DTK=49

79 9 2
                                    

Kehidupan keluarga Maldani sudah seperti biasa,berjalan dengan normal.Keributan setiap hari,setiap jam karena ulah dari duo twins kampret itu.Namun ada yang berbeda dari salah satu anak Ibay dan Fafa.

"Kenapa bang ko lemes?"tanya Ibay yang duduk di sebelah anak laki-laki itu yang sedang menyender kan badannya di sofa,wajahnya pucat namun Ibay tidak terlalu memperhatikan.

"Capek aja"jawab Devan.

"Kalo capek ya tidur dulu gih"perintah Ibay.

Devan menganggukkan kepalanya lalu berdiri itu pun tenaganya tak sekuat seperti Devan yang dulu.Devan menaiki satu persatu anak tangga dengan sudah payah,ia berpas-pasan dengan Devi yang akan pergi dengan Angga.

"Abis lari-lari dimana dah bang?lemes banget"tanya Devi.

"planet mars tuh"jawab Devan serak,Devi tertawa ngakak.

"Yaudah, Devi izin pamit mau pergi sama bang Angga ya.Assalamualaikum"pamit Devi.

Devan hanya mengangguk lalu melanjutkan jalannnya.

**

Sesampainya di kamar Devan langsung mengunci pintu kamarnya dan duduk merosot di pintu tersebut.Ntahlah akhir-akhir ini Devan sering merasakan hal yang aneh pada tubuhnya, tiba-tiba lemas dan kadang batuk dan muntah darah.

P

onsel Devan berdering menampilkan nama Bang-Kai.Devan mengeser tombol hijau.

Van lo dimana?

"Rumah"jawab Devan lirih.

Hah?!ngomong agak kecengan dikit bisa gak?gue ga dengar

"Rumah banggg!"

Suara lo ga kedengeran astaghfirullah,lo lagi kenapa dah?

Tut!

Devan langsung mematikan panggilan itu dan melempar ponselnya ke sembarang arah karena jantungnya terasa begitu sakit, seperti ada yang menusuk nya.

Keringat dingin membasahi tubuh Devan,Devan terbatuk dan mengeluarkan darah lagi.Sekarang tak hanya di mulut.Hidung dan telinganya pun mengeluarkan darah segar.Devan benar-benar lemas,tubuhnya ia rebahkan di depan pintu untung saja ada karpet yang sedikit tebal.Dan akhirnya Devan menutup matanya untuk beristirahat sebentar.

**

"Kok telinga Devi sakit ya bang"tanya Devi ke Angga.

Mereka berdua sedang berada di taman.

"Ada semut nya kali coba sini aku liat-

"Engga!ini tuh bukan gigitan semut tapi kaya ada suara yang bikin telinga Devi sakit"potong Devi.

"Perasaan kamu aja kali Vi"kata Angga.

Devi pun mengangguk ia kembali bermain gelembung bersama Aundrey anak dari kakak nya Angga.

**

Perasaan tak enak terus menyelimuti hati Devi ia pergi dengan Angga seharusnya senang dong,ini malah nunjukin senyum yang terpaksa.

"Vi kamu kenapa?dari tadi kok bengong terus sih?"tanya Angga.

"Perasaan Devi ga enak bang"jawab Devi.

"Istighfar aja semoga ga ada apa-apa ya"kata Angga sembari mengelus kepala Devi.

"Iya bang"

**

Devan sudah membuka matanya,ia masih berada di depan pintu dengan darah yang sudah kering,ia merasa tenaganya sudah cukup Devan pun berdiri untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah di wajah dan telinganya.

Saat Devan membuka pintu kamar mandi ia di kejutkan dengan kedatangan Dinda,masih ingat dengan gadis korban pembunuhan Anggi?.

"Din?ngapain?"tanya Devan.

"Cuma mau nenggok kamu saja Van"jawab Dinda.

Devan mengangguk.

"Van..."panggil Dinda.

Devan mendongkakkan kepalanya.

"Hm?"

"Kalau kamu sudah gak kuat ya istirahat,jangan di paksa"kata Dinda.

"Itu bisa buat kejadian fatal di tubuhmu Van"lanjut Dinda.

"Gue harus jagain adik gue walaupun gue gatau sekarang apa yang lagi gue hadapin"ucap Devan.

"Kamu itu udah di suruh istirahat sama tuhan Van-

"Gue masih mau jagain Devi Din"potong Devan.

"Coba aja kamu istirahat satu hari saja Van, tubuh kamu bakalan pulih.Kamu gabakalan sakit lagi"saran Dinda.

"Engga Din,apapun keadaan gue,gue harus tetap ada di samping Devi"kekeh Devan.

"Memang kamu mau jadi seperti aku Van?!"

***

~TBC

Duo Twins Kampret![✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang