19. TERSESAT
"Itu apa Nando?"
Gecol menatap sebuah lorong dengan sesuatu yang berputar-putar di dalamnya berwarna biru gelap, pusaran angin yang terbentuk di dalamnya sama persis seperti lorong saat dirinya masuk ke dalam mesin waktu.
"Itu lorong waktu, buat kita pulang ke kehidupan semula," balas Nando.
Kini Gecol dan Nando menatap lorong itu dari kejauhan, namun walaupun dari jarak yang cukup jauh, lorong waktu itu terlihat sangat jelas dan terdengar suara seperti suara pusaran angin yang sangat kencang.
"Kalo gitu, kita bisa pulang sekarang dong?" Tanya Gecol melupakan sesuatu.
"Enggak, kita gak akan bisa pulang sebelun orang ketiga yang sama-sama terjebak di mesin waktu ini ketemu, artinya kita harus cari siapa orang itu dulu, baru kita bisa keluar dari sini lewat lorong waktu itu," jelas Nando.
Gecol menepuk jidatnya, "Oh iya gue lupa."
"Tapi siapa? Jujur gue tertekan banget di sini," ucap Gecol.
"Gue gatau orang itu siapa, untuk itu kita harus cari, kita harus cari orang yang punya tanda 'X' di punggung kaki nya kayak yang kita punya," kata Nando.
"Kira-kira dia salah satu siswa atau siswi di Madona gak ya? Menurut lo gimana?"
Nando menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, "Gue juga gak tau."
"Tapi, gimana caranya kita tau kalo orang itu punya tanda X di kakinya? Gak mungkin kan setiap kita ketemu orang, kita suruh buka sepatunya, gak lucu deh," ucap Gecol terkekeh sendiri.
"Berdoa aja semoga orang ketiga itu suka pake sandal, bukan sepatu," balas Nando membuat Gecol tertawa lebih keras.
"Eumm saat lo curiga kalo gue orang dalam pengaruh mesin waktu, lo liat gue dari segi apanya? Kok lo bisa curiga kalo gue orang dalam pengaruh mesin waktu?" Tanya Gecol menatap Nando yang tengah menatap lorong waktu dengan serius.
"Karena lo murid baru di Madona," jawab Nando.
Gecol memiringkan kepalanya dan nampak berpikir, "Kok?"
"Berdasarkan pengalaman pribadi, karena pertama kali gue ada di bawah pengaruh mesin waktu, ya gue sekolah di Madona," kata Nando.
Gecol megetuk-ngetuk dagunya dengan jari, "Jadi... kalo kita nyari orang ketiga itu, apa kita harus nunggu kedatangan murid baru dulu di Madona? Dan kita bisa ambil kesimpulan kalau murid baru itu adalah orang ketiga yang kita cari?"
"Pertanyaan nya, apakah orang ketiga itu seumuran sama kita berdua? Apa dia bukan kakek-kakek atau nenek-nenek? Atau mungkin paruh baya?" Kata Nando.
"Iya juga ya, arghh rumit banget sih!" Geram Gecol.
"Lo tau dari mana kalo lorong waktu ini ada di hutan sebrang sekolah?" Tambah Gecol bertanya.
"Ini berkat kebaikan Profesor Robert. Seharusnya kita tau lorong waktu ini setelah kita menemukan orang ketiga, tapi di karenakan Profesor Robert ingin mempercepat proses kita agar cepat kembali, jadi dia memberi tahu letak lorong waktu," kata Nando memberitahu.
Gecol mengangguk-anggukan kepalanya, "Siapa ya orang ketiga itu, gue gak mau cerita-cerita yang berkejadian buruk, gue alamin lagi, cukup gue ngerasain broken home."
"Gue pengin cepet-cepet keluar dari sini," ucap Gecol lirih.
Nando menatap Gecol yang tengah menundukan kepalanya sedih, ia meraup tubuh Gecol kedalam pelukanya, menaruh dagunya di atas kepala Gecol, menepuk pelan dan mengelus punggung Gecol. Nando terkekeh saat dirinya merasakan degup jantung Gecol yang sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Teen Fiction#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...