/Soundtrack: Sorry-Halsey.Di play lagunya, biar feel semakin bertambah:)
-GECOL POV-
Tujuh bulan sudah berlalu. Gue sendiri sudah menjalankan ujian nasional dan pesta kelulusan sekolah. Ngomong-ngomong pesta kelulusan sekolah, gue punya cerita di malam itu, sebut aja promnight. Gue bakal ceritain, tapi nanti.
Lima bulan yang lalu, gue menjalankan ospek kuliah untuk mahasiswa baru dan gue resmi kuliah di kampus ternama di Indonesia ini.
Gak cuma gue yang ngampus di sana sendirian. Gue bareng sama Jelita, Ananta, dan Arthur. Sedangkan Yogi. Yogi di boyong sama orangtuanya buat kuliah di luar negeri, tepatnya di Jerman. Sedih sih Yogi pergi ke sana, karena dia moodmaker banget.
Tapi ada Arthur, dia sebelas dua belas kayak Yogi. Jadi gue gak terlalu merasa kesepian.
Gue sendiri ambil jurusan kedokteran, Jelita akuntansi, Ananta arsitektur, dan Arthur psikolog. Kita beda jurusan, tapi kita selalu ngabisin waktu bareng-bareng. Apalagi semenjak Ananta sama Jelita jadian.
Tentang cerita promnight. Gue ceritain sekarang. Malam dimana gue merasakan benar-benar hancur. Bukan raga gue, tapi jiwa gue, perasaan gue. Gue hancur, sehancur-hancurnya.
Di malam promnight itu. Gue berencana untuk memperbaiki dan ingin mengulang kembali, antara gue dan Bagas. Ya! Gue dilarang keras sama Mama dan Papa buat deket lagi sama Bagas setelah Mama Papa dengar semua yang di katakan Kak Galih pada malam itu, di Rumah Sakit.
Asal kalian tahu, setelah malam itu. Mendengar ucapan Kak Galih. Gue gak sedikit pun kesal sama dia. Yang dia ucapkan itu benar dan gue menerimanya.
Tapi bukan Gecol, kalau gue gak ambisius.
Ucapan Kak Galih yang terang-terangan untuk gue jauhin Bagas, gak sama sekali gue dengar. Bahkan, Yogi, Ananta, dan Jelita, mereka dukung gue, untuk tetap kejar Bagas.
Sejak saat itu, gue setengah mati kejar Bagas. Walaupun berkali-kali, gue ngerasain sakit hati, karena sikap dan perkataan Bagas yang seolah belati yang nusuk hati gue.
Dan pada malam promnight itu, gue dengan percaya dirinya naik ke atas panggung, dan unjuk bakat menyanyi gue. Gue menyanyikan lagu Sorry-Halsey. Gue nyanyi di iringi petikan gitar yang dimainkan Arthur.
Gue nyanyi di panggung, tatapan mata gue lurus dan dalam tatap Bagas yang berdiri paling belakang dengan raut muka dia yang datar, liat gue.
"The way you laid your eyes on me..."
(Cara anda menatap saya)
"In ways that no one ever could..."
(Dengan cara yang tidak pernah bisa di lakukan oleh siapapun)
"And so it seems I broke your heart..."
(Dan sepertinya aku menghancurkan hatimu)
Petikan gitar selesai, begitupun nyanyian gue. Dan di dalam hati gue bilang, "Ini saatnya!"
"Seperti motor yang tidak bisa berjalan tanpa bensin."
"Seperti kalian yang tidak akan ada di dunia, jika orang tua kalian tidak olahraga di ranjang." Semuanya tertawa.
"Jangan ketawa. Ini bukan puisi lelucon. Ini adalah sebuah contoh dimana jika aku tanpa dia." Gue tatap Bagas dari kejauhan sedalam mungkin. Tatapan dia tetap dingin. Itu buat gue sedikit gentar.
"Teruntuk itu, mau kah kamu jadi pelengkap di hidup aku, Bagaskara?"
Persetan dengan kata 'cewek murahan' yang nembak cowok duluan. Banyak kok yang kayak gitu di cerita yang gue baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
GECOL ▪Selesai
Teen Fiction#absurdstory! GECOL, bukan judul yang berasal dari bahasa asing yang memiliki arti wow! Gecol sendiri ialah nama dari seorang gadis 'Halukiawan garis keras' tiada hari tanpa menghayal menghayal dan menghayal bagi seorang Gecol. Hingga akhirnya, sesu...