"VI AWAS!"
Bruk..bugh..bugh..bugh..
Tubuh Devi terguling ke aspal yang ada di luar bandara Devi masih bisa melihat samar-samar siapa yang memeluknya dengan erat,namun setelah itu kesadarannya sudah lenyap.
"DEVAN!DEVI,ASTAGHFIRULLAH!"teriak Ibay.
"Mobil cepetan pa!"perintah Devan.
Ibay langsung berlari ke parkiran dan membawa kedua anaknya ke rumah sakit sementara Kai berada di belakang mobil mereka menggunakan motornya.
"Van,dahi kamu-
"Pah buruan!"potong Devan.
"Iya-iya ini udah kenceng,sabar"ucap Ibay.
Mereka pun sampai di rumah sakit terdekat,Devan langsung membopong Devi.Dahi Devan mengeluarkan banyak sekali darah begitupun dengan tangannya.
"Van!kamu juga butuh pertolongan"ucap Fafa khawatir.
"Devi lebih butuh Bun"tegas Devan.
Devan merebahkan tubuh Devi di ruang IGD.
"Mas nya biar di bersihkan dulu darahnya ya?biar ga keluar terus"ucap perawatnya.
"Saya gampang nanti,yang penting adik saya bisa selamat"kata Devan tak mau di bantah.
"Tap-
Devan menampakan wajah datarnya pertanda ia tak mau di bantah.
"Oke mas tunggu di luar dulu"perintah perawatnya.
Devan keluar,Fafa langsung memerintah Devan untuk duduk dan perempuan itu membersihkan darah yang ada di dahi Devan.
"Kamu kenapa bisa keluar?bukannya tadi udah di dalam pesawat?"tanya Fafa.
"Perasaan Devan ga enak,jadi Devan keluar dan ternyata benar"jawab Devan.
Devan nekat keluar lagi dari pesawat sebelum berangkat,ia pergi menyusul keluarganya karena memiliki firasat buruk tentang Devi.
"Tapi kamu ga seharusnya kaya gitu-
"Kaya gitu gimana?papa menting in perusahaan di banding anaknya sendiri?papa sekarang beda ya?papa yang dulu ga pernah maksain anaknya buat berbuat semau papa,kenapa sekarang gitu?"potong Devan,semua yang ingin ia ucapkan akhirnya keluar juga.
"Papa cuma pengen-
"Pengen hidup Devan bahagia?ga gini caranya pa,papa malah buat Devan tersiksa asal papa tau".
"Devan di sini ada tanggung jawab,pertama tanggung jawab jagain keluarga termasuk Devi,kedua tanggung jawab di sekolah pelangi ketiga tanggung jawab osis dan SMA Aksara.Dan papa ngebiarin aku lari dari tanggung jawab ini?ga segampang itu"lanjut Devan.
"Mas udah biarin Devan tenang dulu lagian umur Devan masih belum cukup buat nerusin perusahaan kamu yang ada disana"kata Fafa,ia melihat akhir-akhir ini Devan sangat lelah dan semakin kurus karena makannya pun jarang.
**
"Bang..maafin Devi"
"Atas nama Devan Maldani?"panggil perawat.
Devan yang sedang tertidur di kursi panjang depan IGD langsung bergegas bangun.
"Ada apa ya?"tanya Devan.
"Adiknya-
Devan langsung masuk,perawat dan dokternya langsung keluar.
"Bang..maafin..maafin Devi..Devi salah"
Devi masih memejamkan matanya,air matanya pun keluar terus Devan langsung mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang Devi.Devan mengambil tangan Devi dan mengelusnya.
"Vi.."panggil Devan pelan.
"Jangan tingalin Devi bang..Devi sayang Abang..maaf-
"Ssttt...Vi bangun ya?"
Devi langsung membuka matanya dan memeluk Devan,gadis itu menangis histeris di pelukan Devan.
"Devi minta maaf Devi salah,maafin Devi udah egois,maaf bang"
"Sstt udah-udah,Abang udah maafin"
"Jangan tinggalin Devi lagi,jangan diemnin Devi lagi,Devi ga suka bang.."
"Iya-iya,maafin Abang juga udah diemin Devi".
"Abang janji ga bakal tinggalin Devi?"tanya Devi.
"Devi janji juga gabakalan tinggalin Abang?"tanya balik Devan.
"Iya"ucap mereka berdua secara bersamaan.
"Dah sekarang,gausah nangis.Kamu belum makan dari siang kan?ayo makan biar Abang suapin"ucap Devan,lalu melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah nakas.
"Sayangnya cuma bubur aja Vi,biasanya ada ayam kuningnya atau ayam goreng gitu kenapa gak ada?ini niat ga sih ngasih ke pasien?"kesal Devan.
Devi yang melihat itu tertawa kecil,begini rupanya kalau Devan lagi mode sensi?sampai bubur pun di marahin karena gada ayamnya.
"Bang yang punya rumah sakit ini om Kiki loh"kata Devi.
"Nanti biar Abang yang bicara"ucap Devan lalu mengambil bubur itu dan duduk di bangkunya.
"Lagian bubur disini enak"
Devan mengerutkan keningnya"Kamu?-
Devi terkekeh"Devi kadang kesini sama bang Kai dan kita makan bubur rumah sakit karena enak, entahlah kegabutan macam apa"
"Kapan?ko Abang ga tau?"
"Ga sering kok,biasanya bang Kai yang bawain kerumah Devi dan Abang udah tidur mesti.Kalau kesana biasanya sore pas Abang masih ada meeting daring,mau izin takut ganggu"jawab Devi.
"Dasar"kata Devan sembari mengacak rambut Devi.
"Ayo makan..aaa..ayo pesawatnya mau masuk nih"
"ABANGGG!!aku bukan anak kecil lagi"rengek Devi.
Devi menggembungkan pipinya sementara Devan tertawa ngakak melihat tingkah lucu adiknya itu.
***
~TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Twins Kampret![✓]
Novela Juvenil"Anggap aja omongan mereka angin lalu,gausah dengerin.Percaya deh mereka itu cuma iri,gapapa itu emang sifat manusia tinggal kamunya aja gimana hadapin mereka" #Start,30 oct 2020