Sinyal

6K 500 17
                                    

Ivy’s POV

Aku terbangun karna mendengar samar–samar bunyi panggilan masuk dari ponselku. Ku pinggirkan tangan Tasya yang memeluk pinggangku dari belakang. Lalu aku turun perlahan agar tak membangunkannya.

Aku menuju dapur untuk minum dan sekalian mengangkat panggilan yang ternyata dari Mikaella. Saat kulihat jam di dinding, ternyata baru jam 3 subuh.

“Apa dia gak tidur yah?” Pikirku. Begitu ponselku sudah di telinga, aku dibuat terpaku seketika…

“Pulang sekarang!” Kata Mikaella, dingin.

“Say~~” Belum selesai aku menanggapinya, panggilan teleponnya sudah terputus secara sepihak olehnya.

Hah, sepertinya aku harus benar–benar pulang sekarang sebelum nyawaku jadi taruhannya. Aku segera menuju kamar Tasya untuk sekedar berpamitan dengannya.

Namun, saat aku masuk dan melihatnya tertidur dengan begitu pulan, aku jadi tidak tega untuk membangunkannya.

Karna hal itu, aku terpaksa menulis note kecil dan kutaruh diatas nakas disamping tempat tidurnya. Setelah itu, aku langsung bergegas pulang ke rumah.

-------------------------------------

Ketika menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit karna lalu lintas yang sepi karna masih subuh untuk berkendara, kini akhirnya akupun tiba dirumah.

Ketika masuk, aku langsung menuju kamar untuk bertemu Mikaella. Semoga saja dia sudah tidur agar aku bisa aman malam ini. Tapi, saat kubuka pintu kamar malah yang aku dapati malah kamarku dalam keadaan kosong tidak ada siapa–siapa.

“Loh, Mikaellanya kemana?” Bingungku.

Tak lama, kudengar ada pesan masuk di ponselku yang mengatakan bahwa dia sudah pulang ke apartmennya tadi saat aku mengabarinya untuk tidak pulang malam ini.

Dan dia juga berpesan untuk segera datang besok ke apartmennya untuk menjelaskan semuanya.

Sebenanrnya dari semua pesan yang dikirimkan oleh Mikaella, semuanya aman–aman saja. Hanya saja, semua pesannya diketik dengan begitu singkat.

“Fikss, dia marah” Gumamku, lemas.

Setelahnya, akupun memilih untuk segera tidur biar nanti besok saja aku akan menemui Mikaella, kekasihku.

-----------------------------------------

Disinilah aku sekarang, di depan pintu unit apartmennya Mikaella yang sudah sedari tadi aku ketuk tapi tak kunjung dibuka oleh Mikaella.

Dan sekarang kurang lebih sejam sudah aku berdiri disini.

Aku yakin dia ada di dalam, dan berniat untuk menghukumku dengan cara seperti ini, Sial! Setelah menunggu selama 15 menit kemudian, akhirnya pintupun terbuka dengan disambut dengan tatapan datar Mikaella yang membuatku kikuk seketika.

“Masuk” Katanya, datar.

Akupun langsung masuk dan hanya mengikuti Mikaella yang berjalan kearah kamarnya. Hah, jantungku rasanya ingin copot saja!

“Duduk” Perintahnya, dan akupun langsung nurut.

Setelahnya, dia duduk di ranjang yang otomatis langsung berhadapan denganku yang duduk di sofa kamarnya.

“Jelasin” Singkatnya.

Melihat dia yang begitu cuek padaku, mau tidak mau akupun langsung menceritakan semuanya padanya, minus soal Tasya.

Karna aku bilang aku bersama temanku yang lainnya. Bisa mati aku, kalau bilang semalaman aku sama Tasya.

“Aku nungguin kamu tau gak, terpaksa aku langsung pulang karna kamu bilang gak bakalan pulang semalam. Aku khawatir semalaman sampai gak bisa tidur, makanya aku nelpon kamu suruh pulang” Katanya, panjang lebar.

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang