"Jadi bagaimana?" tanya akira yang sedang berdiri didepan orang banyak.
"Hm.. Kami setuju" ucap edward dengan lu xiang, alciel dan rite mengangguk mengiyakan.
"Kami juga setuju" sahut yen cuan dengan dua orang disampingnya.
"Bagus, kalau kalian?" tanya akira pada perwakilan klannya sendiri.
"Tentu saja kami setuju! Iya kan?!" balas orang yang searah dengan akira sambil tersenyum. Orang yang disampingnya pun juga mengangguk mengiyakan sambil tersenyum, kecuali wildan.
"Senyuman yang tidak indah sama sekali" batin wildan sambil mengangguk mengiyakan, lalu menatap kearah akira.
Akira yang merespon tatapan wildan hanya bisa menghela nafas.
"Bagaimana dengan kalian? Tidak keberatan bukan?" tanya akira pada amare dan karim.
"Tentu saja tidak!" balas amare langsung mengacungkan jempolnya.
"Rencana buatan siapa lagi yang lebih hebat kecuali pilar keilmuan" sahut karim yang juga mengacungkan jempolnya.
"Baiklah... Huft.." balas akira lalu menghela nafas lagi.
"Ada apa akira?" tanya karim merasa tidak beres dengan ekspresi akira.
"Bukan ap-"
"Eh?! Tunggu sebentar, hapeku bergetar" ucap karim langsung mengambil handpone dari sakunya.
"Hm? Ada apa irene?" tanya karim pada irene teleponnya.
"Hm? Oh..." ucap karim lalu menutup handponenya dan mengembalikannya ke sakunya.
"Ada apa?" tanya amare.
"Sekolahku terbak-" ucapan karim seketika diam dengan wajah tegang.
"SEKOLAHKU TERBAKAR!!!!" teriak karim kaget.
"Sang penjaga apa ya!! Jam? Bukan! Anu.. Oh ya Sang penjaga waktu dan apa ya.. Sialan!" ucap karim hendak mengeluarkan mantra tapi karena tergesa-gesa menjadi lupa dan gagap.
"Tenang dulu" ucap akira menepuk pundak karim.
"Tapi! Sekolahku!" teriak karim.
"Hei karim! Apa kau tau? Aku baru saja membuat teknik baru! Kau ingin melihatnya?" tanya amare tersenyum kearah karim.
"Teknik ap- woi!! Sekolahku sedang terbakar sekarang!" teriak karim.
"Tenang-tenang, teknik ini bisa membawamu ke sekolahmu dengan cepat tau!" ucap amare yang masih tersenyum kearah karim.
"Benarkah?!" tanya karim dengan penuh harap.
"Mari kita keluar dulu... Akira ikutlah, aku butuh otakmu" ucap amare berjalan keluar ruangan.
"Oke... Disini seperti nya cocok" ucap amare di luar ruangan.
"Jadi seperti apa teknikmu?!" tanya karim sudah tidak sabar.
"Sabar dulu... Akira, bisa tentukan arah tempat sekolah karim?" tanya amare tersenyum kearah akira.
"Arah kesana, kemungkinannya 97% benar" balas akira sambil menepuk dahinya paham apa yang akan dilakukan amare.
"Okey! Sekarang taruh kakimu ditanganku karim!" ucap amare tersenyum kearah karim.
"Eh? Ah apakah memberikan kekuatan pada kakiku agar bisa lari cepat?!" tanya karim dengan fantasinya sendiri.
"Lakukan saja" balas amare yang masih tersenyum.
"Baik.." ucap karim menaruh kakinya ditangan amare.
Krep..
"Karim?"
"Iya?"
"Kau bisa sihir pelindung bukan?"
"Tentu saja, itu hal yang mudah"
"Begitu, semoga selamat"
Ucapan terakhir amare membuat mata karim seketika terbelalak, ditambah lagi senyuman amare juga berubah menjadi senyuman bengis layaknya pembunuh hendak membunuh mangsanya.
Wuzzz
Dengan cepat, amare melempar karim kearah yang ditunjukkan akira. Bahkan hembusan lemparannya membuat beberapa pohon disekitarnya rontok daunnya hanya tersisa kayu dan ranting.
"Hahahaha! Lega seka-"
JDEERRR!!!!
Seketika petir yang amat besar menyambar tepat mengenai amare yang membuat baju amare menghilang tanpa sisa, tentu saja ini bukan petir biasa, melainkan sihir petir.
"Sial" ucap amare dengan wajah datar.
"Huft.." keluh akira menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku pulang dulu" ucap amare dengan tubuh bugil.
"Tidak mau pakai baju dulu?"
"Tidak"
"Celana saja?"
"Tidak"
"Celana dalam?"
"Tidak"
Jdessss
Amare langsung loncat kearah atas gedung dan menghilang.
______________________________________
Maaf banget nih ya! Dah lama gak update, eh baru update malah sedikit doang :( sorry banget ya! Ada kendala banyak soalnya :3 tapi kuusahain lebih kok! Serius, jadi ini bukan se chapter ya, ini hanya baru setengahnya!
Maaf lagi ya! Sedikit soalnya, dan lama update! Terimakasih juga yang masih membaca novel ini!
Baiklah itu saja, terimakasih dan salam!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)
FantasyCerita berawal pada 350 tahun yang lalu.. dimana adanya orang yang dipilih oleh tuhan untuk mendapatkan kekuatan dari-Nya. kekuatan tersebut diberikan untuk membantu perkembangan kehidupan manusia saat itu. Dari triliunan manusia yang hidup di bumi...