Chapter 1.47

189 33 4
                                    

Di pagi hari yang cerah, rika bersama kak abi, irene dan brian sedang berada di kamar asuka hendak mau membangunkannya. Mereka semua sudah menggunakan kimono mereka layaknya siap untuk pergi ke pernikahan akira.

"Asuka... Bangunlah" ucap rika mencoba membangunkan asuka yang masih tertidur.

"Sayang... Aku masih ngantuk.." balas asuka masih tertidur.

Rika pun menatap ke suami dan teman-temannya. Mereka berekspresi sedih mendengar balasan asuka.

"Kita tinggal saja? Dia juga sedang hamil besar sih..." ucap kak abi menatap perut asuka seakan-akan tidak percaya sudah sebesar itu.

"Ditinggalkan sendirian dirumah? Jangan.. Lebih baik jangan.." balas rika takut asuka nantinya tersinggung.

"Aku dirumah saja, aku juga sedang hamil besar" sahut irene sambil memegangi perutnya.

"Tidak-tidak.. Jika ada apa-apa, tidak ada yang bisa membantumu, para pelayan juga sudah kusuruh pergi ke mansion akira untuk membantu disana" balas brian menolak.

Tapi saat mereka sedang berbicara, asuka tiba-tiba bangun dan melihat kesekitarnya.

"Oh!!! Aku lupa maaf!!" teriak asuka langsung bangkit dari kasurnya, dan dibantu oleh rika.

"Dimana kimonoku? Ku kemarin taruh disini.." ucap asuka mencari kimono miliknya.

"Itu kah?" tanya brian menunjuk meja didekat jendela yang terbuka.

"Bagaimana bisa disini? Jendelanya juga terbuka.." batin asuka merasa janggal. "Ahh pasti mereka yang membuka jendelanya" lanjutnya.

"Aku mandi dulu!" ucap asuka berjalan ke kamar mandi.

"Mau ku bantu?" tanya rika merasa cemas.

"Tidak perlu, kau sudah siap seperti itu, nanti basah" balas asuka lalu masuk ke kamar mandi.

Di kamar mandi.

Asuka pun dengan segera membasuh tubuhnya, saat dia membasuh perutnya, terlihat jelas besar perutnya.

"Kau ini aneh ya? Cepat sekali pertumbuhanmu.. Apa gara-gara aku mimpi tentang ayahmu tadi malam ya??" gumam asuka mengingat kejadian semalam.

"Ini bukan mimpi loh.."

Seketika teringat kata-kata fanji di pikiran asuka. Dia hanya tertawa kecil, lalu segera menyelesaikan mandinya.

Dia pun memakai kimononya, dan segera keluar dari kamar mandi.

"Ku harap begitu.. ya? Harapan yang indah" gumam asuka tersenyum masam.

Mereka pun berangkat bersama menggunakan mobil mewah keluarga mereka.

Saat tiba di depan mansion akira. Banyak orang yang datang, dan mereka menunjukkan Undangan mereka ke penjaga.

"Harus gitu ya.. Yah, ini pernikahan tuan akira sih.. Tentu harus tertib dan mengikuti aturannya" ucap brian turun dari mobilnya.

Saat mereka turun dari mobil, begitu banyak yang menatap mereka. Mereka pun bisik-bisik tentang kelompok asuka ini, Dari kepopuleran mereka, sampai dimana asuka menjadi janda muda.

"Biar ku beri sihir petir biar mulut mereka lumpuh.." gumam irene geram mendengar bisik-bisik tentang asuka itu.

"Tidak apa-apa.. Kita sedang menghadiri acara penting, toh itu juga benar adanya yang mereka ucapkan" ucap asuka menepuk pundak irene.

"Asuka.." balas irene merasa kasihan.

"Nah setelah acara ini selesai... Baru... Krek... Krek.." lanjut asuka tersenyum sambil membunyikan sendi jarinya bersamaan hawa membunuh yang kuat.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang