Bagian 37

1.6K 246 3
                                    

37. DEPRESI?

"Honey buka pintu nya sayang... hiks, kamu jangan kayak gini dong nak, ada apa? Jelasin sama Mommy nak..."

Zoya tidak menyerah untuk mengetuk pintu. Zoya sangat khawatir pada kondisi Gecol saat ini. Pasalnya, semalam Gecol pulang dengan Nando dengan keadaan pingsan. Dan sekarang, Gecol mengunci diri di kamar sejak semalam. Di tambah dari dalam kamar, terdengar Gecol yang sesekali berteriak histeris.

"Ya ampun sayang, kamu kenapa sih hiks, Mom khawatir lho sama kamu, buka pintunya sayang!!" Zoya terus mengetuk sesekali mencoba membuka namun pintu tetap di kunci dari dalam oleh Gecol.

Zoya merogoh saku celananya, mengambil ponsel lalu menelpon Nando. Tak perlu menunggu, Nando langsung mengangkat telpon dari Zoya.

"Hallo Nando?" Suara Zoya terdengar bergetar.

"Iya tante? Ada apa? Jessica udah siuman kan?"

Zoya menggeleng, "Enggak Nando... hiks, Jessica malah mengunci pintu kamarnya dari dalam Nando. Dia gak keluar kamar, ini sudah siang, seharusnya dia makan sekarang."

"Aku kesana sekarang. Tante jangan khawatir, aku tutup telponya."

Nando memutuskan sambungan telpon. Kembali, Zoya tak putus asa untuk membujuk Gecol agar membuka pintu. Di bantu Bi Ayu yang juga nampak sangat khawatir.

Beberapa menit kemudian Nando tiba di rumah Gecol. Buru-buru Zoya membukakan pintu, membawa Nando pada kamar Gecol. Zoya berpikir, mungkin Gecol akan membuka pintunya jika Nando yang membujuknya.

"Jessica, buka pintunya Jess!" Nando menggedor pintu kamar.

Sementara di dalam kamar, Gecol memeluk lutut nya dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, di pojok kamar. Menangis sesenggukan, dan rasa takut benar-benar menghantuinya sekarang. Bagai orang tidak waras, sesekali ia menjambak rambutnya sendiri dan berteriak kalap.

Apa yang ia lihat semalam membuat Gecol hampir gila sekarang.

Kemarin malam...

Menenangkan diri kembali duduk di kursi panjang setelah preman jail itu ingin melecehkanya, Gecol juga dapat melihat Arthur yang sedang berbincang dengan para bapak-bapak yang menolongnya barusan. Cukup singkat Gecol lihat Arthur bicara dengan bapak-bapak.

Sampai dia lihat dimana Arthur menarik si preman tadi dan Gecol tidak tahu Arthur hendak membawa preman jail itu kemana.

Gecol memilih untuk duduk saja, menunggu Arthur kembali. Namun hampir setengah jam ia menunggu, Arthur tidak kunjung kembali membuat Gecol perlahan bangkit dari kursi.

"Arthur kemana yah?"

Kaki Gecol melangkah pelan, belok ke arah kanan dimana tadi ia melihat Nando menarik preman itu ke arah sana. Dengan langkah ragu dan sedikit ragu karena jalanan begitu gelap, hanya ada lampu-lampu kecil membuat jalan itu memiliki kadar cahaya yang rendah, Gecol berhati-hati.

Berjalan sekitar lima meter, tiba-tiba kaki Gecol berhenti, ia mendengar suara aneh dari arah kirinya. Ia menoleh cepat ke arah kiri, ia melihat gang sempit yang terlihat sangat gelap.

Sesaat Gecol tidak melakukan pergerakan apapun. Ia hanya menatap gang sempit itu seraya mendengarkan suara-suara aneh yang muncul dari sana.

Rasa penasaran kian merayap, Gecol melangkahkan kakinya menuju gang sempit tersebut. Tubuh Gecol mematung, matanya terpaku pada satu titik yang ia lihat, jantungnya berdegup tak normal. Yang ia lihat sekarang, apakah ini mimpi? Tidak, ini nyata dan tengah terjadi di hadapan nya.

GECOL ▪SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang