Bagian 04

7.2K 734 11
                                    

04. 2026?

Guprakk!!

Gecol terpelanting jatuh tengkurap sesaat setelah beberapa saat ia terombang-ambing di dalam lorong dimensi angin.

Gecol tengkurap tak cantik di lantai dengan rambut nya yang kini menutupi wajahnya. Perlahan ia mulai mendongakan kepalanya dan mencoba untuk duduk, namun saat ia mencoba bangkit ia merasakan sakit pada bagian pinggang nya.

Krekek!

"Aduh duh," latah nya saat pinggang nya terasa seperti di patahkan.

Beberapa saat Gecol membiarkan posisi nya masih tengkurap untuk mereda sakit pada bagian pinggang nya. Beberapa menit berlalu Gecol pun mulai membangkitkan tubuhnya, dan kini posisi nya sudah terduduk.

Gecol membenarkan rambutnya yang acak-acakan sebentar, setelahnya ia mulai menengok kanan-kiri.

"Gue kenapa ya?" Tanya nya pada diri sendiri.

"Perasaan tadi gue mau makan deh, kok gue malah jatoh di lantai kamar sih?" Katanya lagi.

Gecol berdiri, dan mulai melangkahkan kakinya untuk duduk di tepi ranjang. Saat ia sudah duduk di tepi ranjang yang berhadapan langsung dengan cermin, Gecol tersentak saat melihat pantulan dirinya di cermin tersebut.

"Kyaaaa!!!" Pekiknya.

Refleks Gecol meraba wajahnya sendiri panik dan mendekat ke cermin menatap dirinya dengan mulut ternganga lebar.

"Lo siapa!" Sentaknya pada pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Kok gue jadi gini, perasaan rambut gue pendek! Kok ini jadi panjang sih!" Ujar Gecol kalap sendiri.

Kemudian ia kembali meraba wajahnya dan menangkup kedua pipinya dengan tangan.

"Gue kenapa!"

Tok tok tok!!

Suara ketukan pintu membuat Gecol sontak menatap pintu kamarnya, dengan gerakan rusuh Gecol pun membukakan pintu kamarnya.

"SELAMAT ULANG TAHUN JESSICA!!"

Gecol jatuh terjengkang dan terduduk di lantai dengan tragis, ia sangat terkejut melihat Mama, Papa dan Bi Ayu yang berteriak dan meniup terompet ulang tahun tepat di depan pintu kamarnya.

"Ya amsyong zeyeng kamu kenapa?" Itu suara Zoya.

Gecol menatap Zoya dengan mulut ternganga dan mata yang mendelik kebingungan. Lihat, Mamanya itu tidak nampak seperti biasanya! Zoya kini tengah mengenakan masker wajah, sedangkan biasanya Zoya sangat anti dengan masker sebab trauma akan kulit wajahnya yang rusak karena masker dulu. Tapi sekarang? Bahasa yang digunakan Mamanya juga sangat aneh.

"Saya benci anak alay," kata Hendra dingin.

Kini mata Gecol beralih menatap Papa nya tak kalah bingung, kenapa Papanya menjadi formal dan kaku seperti itu?

"Yaudah cepat tiup lilinya, saya sibuk," ucap Hendra dengan wajah super datar, seketika Gecol melongo.

"Ini non, silahkan di tiup lilin nya," Itu suara Bi Ayu. Gecol menatap Bi Ayu mrncoba melihat dan meneliti apakah ada perubahan juga pada Bi Ayu, namun nampaknya tidak ada yang berubah dari Bi Ayu.

Gecol mengangguk dan mulai meniup lilinya. Namun lagi dan lagi ia kembali tercengang saat melihat lilin angka di atas kue ulang tahunya.

"Dua puluh tiga tahun?!" Pekiknya dengan wajah tak terkontrol.

"Iya say, sekarang ulang tahun kamu ke dua puluh tiga! Tepat jam dua belas malam, tuh liat," kata Zoya seraya menunjuk jam weker di nakas kamar Gecol.

"TIDAAAAKKKKKK!!!" Teriak Gecol histeris dan menggema seisi rumah.

****

3 laki-laki misterius dengan pakaian serba hitam dan seorang pria paruh baya kini tengah menatap sebuah layar semacam komputer dengan seksama. Mereka berempat nampak tengah mengamati sesuatu di layar komputer itu.

