Chapter 1.1

1.2K 124 4
                                    

Tiga ratus lima puluh tahun yang lalu...

Ada seorang remaja yang tinggal sendiri di suatu rumah kecil di kota jakarta, Indonesia. Dia memiliki kehidupan yang sangat kacau sejak pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya jatuh dan membuat mereka meninggal, kejadian itu tepat saat dia menerima kelulusan SMA nya.

 Dia memiliki kehidupan yang sangat kacau sejak pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya jatuh dan membuat mereka meninggal, kejadian itu tepat saat dia menerima kelulusan SMA nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

By. Pinterest

Sejak itu dia hanya bermain game, membaca komik dan makan apabila lapar. Dia sangat jarang sekali keluar dari rumahnya, walaupun dia keluar rumah, dia pun hanya pergi untuk membeli sekerdus mie instan dan kembali ke rumahnya untuk bermain game lagi.

Dia selama ini hidup dengan bekal ATM peninggalan ayahnya yang dulunya termasuk orang kaya. Tapi kekayaan sebesar itu pun tetaplah tidak cukup untuknya karena sejak kedua orang tuanya meninggal, dia selalu menghambur-hamburkan uangnya untuk membeli berbagai perlengkapan game.

Sudah 5 tahun sejak kejadian itu atau tepatnya dia berumur 24 tahun. Umur yang pantas untuk mencari kerja. Sebelum kejadian yang mengenaskan itu, dia sebenarnya termasuk dalam siswa terpintar dalam sekolahnya. Tapi dia sama sekali tidak berniat mencari kerja, dia hanya ingin bermain game untuk menghabiskan waktunya.

"Good Game..."

Itulah kata yang selalu dia katakan
Apabila dia memenangkan salah satu gamenya. Dengan kepintaran yang sudah dia miliki sebelumnya, dia dengan mudah menyelesaikan game-game yang ada saat itu.

Suatu hari, entah apa dia mendapatkan hidayah atau tidak, dia mulai berfikir cara mencari uang karena dia sadar, uang yang ada di ATM ayahnya sudah mulai menipis. Dia pernah berfikir untuk menjadi Gamer dan akan mendapatkan banyak iklan. Tapi saat dia mendapatkan ide itu...

Sebuah pedang muncul secara tiba-tiba diatasnya yang membuatnya kaget, dia pun berlari menjauhinya tapi pedang itu mengikutinya dan tetap berakhir diatas kepalanya.

"Apa ini?" tanyanya kebingungan dengan apa yang dia lihat.

Dia pun berfikir untuk mengambilnya. Dia mengambil meja, kursi dan berbagai benda lainnya yang bisa dia gunakan untuk pijakan agar bisa menyentuh pedang itu.

Saat dia sedang berusaha menggapainya, tiba-tiba pedang itu jatuh dan menancap di kepalanya. Dia masih sadar saat itu, dia merasa kesakitan yang amat besar akibat pedang yang tertancap dikepalanya itu.

Tapi dia sama sekali tidak berteriak minta tolong atau apapun, dia hanya tersenyum masam dengan tubuh tergeletak dan darah yang menggenang di lantainya.

"Huft.. Tidak apa-apa.. Mungkin dengan ini aku bisa bertemu dengan orang tuaku dan meminta maaf pada mereka karena sudah menghambur-hamburkan uang mereka" ucapnya sambil tersenyum masam walaupun tentunya masih ada rasa sakit yang luar biasa di kepalanya.

Pandangannya mulai kabur, dan berakhir dalam kegelapan.

Saat dia bangun, dia kaget dengan sekitarnya yang gelap gulita dan sunyi.

"Halo.. Apa ada orang disana? Apakah aku menjadi buta dan tuli?" tanyanya sendirian dengan banyak dugaan di pikirannya.

Tidak ada satupun orang yang menjawab pertanyaannya, benar-benar sunyi.

"Ouh ya.. Kan aku tuli, kalau ada orang disana coba sentuh tanganku" ucapnya memikirkan berbagai kemungkinan yang dia alami

Tapi juga tidak ada pun rasa sentuhan pada tangan miliknya. Dia pun semakin bingung. Apa yang terjadi padanya. Saat dia kebingungan, tiba-tiba ada suara seseorang yang terdengar olehnya.

"Halo?? Apa ada orang? Aku buta ya??" suara seseorang yang tidak memiliki wujud

"Hei!! Ada orang disana??" teriak remaja itu saat mendengar suara seseorang

"Ah!! Iya!! Dimana kau!!" jawab orang itu

"Aku tidak tau!! Kau juga ada dimana??!!" jawab remaja itu

"Aku juga tidak tau!! Disini sangat gelap!!"

Saat mereka berdua berbincang-bincang, tiba-tiba keluar suara lagi yang memiliki nada yang berbeda dengan artian juga orang yang berbeda dengan mereka berdua

"Halo!! Apakah ada orang? Tolong nyalakan lampunya.."

"Ada suara orang lagi!" teriak remaja itu saat mendengar suara itu.

"Ouh ada orang? Apa kau bisa menyalakan lampunya?" tanya orang yang baru saja muncul

"Maaf disini tidak ada lampu, aku saja tidak tahu dimana kita sekarang" balas remaja itu.

Mereka bertiga pun saling bicara dengan topik apa yang mereka alami sekarang. Tapi tidak lama, keluar suara baru lagi dan entah mengapa mereka malah menyambutnya.

"Hm.. Halo? Ada orang? Aku sudah mati ya?"

"Selamat datang ke tempat yang tidak ketahui" ucap mereka bertiga secara serentak

Orang baru itu pun ikut mengobrol dengan mereka dengan topik yang sama, tapi itu tidak berlangsung lama.. Suara dengan nada yang sangat aneh muncul yang membuat mereka berempat kaget.

"Selamat datang kalian orang-orang yang telah ku pilih" ucapnya dengan suara yang aneh.. Seperti menggema? Dan suara banyak orang yang dijadikan satu.

"Ku pikir kalian akan bingung dan cemas dengan apa yang telah terjadi pada kalian, tapi tak kusangka kalian malah saling ngobrol disini, hahahaha" jelasnya sambil tertawa yang teramat keras

"Siapa kau??" tanya remaja itu yang penasaran sosok pemilik suara itu.

"Kau tidak perlu mengetahui siapa aku, yang jelas sekarang kalian adalah orang-orang yang terpilih untuk mendapatkan kekuatan dariku" jelasnya yang membuat mereka berempat kaget.

"Kekuatan?" tanya seseorang dari empat orang terpilih.

"Iya! Kekuatan yang cukup besar! Gunakan kekuatan ini untuk perkembangan di bumi!" jelasnya

Mereka berempat hanya bisa diam, ntah karena takut, kaget, kagum atau bengong. Mereka hanya bisa mendengar tapi tidak bisa melihat.

"Baiklah sampai sini saja aku menyapa kalian, sekarang bangunlah" ucapnya yang membuat mereka bangun dari kematiannya.

Si remaja itu bangun kembali di kamarnya. Terlihat meja, kursi dan alat-alat lainnya yang sebelumnya dia gunakan untuk pijakan telah rusak. Tapi dia tidak sedih sama sekali, dia malah tersenyum masam karena dengan adanya benda yang rusak didepannya itu adalah bukti bahwa hal yang dialaminya itu bukanlah mimpi.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang