Chapter 1.32

251 46 1
                                    

"Baiklah.. Akan ku coba" balas fanji dengan serius.

"Hei.. Kau bisa hancur loh" balas karim

"Tenang saja, hancur tapi gak langsung mati, kan? Kau pasti bisa menyembuhkanku sebelum mati, kan?" ucap fanji yang membuat karim tersenyum masam mendengarnya.

"Baiklah.. Biar kuajari dasarnya dulu, pada umumnya, wadah mana setiap orang akan terisi dengan otomatis seperti regen, dan regen itu bisa berhenti saat wadah itu penuh... Tapi bagi kita berbeda, kita harus mengisi wadah itu sendiri dengan mana alam dan harus menghentikannya saat wadah kita terisi penuh" jelas karim dan fanji mendengarnya dengan serius.

"Jadi yang pertama adalah cara mendapatkan mana alam itu sendiri.. Ahh ini khusus fanji saja ya, kalian boleh mencobanya tapi aku yakin seratus persen tidak akan berhasil" ucap karim menatap kearah asuka dan brian.

"A-ah iya.. Kami disini hanya menonton saja.." balas asuka.

"Toh.. Kami juga takut kalo meledak" sahut brian tersenyum masam.

"Baiklah.. Oke Fanji.. Sekarang coba tutup matamu.." ucap karim dan fanji pun melakukannya.

"Coba lemaskan tubuhmu.. Oke.. Tunggu lima menit.." ucap karim lalu mendekati asuka dan brian.

"Hei aku minta bantuan kalian.." bisik karim pada mereka berdua dan membuat mereka sedikit terkejut.

"Bantuan apa?" balas brian.

"kalian tiup-tiup disekitar fanji ya" ucap karim yang membuat mereka kaget.

"Ha??!?!" teriak asuka.

"Anu.. Apa ada masalah?" ucap fanji yang masih menutup matanya.

"Tidak ada apa-apa kok, tetap tutup matamu dan lemaskan tubuhmu" balas karim.

"Sstt!!"

"Kenapa?!" bisik asuka

"Lakukan saja! Ini penting!" balas karim.

Mendengar ucapan karim, asuka dan brian hanya menghela nafas.

"Baiklah.." balas mereka.

"Oke, untukmu tiuplah yang keras" ucap karim sambil menatap brian.

"Dan untuk asuka, tiup pelan-pelan.. Oke cepat kesana, nanti akan ku beri aba-aba" balas karim

Mereka pun mendekati fanji, dan bersiap melakukan apa yang karim suruh.

"Oke fanji, sekarang coba lemaskan tubuhmu lagi.." ucap karim.

"Oke.." balas fanji sambil melemaskan tubuhnya.

"Sip, sekarang coba rasakan di permukaan kulitmu.. Di setiap tubuhmu.. Coba rasakan mana yang berada disekitarmu, fokuslah" ucap karim sambil memberi aba-aba pada brian dan asuka.

Melihat karim memberi aba-aba, asuka dan brian langsung melakukan apa yang karim suruh.

"Hm! Aku merasakannya!!" teriak fanji dengan senang.

Melihat fanji seperti itu, karim sangat menahan untuk tidak tertawa.

"Iya! Rasakan terus!!" teriak karim dengan nada semangat.

"Baik!!!" teriak fanji, sementara asuka dan brian masih sibuk meniup-niup di sekitar fanji.

Tiba-tiba karim menarik asuka dan brian menjauh dari fanji.

"E-"

"Sstt!!" bisik karim.

"Ada apa tuan?!" bisik asuka bingung.

"Apakah kau masih merasakannya fanji?" ucap karim pada fanji.

"Masih! Tapi sangat lemah.." balas fanji yang membuat brian dan asuka kaget.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang