Author’s POV
“Bentar yah sayang” Kata Rexi, sambil melepas pelukan erat Mikaella dan melumat sebentar bibir Mikaella setelah itu berjalan untuk membuka pintu apartmen.Cklek!
Rexi membuka pelan pintu apartmennya Mikaella, dan begitu melihat siapa yang bertamu Rexi pun kaget sekaligus senang melihat tamu yang datang.
Mikaella’s POVKarna penasaran siapa yang datang, akupun menyusul Rexi untuk melihat siapa tamu yang datang pagi–pagi begini. Saat aku tiba di depan pintu ternyata….
“Papi?” Sapaku, sambil melirik seorang wanita yang berada disampingnya.“Siapa dia?” Batinku, bertanya.
Karna menyadari tatapan bingung dariku dan juga Rexi terhadap wanita yang dibawanya, Papi malah hanya tersenyum tipis. Aneh!.
“Papi gak dibolehin masuk nih?” Tanya Papi, dengan senyum tengilnya.Aku yang masih bingung, tak sadar bahwa Rexi sudah mempersilahkan Papi dan wanita itu masuk.
“Udah ayo masuk yuk” Ajak Rexi, dan akupun menyusul Papi yang sudah masuk dan duduk duluan di meja makan.
Setelah duduk, aku menatap Papi dan memberikan kode untuk mengenalkan siapa wanita yang datang bersamanya pagi ini.
“Ah Papi sampai lupa ngenalin. Ella, Rexi nih kenalin teman Papi, namanya tante Sarah” Ucap Papi, memperkenalkan.“Oh, temen…” Batinku, sambil mengangguk pelan.
“Hai tante! Aku Ella dan ini Rexi, Pacar aku” Kataku sambil bersalaman dengan tante Sarah dan Rexi hanya tersenyum tipis menanggapi ucapanku.
Entahlah, aku merasa ada tatapan lain dari tante Sarah saat menatap Rexi sehingga aku harus memperkenalkan Rexi sebagai kekasihku. Huh, semoga saja firasatku salah.
“Hi girls, seneng akhirnya bisa ketemu kalian. Papi kalian sering loh ceritain kalian sama tante” Kata tante Sarah.
“Emang Papi cerita apa aja Tan?” Tanyaku, basa–basi. Jujur, aku mulai tak suka dengan tatapan tante Sarah ke Rexi.
“Udah–udah gak usah kepo kamu. Kita sarapan aja dulu yuk, abis itu ada yang mau Papi bicarain sama kalian berdua” Potong Papi, dasar ngeselin!Akhirnya kamipun sarapan bersama tanpa suara sedikitpun, dan lagi–lagi yang membuatku jengkel adalah perhatian tante Sarah yang menurutku, BERLEBIHAN!
Bagaimana tidak? Mereka berdua kan baru saja kenal, tapi tante Sarah sudah sangat sigap untuk mengambil piringnya Rexi dan langsung mengambil nasi dan lauk untuk Rexi.
Rexi yang mungkin tahu aku kesal karna itu, dia hanya mengusap pelan pahaku yang ada dibawah meja untuk menenangkan ku. Setelah selesai makan, kami semua duduk di ruang tamu.
“Tadi Papi bilang ada yang mau di omongin, ngomongin apa?” Tanyaku, sambil menyenderkan kepalaku di pundak Rexi.
“Papi dan om Tara udah putusin buat biarin kalian tinggal berdua di apart ini. Biar kalian kalau mau ke kampus nanti Rexi gak perlu jauh–jauh buat jemput kamu” Kata Papi, dengan tante Sarah yang saat ini duduk di samping Papi sambil terus menatap Rexi, menyebalkan!
“Kamu gimana Rexi? Gak apa–apa kan kalau om ajak kamu tinggal disini? Soalnya kakaknya Ella juga katanya mau lanjutin kuliahnya lagi di Uk” Lanjut Papi, sambil menatap teduh Rexi.“Aku sih gapapa Om. Toh, aku juga seneng bisa selalu deket sama Ella” Jawab Rexi, sambil mengusap tanganku yang sedang menggandeng lengannya.
“Syukurlah, kalau kamu gak keberatan. Om jadi tenang kalau mau ninggalin Ella untuk kerja di Uk” Kata Papi.“Iya om tenang aja. Rexi janji bakal jagain Ella” Jawab Rexi yakin.
Papi dan tante Sarah saling tatap dan melihat Rexi dengan senyuman ramah mereka. Aku semakin merasa ada yang aneh, tapi entah apa itu.
“Yaudah, Papi gak bisa lama–lama. Papi mau langsung terbang ke Uk, kalian hati–hati yah. Kalau ada apa–apa jangan lupa kabarin Papi” Kata Papi sambil berdiri kemudian memelukku dan juga Rexi.
“Iya Pih. Papi hati–hati yah, jangan lupa ngabarin kalau udah nyampe” Kataku, dalam pelukan Papi.“Iya anak Papi yang paling cantik” Kata Papi, lalu mengecup keningku.
“Tante juga pamit yah, byee” Pamit tante Sarah, bedanya kali ini hanya Rexi yang dipeluknya sedangkan aku hanya disalamin. Rese!
Sepeninggalan Papi dan temen ganjennya itu, aku kembali duduk di sofa sambil mengerucutkan bibirku. Aku kesal, benar–benar kesal! Dasar Tante–Tante kurang belaian!
“Kamu kenapa? Kok cemberut gitu?” Tanya Rexi, sesaat dia sudah duduk disampingku.
“Au ah, aku lagi kesel! Dasar Tante–tante ganjen!!!!!!” Teriakku.
Rexi yang mendengarku berteriak hanya terkekeh sambil membawaku kedalam pelukan hangatnya. Huh, dengan cara sederhana seperti ini saja aku langsung dibuat tenang, akupun langsung membalas pelukan Rexi.
Ku sembunyikan wajahku kedalam ceruk leher Rexi sambil sesekali mengecupnya mesra.
Seharian itu kami berdua habiskan dengan bermanja–manja saja, karna mengingat besok kita sudah harus masuk kuliah dan pasti akan disibukkan lagi dengan tugas–tugas yang ada.
Akupun putuskan untuk mengabaikan saja Tante ganjen tadi, selagi ada Rexi di sampingku aku tak perlu takut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya bisa up lagi, sorry kalo pendek yah... Ini aja aku paksain biar ga trllu lama. Soalnya lgi sibuk'nya di rl sama badan lagi kurang fit juga.Stay safe yah guys, harus sehat pokoknya biar aku seneng, hehe😋
Jgn lupa vommet yah....
See u on the next chapter, xoxo❤
I.m
KAMU SEDANG MEMBACA
Cium aku lagi (gxg) || END
Romance19 tahun, Ivy Rexia Xavier itulah namanya. Dia selalu berfikir bahwa tidak ada hal yang lebih baik yang dapat dilakukan lagi untuk mengatasi kebosanan dalam hidupnya ini. Maka dari itu dia berniat untuk night driving di pusat kota untuk menghilangka...