DTK=40

85 12 1
                                    

"GUE GOBLOK BANGET!!!!"Angga berteriak sekencang mungkin sambil memukul-mukul kepalanya di tangan kirinya dia membawa sesuatu.

"Udan dari lahir"kata Lexas.

Kai,Angga,Lexas,Sanca,dan Sean sedang duduk-duduk santai di sekolah pelangi.Selesai mereka mengajar,mereka ingin duduk-duduk dulu.

"Bro,pinjem laptop lo"ucap Angga kepada Kai.

Kai membuka tas nya lalu memberikan laptopnya kepada Angga,dengan cepat Angga membuka sandi laptop Kai dan memasangkan flashdisk yang ia bawa.Mata Angga sibuk menatap satu persatu file yang ada di flashdisk itu,mau tak mau seluruh anak-anak pun ikut kepo.

"Plis ada,gue mohon"ucap Angga.

"Apaan sih?lo jangan bikin gue kepo!"kesal Sean.

Tangan Angga bergerak cepat mengetik file yang ia cari.

"YES!KETEMU!"teriak Angga lalu laki-laki itu memutar video cctv yang di berikan oleh satpam sekolah.

Mereka menonton video itu dengan khidmat,video ini adalah video dimana detik-detik Dinda hilang di Smakra.

Mata mereka memberi tanda bahwa mereka terkejut.Namun berbeda dengan mata Angga,laki-laki itu menampakkan sorot mata penuh emosi.

Angga langsung mengambil ponselnya dan menelfon Devan,namun tidak di angkat.Tersambung namun tidak ada tanda-tanda Devan mengangkat telfonnya.Beberapa kali Angga menelfon namun hasilnya nihil.

"Busuk banget jadi cewe"ucap Kai tak percaya.

**

Devi melepas pelukannya lalu menatap hampa ke tangannya.

"Devi kok jahat banget ya bang"

"Vi!kamu itu ga salah,Abang ga mau kamu itu nyalahin diri kamu sendiri karna kasus ini"bantah Devan.

"Tapi kalo kak Angga ga suka sama Devi,Dinda ga bakalan jadi korban bang!"ucap Devi,air matanya terus keluar.

"INI SEMUA UDAH TAKDIR VI,DIA NYA AJA YANG PUNYA OTAK TAPI GA PERNAH BISA BERFIKIR SECARA LOGIS!"

Devi mengusap air matanya kasar,ia tak ingin ribut dengan Devan hanya kasus seperti ini.Ia pun kembali memeluk Devan untuk menenangkan laki-laki itu,terasa dari hembusan nafas nya Devan sedang emosi.

Andai saja otak Devan bisa bekerja secara logis lagi,pasti semua kasus akan terbongkar.Sayangnya,otak Devan sekarang benar-benar sedang butuh istirahat

Setelah menenangkan Devi,mereka menuju ke tujuan terakhir mereka adalah rumah dia ,Devi tak asing dengan rumah ini.Devan memarkirkan motornya agak jauh dari rumah ini.

Dinda menunjukan dimana tempat kepala dan badan Dinda dikuburkan.Devan dan Devi mengendap-endap menuju tempat itu,Devi mengawasi di belakang karna mereka berjalan mundur.

Devi menabrak sesuatu membuat tubunya kaku.

"Bang,mampus kita"ucap Devi pelan.

"Sttt,kita noleh.Abang hitung ya"

"1..2..3"

"AAAAA-NJIM!"

"Stttttttttt"

"Gila!ternyata kalian berdua?!"kaget Angga.

"Loh kok Abang bisa disini?"tanya Devi.

"G-

"Sttt,ada yang keluar!"intrupsi Kai,mereka langsung menunduk.

Dan benar ada yang keluar dari rumah itu ada dua orang,yang satu menggunakan jas rapi seperti orang penting yang satunya menggunakan baju serba hitam seperti preman.

Setelah dua orang itu pergi mereka berdiri dan langsung menjauh dari rumah itu.Mereka duduk di pinggiran jalan.

"Jangan pura-pura gila lo,makan"perintah Lexas kepada Angga.

"Dari pagi belum makan nih Vi,nyariin lo terus ga di Smakra ga di sekolah pelangi.Di suruh makan juga susah"adu Lexas ke Devi.

Devi langsung menatap Angga,Angga memberikan cengiran tak berdosa sementara Devi mengangkat tangannya yang sudah di kepal.

"Nih!"

"Iya-iya,makan nih makan"kata Angga lalu memakan tahu Sumedang yang di beli oleh Lexas.

"Kalian ngapain disini?"tanya Kai.

Devan pun akhirnya bercerita,di tengah-tengah ceritanya ia mengangkat kantung plastik yang berisi tangan dan kaki Dinda.Mereka tak berminat untuk membuka atau sekedar membawa saja tak ada yang berani.

"Gue juga udah minta cctv di Smakra dan dapet,makanya kita lagi nyelidikin rumah ini.Kai juga naruh cctv mini di setiap motor siswa-siswi Smakra dan juga di beberapa titik yang ga ngejanhkau cctv.Banyak pergerakan yang orang itu pake buat ngelabuhin kita"jelas Angga.

Van..pliss otak muuu...

"Berarti sebelum dia datang ke Smakra juga udah buat beberapa masalah"tebak Sanca.

"Tapi dia emang bukan anak Smakra kan?"tanya Lexas.

Angga menggeleng"Dari gerak-gerik nya bukan,tapi setelah beberapa hari ini gue kaya sering liat dia di Smakra"

"Gue belum dapat nama dan wajahnya"kata Kai.

"Tekstur tubunya gue udah nangkap"ucap Lexas.

"Tekstur-tekstur,pala lo tekstur!"kesal Sanca.

"Postur bego"kata Sean.

"Nah itu"

"Gue..gue kaya inget sesuatu tapi apaaan!"ucap Devan mencoba mengingat-ingat kembali apa yang pernah ia lihat dulu.

***

~TBC

Plis jangan jadi silent reader ya

Duo Twins Kampret![✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang