50. BUAT KISAH BARU
"Gas gu--"
"Gue tau. Lo mau bilang kalo Gecol marah gara-gara lo bilang sama dia gue mati. Terus Gecol marah sama gue gara-gara dia mikir kalo gue bikin suprise buat dia dengan cara prank kayak gitu," ujar Bagas santai seraya anteng makan roti.
Galih menatap Bagas selidik, "Kok lo tau?"
Bagas tersenyum kiri, "Klasik."
Galih kicep di buatnya. Ada yang aneh dengan Bagas. Bagas yang ada di depanya ini sedikit aneh dan berbeda dari Bagas yang ia perhatikan selama ini.
"Lo tau dia marah, kenapa gak bujuk? Biasanya lo kan bucin banget sama si Gecol?"
"Gak usah. Ntar juga dia masuk, terus dia minta sesuatu sama gue. Hitungan ke tiga, dia masuk. Satu... dua... tiga!"
"Gas?"
Galih hampir tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana Bagas melakukan itu? Terlihat seperti yang sudah di rencanakan. Itu Gecol, tepat setelah Bagas menghitung ke tiga dan benar, Gecol masuk seraya memanggil Bagas.
"Tepat!" Kata Bagas menjentikan jari.
Gecol melangkah mendekat ke arah Bagas. Galih menarikan kursi untuk Gecol duduk.
"Gue keluar deh, bye!" Ucap Galih lantas keluar ruangan meninggalkan Bagas dan Gecol berdua saja.
Gecol menatap Bagas yang seolah tidak melihatnya. Cowok itu masih sibuk melahap roti yang entah keberapa, tetapi yang Gecol lihat, banyak sekali kemasan roti di meja samping Bagas. Itu artinya, Bagas sudah makan berbungkus-bungkus roti.
Masih diam. Gecol belum membuka suara, ia hanya menatap Bagas saja yang seolah tidak peduli dengan kebetadaanya. Lama kelamaan Gecol kesal sendiri. Bagas tidak mengucapkan sepatah katapun. Bagas benar-benar menganggap Gecol seperti makhluk ghaib.
"Lo liat gue gak sih Gas?!" Seru Gecol kesal.
Bagas menoleh dengan cool. Mengangkat sebelah alis, terlihat sangat berbeda dengan aura Bagas yang Gecol kenal.
"Gue liat. Tapi gue gak peduli," ucap Bagas, seketika alis Gecol bertaut. Apa katanya? Tidak peduli? Beberapa saat lalu cowok itu memekik 'sayang' padanya. Lalu apa kata Bagas barusan?
"Apa?! Lo gak peduli?"
Bagas hanya menggendingkan bahu.
"Lo apa-apaansih Gas?! Gue pacar lo tau!" Ujar Gecol kesal. Benar-benar kesal. Bisa-bisanya Bagas memperlakukanya seolah orang asing sekarang.
Lagi, Bagas menoleh dengan gaya cool. "Apa? Pacar? Kita udah putus kali. Lo lupa? Lo yang mutusin gue. Karena lo pengin punya pacar yang kayak cowok-cowok Wattpad?"
"Tapi kita udah balikan! Bahkan tadi, beberapa saat yang lalu, lo manggil gue sayang!" Pekik Gecol geram.
"Gue lupa. Gue lupa, kalau kita udah putus!" Balas Bagas terdengar datar. Gecol menganga mendengar jawaban Bagas.
Gecol memegang tangan Bagas, "Tap-- tapi, lo ngajakin gue balikan Gas, dan gue mau! Gue mau!"
"Lepas!" Ujar Bagas dingin, menatap tanganya yang di pegang Gecol. Lantas Gecol melepas cekalan tanganya pada tangan Bagas. Tatapan cowok itu sangat tajam, Gecol sendiri takut melihat Bagas yang seperti ini.
Gecol menatap Bagas tak percaya. Bahkan Gecol merasa dirinya seperti pelakor yang minta di nikahin, saat ini. Ada apa dengan Bagas? Pikirnya. Bagas memiliki aura yang berbeda sekali dengan Bagas yang ia kenal selama ini! Apa Bagas amnesia? Tidak juga. Bagas ingat semuanya, dia hanya lupa kejadian saat dimana ia mengajak Gecol balikan, itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Novela Juvenil#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...