi dengar hari ini dia sudah balik ke Indonesia” Pertanyaan dari Papa barusan, spontan membuatku gugup setengah mati.
Papi memang tahu kalau aku dan Rexi ada masalah, tapi aku tidak menyangka Papi akan tiba-tiba bertanya seperti ini.
“Ah… I-iya Pih. S-sudah kok” Jawabku, dengan terbata–bata karna rasa gugup yang luar biasa ini.
Dan kulihat, kak Cheella dan juga Papi hanya terkekeh pelan mendengar jawaban ku. Kulihat kak Cheella dan juga Papi dengan perlahan menaruh sendoknya kemudian meminum segelas air putih disampingnya sambil tersenyum padaku.
Setelah itu, keduanya secara bersamaan bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ku kea rah pintu apartmenku. Aku yang masih bingung dan ingin menanyakan kemana mereka akan pergi.
Namun, belum sempat aku mengeluarkan suara untuk bertanya, kak Cheella berbalik kearahku sambil menatapku dengan tatapan “meledek?”. Entahlah, aku juga bingung mengartikannya.
“Aku dan Papi akan keluar sebentar, sekaligus ingin pergi ke rumah sahabatnya Papi. Kamu jangan lupa bereskan meja dan segera suruh Rexi keluar dari kamarmu untuk sarapan yah adik manis….” Katanya, sambil terkekeh pelan.
Aku langsung saja mengangguk dengan cepat mengiyakan perintah Kakak ku itu. Tapi tak lama kemudian, akupun langsung tersadar akan kalimat terakhir dari kak Cheella yang sontak membuatku kaget.
“Loh, kok Kakak bisa tahu?” Tanyaku seketika, dan membuat kak Cheella dan juga Papi yang masih diambang pintu tertawa kecil karna melihat ekspresiku.
“Astaga~ Bagaimana caraku bisa mengajari adikku yang bodoh ini hmm?? Semua orang yang melihatmu saat ini juga pasti akan langsung tahu dengan mudah, bahwa dengan siapa kamu menghabiskan waktu tadi malam setelah melihat banyaknya bekas di lehermu itu” Kata kak Cheella.
Mendengar hal itu, aku jamin bahwa pipiku sudah sangat merah sekarang karna malu luar biasa.
“Dan lagipula…. Baju siapa yang kamu pakai ini hmm? Aku bahkan tak pernah melihatnya ada di lemarimu” Lanjutnya lagi.
Dan beginilah aku, jadi bahan tertawaan kak Cheella dan juga Papi. Tapi, seketika aku tersadar akan satu hal…
“Papi gak marah, aku sama Rexi?” Tanyaku, memberanikan diri.
“Sudahlah, Papi buru–buru harus pergi.
Dan untuk pertanyaan mu itu, kamu langsung Tanya aja sama calon menantu Papi itu yah” Jawab Papi, tapi masih diselingi tertawaan nya yang belum hilang.Keduanya akhirnya pergi dan meninggalkan ku dengan kebodohan sembari melihat kembali kemeja kebesaran milik Rexi yang melekat di tubuhku.
“Yaaaiiissshh Rexi, aaa aku malu banget” Teriakku, dan langsung berlari menyusul Rexi yang ada di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cium aku lagi (gxg) || END
Romance19 tahun, Ivy Rexia Xavier itulah namanya. Dia selalu berfikir bahwa tidak ada hal yang lebih baik yang dapat dilakukan lagi untuk mengatasi kebosanan dalam hidupnya ini. Maka dari itu dia berniat untuk night driving di pusat kota untuk menghilangka...