29. JASMINE RINDU ARTHUR
Gecol menatap seseorang yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Seseorang itu adalah Nando. Nampak wajah Nando yang pucat dengan perban di kepalanya, luka sobek di sudut bibir, dan lebam di daerah tepi mata dan pipi.
"Mau bengong aja di situ?"
"Gue kira lo tidur," ucap Gecol seraya menghampiri Nando, menyeret bangku lalu duduk di sebelah Nando yang sedang terbaring.
"Tau dari siapa?" Nando bicara dengan menahan bibirnya agar tidak terlalu terbuka, bibirnya cukup terluka parah.
"Ada deh," balas Gecol dengan senyuman.
"Gu--"
"Syuuuutt... diem. Jangan banyak omong, gue ngeri liat bibir lo Nando."
Nando menyatukan alisnya, "Terus kalo lo ngomong, atau nanya, gue jawabnya gimana?"
Gecol nampak berpikir dengan mengetuk-ngetukan jarinya ke dagu, "Emmh... lo tinggal geleng-geleng kepala sama ngangguk doang, oke?!"
Nando menganggukan kepalanya dengan senyuman tipis di bibirnya.
Gecol tersenyum lebar, "Oke! Sekarang kita coba."
"Bibir lo sakit gak?"
Nando mengangguk.
"Ada luka selain bonyok di muka gak?"
Nando menggeleng dengan tatapan tak lepas dari wajah Gecol.
Gecol menjentikan jarinya, "Pertanyaan terakhir."
"Gue cantik gak?" Tanya Gecol bermaksud bercanda dengan mengedip-ngedipkan matanya lucu.
Nando menatap mata Gecol lekat, lalu ia menganggukan kepalanya.
Seketika senyum di wajah Gecol pupus dan di gantikan dengan raut tak percaya atas anggukan kepala Nando.
"Mana mungkin cewek ganteng." Nando buka suara.
Gecol memalingkan wajahnya dengan senyum hambar.
"Baperan banget sih jadi orang," batin Gecol yang di tujukan untuk dirinya sendiri.
****
Bagas menghentikan langkahnya ketika sesuatu yang ringan terasa mengenai kepalanya. Ia mencari kanan-kiri, pandanganya berhenti pada sebuah gumpalan kertas putih yang ada di sebelah kakinya yang terbungkus sepatu.
Tanpa memikirkan apapun, Bagas mengambil kertas tersebut lalu membuka gumpalan itu.
"Jangan ikut campur kalo lo masih pengin hidup! For Bagas." Bagas membaca tulisan yang terdapat dalam gumpalan kertas itu.
Jelas-jelas itu kalimat ancaman untuknya.
"Ikut campur apaan?" Tanya Bagas pada dirinya sendiri.
Bagas memilih untuk tidak memikirkan lebih dalam perihal surat gertakan ini. Ia melipat kertas itu dan memasukan nya ke saku celana. Setelah itu ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Saat ia berjalan, tiba-tiba seseorang menarik Bagas ke dalam gudang dengan gerakan kilat. Di dalam gudang sangat gelap, Bagas hanya melihat seorang laki-laki yang bisa Bagas ketahui merupakan siswa bukan guru. Wajahnya sama sekali tidak terlihat.
"Siapa lo?" Tanya Bagas tanpa rasa takut sedikitpun namun ia tetap berhati-hati.
"Yang kirim surat buat lo tadi," balas laki-laki itu.
"Lo yakin gak salah orang?" Kata Bagas.
"Seratus persen yakin!"
Bagas menghela napasnya dalam, "Emang gue ngelakuin apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Ficção Adolescente#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...