"Dan... Itu asal aku mendapatkan namaku" ucap asuka mengakhiri ceritanya.
Mendengar ucapan asuka, fanji masih diam tidak membalasnya. Tapi tangan fanji yang sedang memijat tangan asuka sedikit bergetar yang membuat asuka heran.
"Hm..?? Eh??!!!!" kaget asuka saat melihat fanji menunjukkan wajah menangisnya yang amat deras dan tidak lupa disertai sedikit ingus.
"A-aku hiks ti-ti-ti hiks dak menyang...ka ka-ka-kau seperti it- huwee.." ucap fanji terisak-isak sambil menghapus air matanya dan ingusnya.
"Tu-tunggu! Ku ambilkan tisu sebentar!" ucap asuka langsung berdiri dari kasurnya, dan mendekati meja lalu mengambil kotak tisu. Dia mendekati fanji dan memberikan kotak tisu tersebut.
Bbrrr!!
"Te-terimakasih... Hiks" ucap fanji setelah menggunakan tisu tersebut.
"Sama-sama.. Hmp!!" balas asuka hendak tertawa melihat wajah tangis fanji yang tergolong lucu untuk dilihat.
"Ja-jangan tertawa!! Hiks" teriak fanji yang masih mengambil beberapa tisu lagi.
"Iya-iya" balas asuka tersenyum kecil melihatnya.
Hiks.. Hiks.. Hu.. Huhu..
Mendengar suara tangis seseorang, asuka melihat kearah fanji. Tapi fanji sedang berusaha menahan tangisnya, dia pun melihat kearah pintu.
"Ada seseorang di balik pintu?" gumamnya mendekati pintu.
Dia pun membuka pintu, dan seketika ada beberapa orang berpakaian seperti ninja jatuh didepannya dan sedang menangis.
"Ka-kalian! Kenapa kalian ada disini?!!!" teriak asuka kaget dan berharap apa yang dia pikirkan tidak benar terjadi.
"Ma-ma-maafkan hiks.. Kam- kasihan sekali kau gadis kecil! Huweee!!!" ucap mereka semua dengan kompaknya menangis bersamaan.
"Cu-cukup! Tisu! Mas fanji minta tisunya!" ucap asuka lalu memberikan tisunya pada sekelompok ninja itu.
Butuh sekitar satu jam untuk mereka selesai menangis. Asuka yang melihat mereka semua hanya menepuk dahi berfikir lebih baik tidak bercerita sebelumnya.
"Di pelatihan ninjutsu, hampir semua murid memiliki masa lalu yang kelam.. Dan kami tidak menyangka bahwa nona asuka memiliki masa lalu yang sangat teramat kelam, gelap dan suram..." jelas salah satu dari mereka.
"Eh.. Ya terimakasih sudah menjelaskannya" balas asuka sambil tersenyum masam mendengar kata "kelam,gelap dan suram".
"Sebagai kelompok singa kami akan menghormati nona asuka sampai kapanpun!" lanjutnya lalu memberi hormat pada asuka, dan lainnya mengikutinya.
"Eehh??!!" aha.. Ha.. Iya" ucap asuka tidak tau apa yang harus dia lakukan.
"Apa kalian sejak tadi mendengar pembicaraan kami?" tanya asuka yang membuat fanji kaget dan seketika melihat kearah kelompok ninja itu dengan tajam.
"Hm.. Mungkin sekitar satu jam yang lalu?" ucap salah satu dari mereka.
Mendengar ucapannya, fanji langsung menggenggan kerahnya dan menatapnya tajam.
"Apa saja yang kau dengarkan?" tanya fanji yang sebenarnya khawatir dengan identitasnya.
"Eh??!!" balasnya tidak menjawab karena ketakutan. Melihat ekspresi ninja itu, asuka segera menyuruh fanji melepasnya karena dia tau tekanan yang dimiliki fanji terlalu mengerikan. Dan fanji pun melepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)
FantasíaCerita berawal pada 350 tahun yang lalu.. dimana adanya orang yang dipilih oleh tuhan untuk mendapatkan kekuatan dari-Nya. kekuatan tersebut diberikan untuk membantu perkembangan kehidupan manusia saat itu. Dari triliunan manusia yang hidup di bumi...