Bagian 26

2.2K 292 34
                                    

26. CERITA JASMINE & ARTHUR

Pagi-pagi sekali Bagas sudah datang ke sekolah dengan pesva matic kesayangan nya itu. Motor dengan sejuta kenangan bersama sang mantan kekasih tercinta, siapa lagi kalau bukan Gecol.

Sekolah masih cukup sepi, hanya ada beberapa orang rajin yang menjalankan tugas piket di kelas masing-masing.

Setelah memarkirkan motor, seperti kebiasaan semua laki-laki tentunya. Membuka helm, melihat pantulan wajah du spion seraya menyisir rambut dengan khusyuk.

"Apa yang kurang dari gue coba. Mari kita lihat." Bagas meneliti wajahnya sendiri di kaca spion.

"Gue ganteng kali. Banget malah!"

"Alis gue mantul, bibir gue seksi, hidung gue mancung badai, kulit gue putih bersih bahkan komedo gak berani tumbuh, rambut gue acak-acakeable banget juga. Huffttt... Di banding sama si Nando-nando itu, gue satu level di atas dia kali," cerocos Bagas.

Masih dalam posisi duduk di atas motornya, Bagas menyapu pandangan ke sekitar. Matanya tiba-tiba menangkap seorang gadis, bisa di bilang itu adalah adik kelasnya. Gadis itu nampak terjatuh dengan buku-buku yang jatuh berserakan.

"Hati-hati kalo jalan."

Bagas menghampiri gadis berambut hitam panjang itu dan membantu nya merapikan buku-buku yang berantakan di lantai koridor.

"I-iya Kak," ucap gadis itu.

"Kak Bagas ya?" Bagas mengalihkan pandanganya dari buku-buku dan menatap gadis di depanya.

Bagas mengangguk, "Iya."

Gadis itu mengulurkan tanganya, "Mia."

Bagas menautkan alisnya, ia tahu gadis bernama Mia itu memperkenalkan diri padanya. Bagas menjabat tangan Mia, "Bagas."

Bagas kembali melanjutkan merapikan buku-buku Mia bermaksud membantu. Sedangkan Mia, gadis itu diam-diam sesekali melirik wajah Bagas yang sedang merapikan buku-buku nya.

"Ini, lain kali bawa bawaan sesuai kemampuan kita. Separuh lo bawa, separuh lagi biar gue bantu," ucap Bagas pada Mia seraya membantu Mia membawa setumpuk buku itu.

"Gak usah Kak, biar aku aja."

"Udah, lo bawa yang itu, gue bawa yang ini. Ini mau di bawa kemana?" Tanya Bagas.

"Ke kelas aku Kak," jawab Mia.

"Kelas?"

"11 Ipa 3."

Bagas membawa setumpuk buku paket itu menuju kelas Mia. Dan Mia, gadis itu mengekori Bagas.

"Taruh dimana?" Tanya Bagas saat sudah sampai di kelas Mia, kelas kosong tidak ada satu orang pun di kelas.

"Taruh aja di sini Kak," balas Mia menyimpan buku yang ia bawa ke mejanya yang berada di paling depan.

'Cantik doang anak napi!'

'Aku suka kamu, tapi boong. Mana mungkin gue suka sama anak napi. Kasus pembunuhan lagi, iiiiii serem.'

Bagas melirik Mia sesaat setelah ia membaca coretan yang penuh di meja Mia dengan sebuah kalimat ujaran kebencian, lebih merumus ke bullying.

Bagas mengamati wajah Mia yang nampak seperti meringis menahan rasa sakit, "Lo kenapa?"

Mia menggelengkan kepalanya cepat, "Aku gak kenapa-kenapa kok."

Bagas menatap Mia dari atas hingga bawah, pandanganya berhenti saat menangkap luka dengan darah segar di lutut Mia.

"Lutut lo luka, ikut gue ke UKS!"

GECOL ▪SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang