Pisah

3.2K 372 30
                                    

Ivy's POV

"MARI BERPISAH" Lirih Mikaella, sambil menatapku sendu.

Duniaku seakan runtuh seketika hanya dengan mendengar dua kata yang begitu aku hindari dalam hubungan ini, dua kata menyakitkan yang keluar dari mulut seseorang yang begitu aku cintai.

Seketika bayangan saat dimana aku melihat kekasihku bersama seorang Pria hingga berakhir di sebuah hotel terngiang di pikiranku. Apa dia ingin meninggalkan ku karna pria itu?

"Haha ayolah sayang, kamu ngomong apaan sih? Gak lucu ah becandanya" Ucapku, berusaha tak mempercayai omongan Mikaella.

"Kamu lagi ngerjain aku aja kan? Udah yah, gak usah ngomong yang aneh-aneh. Kita sarapan aja yuk, aku laper nih mau maka---" Belum selesai aku ngomong, Mikaella sudah langsung berdiri dam berjalan mengambil kopernya yang entah sejak kapan sudah tertata rapih di samping lemari.

"Hei-hei kamu mau kemana? Kok bawa-bawa koper? Kamu mau ninggalin aku hmm?" Aku begitu panik saat Mikaella langsung berjalan meninggalkanku sambil menyeret kopernya.

Dia terdiam sesaat, setelah menghela nafasnya kemudian keluarlah kalimat yang paling aku benci yang keluar dari mulutnya.

"We're done Rex, we're done" Ucapnya sambil menatapku dengan linangan air mata yang sudah sedari tadi membanjiri pipinya.

Entah mengapa, emosiku langsung terpancing saat mendengar ucapannya.

"HAHAHA kamu mau ninggalin aku? Kamu udah gak sayang lagi sama aku? Kita udah mau nikah sayang, masa kamu mau ninggalin aku, salah aku apa hiikkss?! Oh, aku tahu! Pasti kamu udah bosen kan sama aku?......

Harusnya dari awal aku tahu kalau kamu sebenarnya gak benar-benar cinta sama aku! Kamu pikir aku gak tau kalau kamu selama ini jalan sama Pria lain HAH?! Ngapain aja kamu sama dia di kamar hotel kemaren?" Teriakku frustasi dengan isakka yang juga keluar dari mulutku.

Mikaella terlihat kaget dengan ucapanku barusan.

"Apa Hah?! Kamu kaget kalau aku tahu? Udah puas tidur sama dia? Gimana, enak rasanya ditiduri oleh seorang Pria?" Teriakku lagi karna emosi yang sudah menguasaiku, aku sudah tak sadar lagi dengan setiap kalimat yang aku keluarkan untuk kekasihku ini.

PLAK!!!

Aku terdiam saat tamparan keras mengenai pipiku dan langsung menimbulkan luka di sudut bibirku.

Kutatap Mikaella yang saat ini sudah menangis terisan menatapku. Hatiku terenyuh melihatnya, apa yang sudah aku lakukan ya Tuhan?

Kucoba dekati, tapi Mikaella seakan menghidar dan mengisyaratkan ku agar tidak mendekat kearahnya. Setelah berusaha menenangkan dirinya, Mikaellapun merogoh sesuatu dari dalam tasnya dan langsung memberikannya padaku.

Aku terdiam membeku ditempatku berdiri, ditanganku saat ini ada bukti reservasi kamar dari hotel yang kemarin aku melihat Mikaella bersama seorang Pria, entah apa maksudnya ini.

Mikaella juga memberikan sebuah amplop berwarna pink yang baru saja ingin kubuka, namun ditahan oleh Mikaella. Kutatap Mikaella yang saat ini juga menatapku dalam.

"Datangi kamar itu kalau Anda ingin tahu jawaban dari setiap pertanyaan Anda tadi, dan buka amplopnya saat Anda sudah tiba disana. Keputusan saya sudah bulat, mulai detik ini Anda dan saya sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Saya permisi" Jelasnya, sambil berlalu meninggalkan ku.

Aku berusaha mengejarnya sampai di depan lobby apartmen, tapi aku langsung terdiam saat melihatnya dijemput oleh Pria yang sama saat aku lihat bersamanya di hotel kemarin.

Sebelum masuk ke mobil, kutahan tangan Mikaella dan dia langsung berbalik menatapku setelah kulihat dia menghapus air matanya.

"Kamu mau ninggalin aku?" Tanyaku, lirih. Helaan nafasnya begitu berat kudengar.

"Cobalah untuk berkaca, yang pergi meninggalkan itu SAYA atau ANDA?"Ucapnya, datar.

Dan langsung memasukki mobil yang langsung melaju meninggalkanku yang langsung jatuh lemas di depan lobby apartmen. Aku berusaha untuk tetap tenang.

Aku teringat perkataan Mikaella tadi saat masih dikamar. Aku harus segera datang ke tempat yang tadi Mikaella katakana, aku harus menemukan jawabannya.

Demi Tuhan, aku tak mau jauh dari Mikaella.

Begitu tiba di unit, aku langsung berlari ke kamar untuk segera bersiap, aku memutuskan untuk mandi sebentar karna badanku sangat gerah sedari tadi.

Namun, saat semua pakaianku sudah terlepas semua, aku terkejut saat menatap cermin yang menampilkan pantulan tubuhku yang dipenuhi oleh kissmark yang cukup banyak.

"Apa semalam aku lakuinnya bareng Mikaella yah? Tapi kok tadi di minta putus?" Heranku.

Kuputuskan untuk membiarkannya saja walau aku masih heran dari mana asalnya. Aku langsung bergegas mandi dan bersiap.

Tak butuh waktu lama, 15 menit aku sudah siap dan langsung menuju ke hotel yang kemarin aku lihat Mikaella ada disana.

Setelah tiba di hotel, aku langsung menujunjukan bukti reservasi pada resepsionis dan langsung di berikan kunci kamar tersebut.

Tak mau menunggu waktu lama lagi, aku langsung menuju kamar yang dimaksud. Saat aku memasukki kamar tersebut, aku disambut dengan taburan mawar merah sepanjang lantai living room hingga menuju sebuah ruangan yang aku tebak bahwa itu adalah kamarnya. Kuarahkan pandanganku ke sekeliling rungan yang terlihat begitu romantic suasananya.

Kucoba berjalan lagi hingga tiba di sebuah ruangan yang kuyakini adalah kamar tadi, saat kubuka aku dibuat tertegun melihat apa yang ada. Seketika rasa bersalah hingga penyesalan yang luar biasa mulai aku rasakan yang seakan meremukkan hatiku.

Author's POV

Tanpa disadari oleh Rexi, sedari tadi dia memasukki hotel hingga kamar tersebut ada seseorang yang sudah memandang sendu dirinya.

"Semoga kamu bahagia walau kita sudah tak lagi bersama. Aku sayang sama kamu" Lirih seseorang itu, dan langsung pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

And buat kalian yang siders, TERSERAH kalian mau ngapain. Hah, Udahlah. Bye.

See u on the next chapter, xoxo❤

I.m

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang