31. ARTHUR BERULAH!
"Kenapa hm? Lo masih mikirin darah yang ada di jidat seksi gue tadi?"
Gecol menoleh ke samping, melihat Arthur yang seperti biasa memasang wajah sangat percaya diri. Mengangkat-angkat alis dengan senyum menggoda sudah menjadi ikon nya.
"Iya, tapi gue ragu. Bener itu darah nyamuk?"
"Oke gue jujur sama lo. Itu darah manusia," jawab Arthur dengan wajah serius.
Mulut Gecol ternganga dengan mata membulat dengan gerakan heboh ia beranjak dari kursi dan menjauh dari Arthur, "Jangan deket-deket gue!"
Arthur tersenyum miring, kondisi kelas cukup sepi. Gecol terus berjalan mundur dengan wajah ketakutan, dengan langkah pelan Arthur menyeringai seraya melangkag mendekat pada Gecol.
"Ya Tuhan, jangan bilang alur cerita psikopat mulai terjadi sama gue," batin Gecol.
"Lo kenapa? Takut?" Ucap Arthur dengan seringai menakutkan di bibirnya.
Gecol menatap Arthur dengan wajah sangat tertekan dan takut. Kaki nya teru melangkah mundur hingga kini tubuhnya sudah terpentok ke dinding.
Arthur mengunci gerakan Gecol dengan mengurung tubuh Gecol di dinding dengan kedua tanganya. Sengaja, ia mendekatkan wajah nya dengan wajah Gecol membuat gadis itu menahan napas.
"Jangan deket-deket gue," lirih Gecol dengan suara bergetar.
Arthur mengangkat sebelah alisnya, "Apa yang lo pikirkan tentang gue? Setelah liat darah di dahi gue, hm?"
Gecol menatap mata Arthur dengan gelisah, takut, dan tak nyaman dengan posisi berdekatan seperti ini.
"Psikopat," balas Gecol jujur.
Tangan Arthur menyentuh dagu Gecol lembut, memegangnya dan menatap mata Gecol dengan tatapan intens sekaligus menakutkan bagi Gecol.
"Iya, gue psikopat."
Gecol membekap mulutnya sendiri, "Ha--"
"Dan gue suka bibir lo." Arthur mengelus bibir Gecol dengan ibu jarinya.
Tubuh Gecol bergetar hebat saat ini.
"Boleh gue ambil?" Kata Arthur membuat Gecol menjerit kalap seketika, tanganya dengan kuat mendorong tubuh Arthur hingga Arthur terhuyung ke belakang, untungnya Arthur tidak jatuh.
"TOLONG!!! DIA PSIKOPAT!!! KYAAAA ARTHUR PSIKOPAT TOLONG!!!" Pekik Gecol menunjuk-nunjuk Arthur histeris, semua orang kini menatap Gecol bingung.
"JAUHIN GUE DARI DIA!!! HIKS, TOLONG!!"
"SIAPAPUN YANG MASUKIN GUE KE MESIN WAKTU, TOLONG KELUARIN GUE SEKARANG JUGA HIKS, GUE TAKUT!"
"Tolong... tolong gue, gue takut hiks."
****
Jelita berteriak melihat keadaan Gecol di layar dimensi. Semuanya terkejut atas jeritan Jelita. Gadis itu berlari dan menghampiri Profesor Robert, sementara yang lain bingung dengan reaksi Jelita. Ada apa dengan gadis galak itu?
"Profesor, jangan Prof. Jangan bilang Arthur beneran psikopat Prof? Kasian Gecol Prof, aku juga takut." Jelita mengguncangkan tubuh Profesor Robert.
"Tap-tapi nak, om juga gak tau Arthur itu seorang psikopat atau bukan nak," ucap Profesor Robert pada Jelita.
"Arthur bukan psikopat!"
Itu suara Jasmine dengan beruraian air mata. Tentu saja gadis itu membantah, ia tidak terima jika adiknya di sebut sebagai seorang psikopat apalagi hanya karena cipratan darah di kening adiknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Ficção Adolescente#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...