Chapter 1.16

411 63 0
                                    

Pagi hari, di tempat dimana klan yang bernama red tail berada, sedang terjadi adanya duel antar anggota yang membuat tempat itu sangat ramai dan heboh.

"Semangat fanji!!!" teriak wanita bermata merah menyemangati pria yang sedang menjadi sorot mata semua penonton.

"Ku tahu dia adiknya tuan amare.. Tapi bukankah ini berlebihan? Dia baru dua hari disini dan sudah berduel dengan xiao yan?"
"Aku setuju.. Apalagi xiao yan itu juga termasuk rank lima besar di generasinya"
"Semoga saja dia baik-baik saja.. Aku memang tidak suka dengan tuan muda klan naga itu, tapi fanji juga bukanlah tandingannya"

Itulah komentar dari beberapa penonton yang sedang mengelilingi arena duel tersebut.

Fanji, pria asal Indonesia, memiliki wajah tampan, mata berwarna putih keabu-abuan dan rambut putih seperti salju. Sedang berduel dengan xiao yan, pria asal china dengan status penerus keluarga besar yang bernama klan naga.

Mereka berdua saling bertarung diatas arena. Dengan berbagai teknik memukul, tolakan, kuncian dan sebagainya sangat memberi sensasi "epic battle" dalam duel ini.

Bruak!!

suara yang amat keras terdengar oleh semua penonton, fanji baru saja dibanting ke lantai arena oleh xiao yan. Lalu dengan cepat xiao yan memberi kuncian pada fanji yang membuatnya tidak bisa bergerak.

"Segini saja kekuatanmu? Baru beberapa menit sudah kalah?" ucap xiao yan yang sedang memegang tangan kanan fanji dan kedua kakinya menjepit leher fanji dan menahan tubuh fanji di lantai.

"Kurang ajar kau!!!!" teriak fanji mencoba melepaskan kuncian milik xiao yan, tetapi dia masih tidak berhasil, malah xiao yan mempererat kunciannya yang membuat fanji kesakitan di sendi lengan kanannya.

"Arggghhh!!!" teriak fanji kesakitan yang membuat semua penonton cemas melihatnya.

"Mas fanji!!!" teriak asuka di sela-sela penonton, dia dengan ekspresi sedihnya langsung berlari kearah tempat duduk amare.

"Tuan amare.. Tolong sudahi duel ini.. Kasihan dia.. Tolong..." ucap asuka memohon pada amare.

"Tidak bisa, ini sudah disepakati oleh ke dua pihak, mereka seharusnya sudah tau konsekuensinya" ucap amare yang membuat asuka diam dan menangis.

Dia sebelumnya memang tidak ingin fanji berduel dengan xiao yan karena takut hal yang dia lihat sekarang terjadi. Tetapi karena ucapan dan dukungan yang diberikan fanji padanya membuatnya percaya dengan fanji dan membiarkannya berduel dengan xiao yan.

Asuka pun kembali masuk ke sela-sela penonton dan mendekati sisi arena yang paling dekat dengan fanji.

"Mas fanji!! Menyerahlah!! Jangan pikirkan aku! Tolong!!" teriak asuka yang membuat fanji langsung melirik kearahnya.

Fanji yang masih dalam kuncian xiao yan melihat asuka yang sedang menangis karenanya. Dia merasa bahwa asuka menangis karena lemahnya dirinya tidak bisa mengalahkan xiao yan. Sedangkan xiao yan sendiri yang melihat asuka menangis hanya tersenyum senang.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang