Mulai Merindu!?

10.8K 806 2
                                    

Ivy’s POV

Setelah tiba di kelas yang sangat membosankan ini, aku langsung menuju ke tempat duduk yang biasa aku tempati. Setelah itu akupun melanjutkan tidurku yang sempat tertunda tadi pagi. Beruntungnya aku karena hari ini dosennya tidak jadi masuk, jadi aku tidak perlu dimarahin karna ketahuan tidur di kelas.

Saat jam makan siang, akupun langsung menuju ke kantin dengan perasaan yang cukup bahagia, akupun tak tahu kenapa. Sampai aku teringat bahwa kali ini Tasya tidak bisa menemani ku karena si Bara, pacarnya. Menyebalkan!

Begitu sampai, akupun langsung di tempat dimana biasanya aku dan Tasya tempati bersama kecuali hari ini, aku sendiri! Setelah makan siang yang aku pesan datang, aku langsung menyantapnya perlahan, karena aku juga tidak terlalu lapar saat ini.

Saat aku sedang makan, aku mendengar suara yang cukup familiar untuk aku belakangan hari ini, dan begitu aku berbalik untuk melihat siapa pemilik suara itu, mataku langsung tertuju pada dia yang sudah menarik aku dengan pesonanya. Ya, dia adalah Mikaella malaikat cantik yang sudah mencuri ciuman pertamaku.

Aku terus menatapnya tak henti, pandanganku sepenuhnya sudah tertuju pada Mikaella. Tapi, karena aku teringat jika ada sesuatu yang harus aku sampaikan kepadanya, aku buru-buru memfokuskan kembali pikiran ku kepada tujuanku yang semula, yang sudah pasti tentang ciuman itu.

Setelah cukup waktu untuk ku mempersiapkan apa yang harus aku bicarakan dengan Mikaella, aku menarik napas dalam-dalam dan mulai berjalan ke arahnya saat dia duduk bersama teman–temannya yang belakangan ini baru kuketahui nama geng mereka itu GIG senior’s.

Namun, aku kembali menghentikan langkahku dan berpikir bahwa tidak mungkin rasanya jika aku tetap pergi dan berbicara dengannya saat dia masih duduk dengan teman–temannya, aku memutuskan untuk menunggu sampai dia sendiri dulu baru aku akan mengajaknya untuk bicara.

Tak lama aku melihat Mikaella berdiri dan meraih tasnya, dan mulai berjalan menjauh dari teman–temannya. Melihat itu, aku langsung berdiri dan mengikuti nya yang terjadi menuju ke toilet.

Begitu kulihat Mikaella memasuki toilet, aku merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk aku berbicara dengannya tentang ciuman kami waktu itu. Hah, am I falling for this girl? I really don’t know!

Setelah menunggu sebentar sambil mengumpulkan keberanian ku, akupun memberanikan diri untuk masuk. Saat aku baru saja masuk, aku dapat melihat nya sedang cuci tangannya di wastafel, akupun perlahan menghampiri nya. Aku mulai dengan berpura–pura mencuci tangan dan berdiri disamping dia dan sesekali melirik kearahnya.

“M-mikaella?” Sial, kenapa aku harus gugup seperti ini!

“Iyaa, siapa yah?” Tanyanya.

“Uhhh, what?” Jawabku sedikit linglung.

“Do I know you?” Dia mengulang lagi pertanyaannya dengan penekanan di setiap kalimatnya.

“Ummm, e-enggak” Jawabku, Dasar bodoh! Setelah sudah menyiapkan semuanya, masa hanya ini yang dapat aku katakan ke dia? Arrgggh!

Mikaella bahkan tidak menjawab ku sedikitpun, dia hanya menatapku dengan aneh dan berjalan keluar meninggalkan aku yang masih mematung disana. Aku merutuku kebodohanku lagi kali ini. Aish, menyebalkan!

Kuliah hari ini pun berlalu perlahan seperti hari biasanya, akupun langsung menuju mobilku di parkiran dan langsung mengemudikan nya menuju rumah.

Begitu sampai dirumah dan baru saja aku masuk, aku melihat Papa dan Mama yang sedang duduk di sofa dan menatapku dengan wajah yang penuh amarah dan aku juga melihat bahwa Papa sedang memegang selembar kertas yang tak aku ketahui apa isinya.

Papa langsung menyerahkan kertas itu padaku dan ketika aku melihatnya, akupun sangat terkejut karna bagaimana Papa bisa menemukannya padahal sudah aku simpan sebaik mungkin. Jika kalian penasaran apa isinya, ini adalah Kartu Hasil Studi aku di semester ini dan dilihat dari raut wajah Papa yang marah seperti itu, sudah bisa dipastikan kan kalau hasinya tidak bagus. Oh tidak, bahkan sangat buruk.

“Jelaskan” Kata Papa, dingin. Aku mencoba mengontrol diriku dan mulai menjawab pertanyaan Papa dengan tenang.

“Kayaknya aku Cuma kurang fokus Pah di kelas” Jawabku, dan langsung berjalan menuju kamar.

“Rexi!!! Begitu caranya kamu ngomong sama orang tua hah? Gimana kamu bisa lulus kalau nilai kamu kayak gini, bisa – bisa kamu dikeluarkan dari sana” Teriak Papa dengan penuh amarah dan Mama hanya berdiri di sampingnya. Ah, dia bukan Mamaku. Mama tiri tepatnya!

“Oh, like you care?” Jawabku,santai sambil menatap mereka dengan datar.

“Papa gamau tau pokoknya nilai kamu harus meningkat, Papa bakal siapin kamu guru private dan Papa ga terima penolakan” Kata Papa tegas.

Aku hanya menggelengkan kepala karena merasa kesal dengan keputusan Papa dan langsung berlari ke kamar. Aku begitu kesal dengan semua ini, mereka terlalu banyak tuntutan tapi mereka sendiri tak pernah meluangkan waktunya sedikit untukku.

Aku yang kini sedang berbaring di kasur empuk milikku, tiba – tiba saja teringan Ella. Ah, aku suka nama itu. Kejadian dimana dia mencuri ciuman pertamaku di dalam mobilnya, dimana kami berdua begitu bergairah malam itu. Ah, mengingat nya saja membuat darahku berdesir.

Mikaella, sepertinya aku mulai merindu.
.

.

.

.

.

Oke,segitu dulu yah nanti lanjut lagi wkwkw

See you on the next chapter,xoxo

Cium aku lagi (gxg) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang