Bagian 22

2.2K 304 10
                                    

22. ARTHUR MURID BARU?

Cuaca pagi hari di dunia dimensi mesin waktu terpantau sangat cerah dan hangat. Suara cicitan burung terdengar jelas oleh gadis tak lain dan tak mungkin adalah Gecol. Jam sudah menunjukan pukul 06:30 pagi, dan kini ia sedang menikmati sarapan berdua saja dengan Mamanya, tentu saja.

"Mah aku udah kenyang."

"Kamu mau berangkat school?"

Gecol mengangguk dan segera bangkit dari kursi, mengambil tangan kanan Zoya dan mencium punggung tangan itu.

"Aku berangkat ya, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsallam, take care ya nak muach," balas Zoya melayangkan kiss bye.

Sampai di sekolah Gecol turun dari mobil dan masuk ke sekolah dengan senyuman terbaiknya. Bukan! Bukan karena ia bahagia, melainkan sedang mencoba menepis bayangan nya ketika melihat mayat wanita di hutan malam tadi. Berpura-pura lupa adalah jalan yang paling benar.

"Dor!!"

Seketika Gecol menghentikan langkahnya seraya mengusap dada santai. Terkejut? Tentu saja.

Gecol memutar tubuhnya, "Rachel?"

"K-kaget gak?" Kata Rachel dengan wajah berseri-seri.

"Kaget buuangeettt," balas Gecol di lebih-lebihkan.

Rachel terkekeh, "K-kamu ha-habis b-bergadang ya?"

"Lo kali yang bergadang, enaena sama Bara," kata Gecol bar-bar membuat semburat merah di pipi Rachel.

"Tuh kan pipi lo merah, bener ya?" Tambah Gecol menunjuk pipi Rachel yang merah padam seperti kepiting rebus.

Rachel menepis tangan Gecol yang menunjuk nya, "A-apaansih ka-kamu."

"Yaelah, gw intip, baru nyaho lu," balas Gecol tandas.

Lagi-lagi Rachel terkekeh, Gecol melanjutkan langkahnya diikuti Rachel yang berjalan di sampingnya. Dari kejauhan Gecol dapat melihat Nando yang sedang berjalan di koridor, Nando memakai baju basket, seketika mata Gecol berbinar-binar.

Gecol menghentikan langkahnya saat membaca langkah Nando yang ingin menghampirinya.

"Gue kira lo gak sekolah," ucap Nando.

"Tadinya sih gitu, cuma di rumah juga pasti gabut," balas Gecol.

"E-emmhhh aku du-duluan k-ke kelas y-ya," kata Rachel pada Gecol merasa menjadi kambing congek.

Gecol mengangguk, "Oke."

"Hoodie lo belum gue cuci, besok gue bawa," ucap Gecol mengingat Nando meminjamkan nya hoodie dan ia belum mencuci nya. Biasanya baju di cuci oleh Bi Ayu, tapi khusus hoodie Nando, harus ia yang mencuci nya.

"Gapapa," balas Nando.

"Kalo gitu, gue ke kelas ya, Bye!"

Belum genap dua langkah Gecol pergi, Nando menahan pergelangan tanganya, sontak langkahnya terhenti.

"Kenapa?"

"Kaki lo? Udah sembuh?" Nando menatap kaki Gecol yang di terbalut sepatu.

Gecol tersenyum, "Udah kok, semalem pas gue pulang Mama heboh. Dan pas dia tau kalo kaki gue keseleo, mama langsung panggil tukang urut subuh-subuh."

"Bagus deh."

"Kyaaaaa siapa tuch gans bingit!!"

"Omay to the god!"

GECOL ▪SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang