DTK=30

76 10 0
                                    

_

"Gue herman,crita nya Abdul sama apa yang gue denger kemarin tuh sama.Cuma beda letak ucapan doang"kata Angga.

"Emang kemarin denger apaan bang?"tanya Devan.

"Orang nelfon,ucapannya hampir mirip sama apa yang Abdul bilang.Tapi gue gatau itu cewe siapa"jawab Angga.

"Dimana?"tanya Devan lagi.

"Di pohon sebelah sekolah pelangi"jawab Angga.

"Mungkin ada sangkut pautnya sama yang bunuh Qina,firasat gue gitu"ujar Devan.

"Sama,mbasalahnya gue ga tau itu cewe siapa"kata Angga sembari mengusap rambutnya kesal.

"Itu beneran manusia kan bang?"

"Yaiyalah kampret,lo jangan ngadi-ngadi"jawab Angga sembari melirik kanan-kiri.

"Namanya juga nanya bang"

"Yain biar ganteng"

**

"Plis and stop,gue ga mau ada kasus apapun lagi.Cape gue setiap hari ada berita pembunuhan siswa-siswi SMA Aksara,siswi SMA Aksara bunuh diri aelah.Gada yang laen?"kesal Sanca.

"Yang bikin berita mereka yang kesel lo,anak sapa sih?"tanya Lexas.

"Nda tau"jawab Sanca.

"Dek Devii"panggil Sanca.

"Iya?"

Devi yang baru saja lewat pun berhenti dan menoleh ke arah Sanca dan Lexas yang sedang duduk santuy di depan kelas nya sembari selonjoran tanpa dosa.

"Habis kemana toh?"tanya Sanca.

"Perpus,bang.Ada yang bisa Devi bantu?"tanya balik Devi.

Sanca menggeleng lalu berdiri di ikuti dengan Lexas yang menatap seluruh gerak-gerik edan dari kakak nya ini,kalau Angga liat bisa mampus lo,Batin Lexas.

"Ga ke kantin?"tanya Sanca.

Devi melihat jam tangannya,ini masih jam pelajaran.

"Masih jam pelajaran,kalian berdua ngapain di luar?"tanya Devi.

"Biasa Vi kita berdua lagi di h-

Mulut Lexas keburu di sumpel oleh tangan Sanca.

"Nyari angin,di dalem panas banget AC nya mati"ucap Sanca.

Devi mengangguk"Devi ke kelas dulu ya?"

"Yaudah,hati-hati banyak setan yang lirak-lirik"kata Sanca.

Devi pun pergi,Lexas langsung menginjak kaki Sanca dengan keras.

"LO PENGEN GUE MATI APA GIMANA?!"kesal Lexas.

"Wah..wah santai dong adik kecil"ucap Sanca.

"LO-

"KALIAN BERDUA KENAPA MALAH RIBUT,SEKARANG MASUK KEDALAM KELAS MAU ADA ULANGAN"potong Pa Mars.

"Astaga,Pa kita berdua belajar aja engga"protes Sanca.

"Yang nyuruh kalian duduk-duduk disini siapa?saya nyuruhnya keluar sambil bawa buku,malah cabut kipas angin di dalam.Gada alesan lagi,masuk atau nilai-

"Iyak pak iyakkk"

**

"Van.."panggil Dita.

"Apa?"

"Aku boleh minta tolong ga?"tanya Dita.

Devan menjawab dengan anggukan kepala,gadis berkacamata bulat itu membuka buku paket yang sangat tebal sembari mencari-cari sesuatu.

"Nih,halaman 102 sama 103 kok ga ada ya?"

Devan mengambil alih buku paket itu lalu menarik pergelangan tangan Dita untuk duduk di kursi panjang yang ada di pinggiran.

"Lo tau alasannya kenapa ga ada?"tanya Devan.

"Ada yang nyobek kah?"tanya balik Dita.

"Pinter"jawab Devan.

"Lo baru yang minjam atau bagaimana?"

"Baru,makanya aku bingung"kata Dita.

"Gue ada yang lengkap tapi di rumah,rumah lo dimana?biar gue anterin"tanya Devan lagi.

"Eh gausah ngerepotin nanti fotoin aja"tolak Dita.

"Mau atau engga?"

"Yaudah iya,rumah aku di jalan mengantipura nomor 42"

"Oke,ada tugas yang harus di selesaikan besok?atau hari ini"

"Masih tiga hari kedepan,santai ajalah"kata Dita.

"Mungkin sore gue kesana"ucap Devan.

"Iya,terimakasih banyak ya"ujar Dita sembari tersenyum.

Devan pun membalasnya dengan senyuman hangat"Terimakasih kembali"

Devan pun berdiri dan langsung meninggalkan Dita tanpa mengajak nya untuk berjalan bersama menuju kelas mereka masing-masing.

Dita juga ikut kembali ke kelasnya karena jam istirahat sudah hampir habis waktunya.

***

~TBC

Duo Twins Kampret![✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang