A good kisser :)

11.5K 778 35
                                    

Ivy’s POV

Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke kafe untuk bertemu Mikaella sesuai dengan ajakan dia semalam. Jujur saja aku benar–benar bingung harus ngapain nanti.

Saat ini penampilanku cukup simple, hanya menggunakan kaos hitam yang dipadukan dengan kemeja flannel berwarna hitam putih yang kancingnya kubiarkan terbuka.

Tak lupa dengan ripped jeans warna hitam yang ada sedikit sobekan di bagian lututnya dan hanya dilengkapi sepatu putih dan juga tak lupa topi baseball yang ku gunakan untuk melengkapi penampilanku kali ini.

Begitu sampai, aku parkirkan mobilku dan langsung masuk kedalam kafe tempat dimana aku dan Mikaella janjian. Saat aku masuk, aroma kopi di kafe ini langsung memenuhi indra penciumanku.

Aku mulai melihat sekeliling ruangan dengan seksama untuk mencari gadis yang menjadi tujuanku, hmm!

Dari jauh kulihat seorang perempuan yang sedang duduk di pojokan kafe, dan aku dengan mudah bisa mengenalinya. Dia Mikaella. Aku menetralkan detak jantungku yang kembali berulah terlebih dahulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk mulai berjalan perlahan ke arahnya.

Dia belum memperhatikan ku dan masih fokus dengan pandangannya keluar jendela kafe. Akupun tiba di meja dimana Mikaella duduk dan dia langsung melihatku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Antara bingung, terpesona? Atau apalah aku tak tahu.

“Hai, aku Ivy” Sapaku, dan kulihat dia tersenyum manis kearahku, Meleleh aku!

“H-hai Ivy, silahkan duduk” Katanya dan langsung mempersilahkan aku untuk duduk berhadapan dengannya.

Begitu aku duduk, aku hanya menatapnya dan begitupun dia. Suasana menjadi sangat awkward tapi disaat bersamaan pula rasa nyaman itu ada.

Setelah beberapa saat terdiam dia pun memulai percakapan denganku.

“Kenapa harus pakai topi? Biar aku ga bisa ngenalin yah kalau kamu itu Erex?” Katanya sambil tersenyum mengejek kearahku. Sial!

“Toh, kamu tetap bisa ngenalin juga kan?” Jawabku, sambil melepaskan topi dan meletakannya di atas meja.

Namun, tiba–tiba kurasakan kakinya menyentuh kaki ku yang ada dibawah meja dan sedikit mengelusnya, dan kulihat dia tersenyum begitu manis kearahku.

“Sebenarnya aku udah mulai curiga kalau Ivy itu kamu, kau ingat? Aku hanya bilang wajahmu yang aku tidak ingat, bukan suara kamu, postur tubuhmu, dan mata coklat yang paling aku ingat dari wajahmu” Katanya, sambil menatapku begitu intens.

“Sejak kapan kamu mulai curiga kalau itu aku?” Aku bertanya, entahlah kali ini aku hanya berusaha untuk tetap bersikap tenang di hadapannya.

“Sejak kamu menghampiriku di toilet waktu itu” Jawabnya, sambil menegakkan badannya dan menopang dagunya, menggunakan kedua tangannya dan sambil tersenyum memandangku.

Sial, aku jadi salah tingkah sendiri tapi kucoba untuk tetap tenang walau itu sulit.

Kami kembali terdiam dengan waktu yang cukup lama, tapi kali ini dia menatapku semakin intens dan akupun membalas tatapannya tak kalah intens pula.

Sayangnya aku kalah, kualihkan pandangan ku ke minuman yang ternyata sudah dipesan olehnya. Aku teguk minuman itu dan kembali dikejutkan dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh Mikaella.

“You’re a good kisser” Katanya, yang membuatku langsung tersedak dengan minumanku.

“Sorry… sorry aku gak maksud bikin kamu kaget. Aku Cuma ngomong jujur” Katanya yang kulihat dia sambil menggigit bibir bawahnya, sial!

“Aku hampir saja sesak napas, you know!” Jawabku, dengan nada sedikit ketus yang dibuat–buat dan dia hanya terkekeh melihatku.

“Ikut aku yuk” Dia berkata kemudian berdiri tanpa menunggu jawabanku dulu, terpaksa aku ikuti saja dia.

Dan kalian tahu dia kemana? Dia mengajak ku ke toilet, kuulangi sekali lagi TOILET! Entah untuk apa, kita lihat saja nanti.

Dan begitu aku masuk, dia langsung menarik ujung kaosku dan mendorong aku ke dinding toilet dan langsung menciumku dengan begitu agresif. Kurasakan dia mengusap perutku dengan begitu sensual.

“I really love your abs” Katanya di telingaku dengan sedikit mengecup nya dan kembali meraup bibirku dengan penuh nafsu.

Aku yang mulai terbawa oleh sentuhannya langsung membalas ciumannya dengan tak kalah agresif. Kuhisap bibir bawahnya dan mulai menjelajahi seluruh rongga mulutnya.

“Aahh sshh….” Desahnya saat kuhisap lidahnya yang terasa begitu pas di mulutku.

Kurasa dia mulai mengambil sebelah tanganku dan mengarahkan ke payudara nya sambil membuat gerakan meremas secara lembut berulang kali.

“Ouuhh…. Ahhh” Desahnya sambil meremas belakang rambutku dan membiarkanku meremas sendiri payudara nya.

Mikaella menciumku dengan begitu agresif dan aku dibuat mengerang pelan saat dia semakin intens menyentuh seluruh tubuhku, kulihat dia begitu bernafsu sekarang ini.

Dia menciumku lagi dan aku merasakan lidahnya seakan meminta masuk dan aku segera membiarkannya masuk ke dalam mulutku. Kemudian dia dengan cepat mulai melepaskan ikat pinggang ku dan mulai menciumku perlahan saat dia mulai menyingkapkan sedikit ujung kaosku sambil mengelus abs ku.

Tapi sebelum kaos ku terlepas semua, ada seseorang yang masuk ke toilet. Shit!

“Ummm….. Sorry, gue Cuma mau ke toilet kok” Kata orang tersebut kemudian langsung masuk ke salah satu bilik yang ada di toilet tersebut.

Aku kira Mikaella akan tetap melanjutkan kegiatan kita tadi, tapi malah sebaliknya. Dia malah melepaskan pegangannya dari bajuku dan melangkah mundur setelah merapikannya kembali.

Tapi, kulihat dia kembali mendekatiku dan memperbaiki ikat pinggang ku yang sudah dia buka tadi dan kemudian berbisik padaku.

“Aku menyukainya, dan aku harap kita akan melakukan nya lagi sayang” Bisiknya dengan begitu sensual di telingaku.

“Dan aku juga tahu kalau kamu belum ada yang punya” Lanjutnya lagi sambil mengusap rahangku dan setelah itu dia meninggalkan ku yang sedari tadi sedang menetralkan detak jantung yang kembali berulah karna mendengarnya memanggil ku dengan sebutan sayang.

Aku kembali merapihkan penampilanku dan keluar dari toilet, saat aku keluar aku sudah tidak melihat ada Mikaella lagi di dalam kafe karna meja yang tadi kami tempati sudah kosong.

Akupun keluar dari kafe dan menuju mobilku dan langsung pulang. Ah iya, aku lupa menanyakan soal kenapa dia tak mengenaliku pada saat awal sesi tutor dimulai, padahal sebelumnya aku sudah bertemu dengannya di bar dan dia mengenaliku disana.

Sudahlah, nanti saja akan ku tanyakan.
.

.

.

.

.

.

.

Sorry gaes,baru bisa double up nya sekarang dan sekalinya double up malah part ginian,hehe

See u on the next chapter,xoxo❤

I.m

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang