42. MEREKA KELUAR!
Mesin waktu Profesor Robert bergetar dengan pintu bak sebuah brankas nya yang mengeluarkan sorotan cahaya putih. Semua yang ada di dalam ruang lab terkesima melihatnya, juga tak sabar menunggu kemunculan dari tiga manusia yang akan keluar dari sana.
Jasmine menggenggam tangan Aladin, "Aku gak sabar liat Arthur," ucapnya yang di balas senyuman manis dari Aladin.
"GUE GAK SABAR JADI GANTENG LAGI!" Teriak Yogi membuat semuanya menyunggingkan senyum kecuali Bagas yang malas melirik Yogi sinis, ia masih kesal rupanya.
"Gue pengin nampol si Gecol!" Cicit Jelita sembari lompat-lompat kecil di tempat. Ananta tersenyum geli melihat tingkah Jelita.
Beberapa saat cahaya itu masih terus terpancar dari celah-celah mesin waktu yang berarti mereka belum sampai di kehidupan nyata, ibaratnya, mereka masih dalam perjalanan. Profesor Robert sudah bersiap paling depan. Sampai akhirnya, cahaya itu redup. Dengan cekatan, Profesor Robert membuka pintu mesin waktu dengan lihainya.
Pintu di buka oleh Profesor Robert. Berdirilah tiga orang yang sebelumnya hanya bisa di lihat dari layar dimensi. Gecol, Nando, dan Arthur berdiri dengan wajah-wajah datar.
"ARTHUR!" Teriak Jasmine, matanya berbinar-binar menatap adiknya yang masih berdiri di dalam mesin waktu.
"K-kak Mina," gumam Arthur. Dengan langkah cepat Arthur melangkahkan kakinya keluar dan berlari menghambur memeluk Jasmine yang sudah menangis tersedu-sedu. Arthur memeluk sang Kakak dengan erat, melepas segala rindu yang ia pendam untuk Kakak tercintanya itu. Aladin tersenyum melihat pacarnya kini kembali mendapatkan kebahagiaan. Selama ini Aladin tidak tahu apa-apa mengenai Arthur meskipun dirinya sudah 3 tahun berpacaran dengan Jasmine.
Mata Bagas terpaku pada sosok yang masih mematung di mesin waktu. Gecol, tatapanya lurus menatap Gecol.
Sedangkan mata Gecol, mata Gecol melebar kala melihat sosok yang sama seperti dirinya. Dengan langkah tegas ia menghampiri Gecol palsu tak lain dan tak bukan adalah Yogi.
"LO SIAPA!"
Gecol palsu terperanjat kala ia di bentak oleh Gecol. Ia mengangkat tangan, "Ampun dj!"
"Gak lucu anjir, lo siapa?" Tanya Gecol setengah mati kebingungan. Gecol menoleh kanan-kiri, banyak orang. Tapi pandanganya terhenti pada sosok yang ia rindukan, Jelita.
Gecol menatap Jelita dengan mata berkaca-kaca, "Jel gue kangen sama lo, tapi ntar kangen-kangenanya, gue mau nanya, dia siapa?"
Jelita mendengus, "Cari orang lain buat jelasin, gue masih polos, gue gak tau apa-apa."
"Nanta, dia siapa?" Gecol menatap Nanta, Nanta tak menjawab ia malah melirik Bagas.
"OWMAYGAT! HEBOH BENER LO! GUE YOGI! YOGI! LO KENAL GUE KAN? COWOK TER-IMUT TER-GANTENG SEJAGAT RW?!"
Gecol mengerenyit, "Hah?"
"Dia Yogi, Jessica."
Gecol menoleh, mendapati cowok yang tak asing dimatanya, "Kak Galih kan? Kakak nya Bagas?"
Galih mengagguk, "Iya."
"Maksud lo apa Kak? Dia Yogi?" Tanya Gecol benar-benar tak paham pada apa yang ia lihat dan sedang terjadi. Ada apa ini? Pikir Gecol.
"Sebelumnya gue mau minta maaf. Gue mau kasih tau lo, kalau yang masukin lo ke dalam pengaruh mesin waktu itu adalah gue," ujar Galih memberitahu kebenaran pada Gecol.
Gecol memijat pelipisnya, "Gue bener-bener gak ngerti sama apa yang terjadi sekarang. Satu pertanyaan belom terjawab, dan gue malah dapet satu pernyataan yang buat gue juga harus nanya. Kenapa? Kenapa lo lakuin itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/251024149-288-k198132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Fiksi Remaja#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...