Mikaella’s POV
Tak terasa aku malah tertidur di kamar Rexi karna kelelahan menangis tadi. Saat aku mengecek ponsel untuk melihat jam berapa sekarang, aku langsung kaget ternyata sudah malam.Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan wajahku. Aku harus cepat, karna mengingat aku belum menyapa sama sekali calon mertuaku, hehe….
Setelah selesai, aku langsung keluar kamar dan menuju ruang keluarga dan melihat ada Om Tara, Papanya Rexi yang sedang menonton TV sambil minum kopi.
“Hai Om” Sapaku, gugup. Karna mendengar sapaanku, Om Tara yang tadinya fokus ke acara TV langsung menatapku dengan senyuman ramahnya.
“Hai, kamu udah bangun? Sini duduk sama Papa” Kata Om Tara, yang membuatku langsung kaget karna panggilannya padaku.
“Ehh?” Ucapku, sambil tertunduk menahan malu.
“Hahahaha…. Jangan kaget gitu, kamu harus perbiasakan juga manggil Om dengan sebutan Papa. Sini–sini duduk dulu, Papa mau ngomong” Kata Om Tara, eh Papa Tara maksudku.
“Iya Pah” Jawabku, kemudian akupun mulai duduk disampingnya.
“Gimana hubungan kamu sama Rexi? Ngeselin gak anaknya?” Tanya Papa sambil terkekeh, dan aku hanya tersenyum mendengarnya.
“Baik kok Pah, emm Rexi dimana yah Pah? Kok gak keliatan” Tanyaku, sambil melihat sekeliling rumah mencari keberadaan Rexi.
“Dia lagi tidur dikamar tamu, kan kamu gak biarin dia masuk ke kamar tadi, hahaha…” Jawab Papa Tara sambil tertawa, dan aku hanya tertunduk malu mendengarnya.
“Bangunin gih, biar kita makan bareng” Kata Papa Tara, sambil berlalu ke meja makan.
Aku sebenarnya masih kesal dengan Rexi soal tadi. Tapi karna tidak ingin membuat Papa Tara menunggu, aku jadi terpaksa harus membangunkannya.
Saat aku masuk kedalam kamar tamu, Rexi masih tertidur pulas tanpa melepas pakaiannya yang tadi. Huh, dasar anak ini! Kudekati, kemudian duduk di samping ranjangnya sambil mengusap pipinya lembut.
Aku heran mengapa wajahnya bisa seimut ini saat tertidur lelap. Menggemaskan!
“Hey, bangun yuk. Udah ditungguin Papa buat makan malam bareng” Kataku, sambil menggoyangkan sedikit perutnya.
Dan tak lama setelah itu, dia mulai terusik dan akhirnya terbangun sambil mengucek matanya.
“Udah jam berapa?” Tanyanya, dengan suara serak khas baru bangun tidur.
“Udah ayo, aku tungguin diluar sama Papa” Ketusku, kemudian berjalan keluar kamar.
Ivy’s POV
Aku hanya menatap punggung wanitaku yang perlahan tak terlihat lagi setelah meninggalkan ku sendirian di kamar.Aku pikir saat dia membangunkan ku tadi, dia sudah tidak marah lagi, ternyata tidak! Dia masih marah.
Daripada meratapi nasib, aku memutuskan untuk segera ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahku agar terlihat lebih segar dan sekalian mengganti pakaianku dengan yang lebih santai.
Setelah selesai, aku langsung keluar menyusul Mikaella dan Papa yang ternyata sudah duduk di meja makan.
“Malam Pah… Hey sayang” Sapaku ke Papa, dengan nada yang mulai memelan saat menyapa Mikaella yang terlihat tak menghiraukan ku sama sekali.
“Ayo makan dulu, kita udah lama gak makan bareng kayak gini” Kata Papa.
“Mama mana Pah?” Tanyaku, karna sedari tadi aku pulang, Mama sama sekali tak terlihat keberadaannya.
“Mama lagi keluar, kita makan aja duluan” Kata Papa, terlihat sekali bahwa Papa tak ingin membahas soal keberadaan Mama.
Akupun mulai membalikkan piring dan berniat mengambil nasi. Tapi sebelum itu terjadi, Mikaella sudah mengambil piringku dan mulai mengambil makanan untukku. Ah, sungguh idaman sekali wanitaku ini.
“Oh iya, kamu kapan mulai kuliah lagi?” Tanya Papa padaku.
“Emm bes~~” Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, tiba–tiba aku dikejutkan dengan dering telepon yang ada di saku celanaku.
Saat aku lihat siapa yang menelpon, ternyata Tasya. Kulirik sebentar kearah Mikaella yang terlihat tak peduli denganku sebelum kuangkat panggilan telepon dari Tasya.
Author’s POV
“Iya hallo?” Jawab Rexi setelah telepon tersambung.“APA?! OKE AKU KESITU SEKARANG!” Terdengar nada panic dari Rexi.
“Ada apa?” Tanya Papa Rexi yang ikutan panik melihat kepanikan dari Rexi setelah menerima telepon tersebut.
“Pah, aku pamit pergi bentar yah. Sayang aku pamit yah, aku janji bakal ceritain ada apa kalo aku nanti udah pulang yah” Pamit Rexi buru–buru, sambil mengusap kepala Mikaella dan segera berlalu pergi.
Dengan tergesa–gesa Rexi lari dari lift menuju salah satu unit kamar di apartemen x
DOR!! DOR!! DOR!!
Rexi mengetuk pintu itu dengn kasar.
“Sya, Tasya kamu di dalem? Ini aku Ivy! Buka pintunya Sya!” Dengan nada yang tinggi dan sedikit panic Rexi berteriak di depan pintu apartmen yang telah dibeli sendiri oleh Tasya untuk Ia tempati.
Sedangkan gadis didalam ruangan itu hanya tersenyum sambil bergumam
“Akhirnya dia datang juga” Setelah pintu dibuka, Rexi langsung masuk dan mengecek tubuh Tasya dan sesekali mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan.
“Kamu gapapa? Apanya yang bahaya? Apa yang bisa aku bantu?” Tanya Rexi khawatir.
“Gak ada apa–apa kok Vy. Aku cuma mau nonton film aja. Tapi, aku gak mau nontonnya sendirian” Jawab Tasya, santai.
“APA? Jadi, kamu nyuruh aku kesini dan bilang ada bahaya yang menimpa kamu, Cuma ini alasannya?” Rexi bertanya dengan nada tinggi dengan ke kagetan yang luar biasa melihat tingkah Tasya yang seperti ini.
“Iyah. Yaudah sih, udah terlanjur disini juga” Sedangkan Tasya hanya menjawab dengan santainya.
“Yaampun Tasya. Gara–gara hal konyol ini, aku jadi harus ninggalin orang rumah yang udah khawatir karna aku pergi tiba–tiba tadi. Lagian besok kita juga ada kelas pagi kan?! Kita gak boleh tidur malem–malem” Emosi Rexi masih diatas karna merasa telah terjebak dalam hal konyol yang diciptakan oleh Tasya.
“Aduh Ivy, udah deh. Anggap aja ini sebagai penebus kesalahan kamu yang udah ninggalin aku tanpa kabar itu” Ujar Tasya manja sambil menarik lengan Rexi untuk duduk bersamanya di depan TV layar besarnya.
Lalu dia menyandarkan kepalanya pada Rexi. Rexi hanya mendengus kesal atas perlakuan Tasya malam ini.
“Malam ini, kamu tidur disini aja yah. Ini udah malem” Ujar Tasya yang masih dengan nyamannya bersandar di dadanya Rexi.
Belum sempat Rexi menjawab, Tasya sudah berkata lagi….
“Dan aku gak terima penolakan” Ujar Tasya sambil menekan tombol play pada remote TV miliknya.
Sedangkan, Rexi hanya mendengus kesal karena dia tahu bahwa sudah tidak akan berguna lagi penolakannya pada saat seperti ini.
Sebelum fokus menonton, Rexi menyempatkan waktu untuk mengabari Mikaella dan bilang bahwa dia tidak akan pulang malam ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai hai semua, lagi apa nih? Gabut aja atau gimana pas baca cerita aku? Salam kenal yah, hehe....Gimana? Gimana? Tasya ngeselin ga orangnya? Ahahha.....
See u on the next chapter.....
Xoxo❤
I.m
KAMU SEDANG MEMBACA
Cium aku lagi (gxg) || END
Romance19 tahun, Ivy Rexia Xavier itulah namanya. Dia selalu berfikir bahwa tidak ada hal yang lebih baik yang dapat dilakukan lagi untuk mengatasi kebosanan dalam hidupnya ini. Maka dari itu dia berniat untuk night driving di pusat kota untuk menghilangka...