49. KUMOHON JANGAN!
Dua belas jam sudah semuanya menunggu. Dan Bagas, masih belum sadarkan diri pasca menjalani operasi. Seperti apa yang di katakan Dokter. Maka Bagas, di nyatakan koma.
Kenyataan pahit ini harus Gecol terima. Semalaman Gecol menunggu di Rumah Sakit bersama Galih. Semuanya pulang, termasuk Robert. Hendra dan Zoya sudah membujuk Gecol untuk pulang terlebih dahulu, tapi Gecol menolak dengan alasan ingin melihat Bagas sadar. Nyatanya, harapan Gecol ingin menjadi orang pertama melihat Bagas sadar pupus.
Pukul tiga dini hari, setelah mendapat klaim bahwa Bagas koma, Gecol di paksa pulang oleh Galih. Bukanya mengapa, Galih juga khawatir dengan keadaan Gecol. Gadis itu sangat kacau. Lebih kacau darinya.
Dan sekarang. Gecol berada di sekolah, ia memaksa untuk sekolah. Katanya, di rumah ia akan terus kepikiran akan kondisi Bagas. Memilih sekolah, agar pikiranya tidak begitu suntuk dan di hantui kegelisahan.
"Col, mending lo pulang deh. Gue gak tega liat lo." Jelita sedari tadi merengek agar Gecol pulang, karena ia sangat kasihan melihat kondisi Gecol yang lesu.
"Lo khawatir sama gue?" Tanya Gecol mendongak kan kepala dari posisi awal menenggelamkan nya di lipatan tangan.
"Enggak sih, gue lebih ke arah takut aja," balas Jelita lantas membuat Gecol mengerenyit.
"Takut kenapa?"
"Takut liat mata lo ih! Udah sisianya item kek kunti, merah lagi gara-gara nangis. Lo gak khawatirin gue gitu!" Ujar Jelita.
Sontak Yogi yang mendengarnya menoyor pelan kepala Jelita. "STRESS!!! Temen lagi terpuruk lo lawakin. Lagian apa yang mau di khawatirin dari lo gara-gara liat mata Gecol serem?"
"Ya kali aja kan gue pingsan ketakutan, awokwok!!!"
Ananta terkekeh mendengar lawakan Jelita. Dan, saat itu juga ia mendapatkan toyoran maut dari Yogi.
"Ketawa lo! Denger Jelita ngelawak ketawa lo! Mentang-mentang mentang-mentang lo! Giliran gue ngelawak aja, cuma tersenyum tipis lo!" Omel Yogi menatap Ananta dendam.
"SONO LO JADIAN! GEDEK GUE!" Yogi mendorong tubuh Ananta dan membuat Ananta hampir menabrak Jelita.
Jelita menimpuk Yogi dengan buku yang ada di tangan nya. "Diem asu! Gecol lagi sad juga! Lo kalo ngelawak tau situasi."
"Lah! Lo yang lawak duluan syaiton!" Bantah Yogi tak terima.
"Kapan ebles?!" Balas Jelita tepat di depan wajah Yogi.
"Ih anjrot bau jigong naga mulut lo!"
"Seandainya situasi gak lagi melow kayak gini, udah gue tumbuk gigi lo gue jadiin bedak!" Cetus Jelita lalu mengibaskan rambut.
"Gak nyambung ngelawak sama lo! Gue kangen ngelawak sama Bagas," ucap Yogi dengan nada melas. Membuat Gecol seketika bertambah murung.
"Lo tenang aja kali Yog. Bagas pasti ngelawak lagi kok sama lo. Lo yakin kan kalo Bagas bakal baik-baik aja?" Kata Gecol dengan sorot mata penuh harap akan kembalinya Bagas ke dalam kehidupan sehari-harinya sebagai pacarnya, lagi.
Yogi mengangguk, "Iya dong! Bagas pasti ngelawak lagi sama gue. Orang-orang ngelawak dapet ketawa, kalo gue sama Bagas ngelawak dapet timpukan dari si nenek lamvier." Yogi melirik Jelita sinis.
"APE LO?!" Semprot Jelita.
"Eh Col col col! Kalau seandainya Bagas sadar nanti. Apa yang mau lo lakuin? Atau... apa yang akan lo minta, sama siapapun itu?" Tanya Jelita.
Gecol nampak melihat ke atas dengan senyum hangat. "Kalo Bagas sadar nanti, gue bakal minta ke Bagas buat dia nikahin gue."
Yogi dan Jelita hampir tersedak mendengarnya, Ananta hanya tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Fiksi Remaja#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...