"Lihat dia terus-menerus memekik kebingungan, kasihan sekali gadis cantik itu ya," ucap laki-laki berkacamata hitam.

"Sangat kasihan," sambung si laki-laki bermasker.

"Hey X kenapa kamu melakukan hal seperti ini, kau bilang kau sangat mencintai gadis cantik itu, tapi kenapa kau tega membuatnya kebingungan setengah mati seperti itu?" Kata pria paruh baya.

Laki-laki yang memiliki nama samaran X yang tak lain adalah salah satu laki-laki pakaian serba hitam yang mengenakan hoodie itu pun menghela napasnya pelan.

"Karena dia yang menginginkanya, aku ingin membuatnya bahagia, itu saja," balas X.

"Tapi percayalah, dia akan menderita di dunia hayalan nya apalagi dia menginginkan kehidupan mengerikan seperti di wattpad-wattpad itu," kata si kacamata.

"Ya benar, apalagi ia mungkin akan kalap jika sudah melangkah ke arah cerita psikopat," tutur laki-laki bermasker.

"Iya, kau tidak takut gadis itu akan stress dan mengalami gangguan mental karena melihat adegan pembunuhan di depan matanya sendiri?" Tanya si kacamata.

"Baru melihat perubahan pada ayah dan ibunya saja ia sudah bingung seperti itu, lihatlah," kata laki-laki bermasker.

"Benar, aku sendiri sangat kasihan melihatnya," balas pria paruh baya.

"Dia akan baik-baik saja," kata X dengan yakin.

"Iya, biarkan saja dia mau bahagia ataupun menderita di sana. Jelas-jelas ia menantang kita saat aku mengirimkan pesan padanya, huh! Dasar gadis sombong!" Ucap si kacamata.

X melirik si kacamata, "Benarkah?"

"Ya benar! Dia mengatakan katanya silahkan saja bla bla bla, benar-benar menjengkelkan!" Balas si kacamata.

"Tapi tenang saja semuanya, gadis ini akan baik-baik setelah keluar dari dimensi waktu ini. Setelah ia keluar nanti, dia akan melupakan segalanya dan akan kembali seperti semula baik dari segi fisik maupun cara berpikir juga ingatanya," kata pria paruh baya menjelaskan.

"Syukurlah," balas si kacamata.

***

Di sisi lain Bagas kini tengah mengurung diri di kamar sejak tragedi di putuskanya hubungan yang sudah terjalin 1 tahun lamanya dengan gadis yang sangat ia cintai yang tak lain adalah Gecol.

Sepulang sekolah Bagas diam tak mengucapkan sepatah katapun. Pulang, membuka pintu dan langsung tengkurap di kasur lalu terdiam sampai sekarang tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Den Bagas, ayok makan dulu den... bibi sudah siapkan makanan buat den Bagas." Itu suara asisten rumah tangga yang mengurus Bagas sejak kepergian Ibu Bagas yang telah kembali ke alam.

Bagas diam tak menjawab.

Ya! Pada usia 9 tahun Bagas telah di tinggal oleh sosok Ibu. Ibu Bagas meninggal karena pembengkakan jantung dan langsung tak dapat bertahan hidup lagi.

Kini Bagas tinggal di rumah mewah nan megah hanya dengan satu asisten rumah tangga, Ayahnya, dan satu orang Kakak.

Ayahnya bernama-- Robert-- seorang profesor. Dan Kakaknya bernama-- Galih-- seorang mahasiswa.

Lama sudah Bagas terdiam di kamar dengan pikiran berkecimbung kesana-kemari, sampai akhirnya suatu pemikiran terlintas di otaknya.

"Mesin waktu Ayah!"

"Gue minta Ayah buat mundurin waktu 5 jam yang lalu, dan gue gak akan biarin Gecol putusin gue!"

"Ya!! Gue butuh mesin waktu Ayah!"

****

Aku tak pahammmm...

JANGAN LUPA VOTE, SPAM COMMENT, DAN BOLEH JUGA SHARE!!! FOLLOW JUGA AUTHOR SUPAYA RAJIN UPDATE!!

See you next part!

****

GECOL ▪SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang