Chapter 1.2

1K 117 5
                                    

Setelah bangun dari tidurnya, atau lebih tepatnya kematiannya. Dia segera membersihkan meja, kursi dan barang-barang lainnya yang rusak akibat pedang itu. sekali-kali dia memegang kepalanya untuk memeriksa keadaan kepalanya.

"Aku benar-benar masih hidup.. Keren.. Tapi siapa dia? Dan mengapa memberi kekuatan pada kami? Apa dia tuhan?" gumamnya bertanya-tanya identitas pemilik suara yang aneh itu sambil membersihkan kamarnya.

Dia pun berfikir tentang kekuatan yang dia dapatkan, dia mencoba berbagai macam kemungkinan.

"Keluarlah.. Api!!!" teriaknya didalam kamarnya dan berfikir akan keluar api dari tangannya, tapi yang ada hanyalah teriakan seseorang di samping rumahnya.

"Woi!! Jangan teriak-teriak!!! Sudah malam!!" teriak seseorang yang terdengar dari jendelanya.

"Maaf paman!!" jawab remaja itu lewat jendela kamarnya.

Dia pun masih bingung tentang kekuatan apa yang dia dapatkan, dia pun keluar rumah dan mengambil sebuah batu bata dan menaruhnya didepannya.

"Mungkin ini..." gumamnya dengan tangan kanannya sudah ada diatas kepala dan hendak meluncur cepat ke tengah-tengah batu bata itu.

Dak!!

Suara yang dihasilkan sangat mengecewakan, bahkan bisa disebut juga menyakitkan. Tangan remaja itu memerah dan bergetar.

"Ugh... SAKIT BGST!!!!!' teriaknya kesakitan sambil memegang telapak tangannya.

Tiba-tiba sebuah sandal terbang mengenai kepalanya dan membuatnya kaget.

"DAH MALAM JANGAN TERIAK-TERIAK BGST!" teriak orang itu menatap tajam pada remaja itu.

"Maafkan sa-" ucapannya berhenti dan tiba-tiba pingsan. Orang yang sedang memarahinya itupun langsung berubah ekspresinya dan segera mendatanginya.

"Aduh.. Jangan mati.. Gak lucu loh mati karena kena sandal.. Tunggu? Rambutnya.."ucap orang itu dengan perasaan cemas dan bingung melihat remaja itu saat dia mendekatinya.

"Kenapa rambutnya berwarna putih? Apa dia mengecat rambutnya?" gumamnya lalu memegang tubuhnya.

"Hei kau bangun!!, woi bangun woi!!" teriak orang itu menggerak-gerakkan badannya tapi remaja itu masih tidak meresponnya. Dia pun semakin cemas dan dia memanggil ambulan untuk membawanya ke rumah sakit.

Pagi harinya....

"Kau sudah bangun?" tanya orang itu saat melihat remaja itu mencoba membuka matanya.

"Ahh.. Dimana aku.." tanya remaja itu saat melihat tempat yang asing darinya.

"Kau dirumah sakit" balas orang itu dengan malas.

"Ru-rumah sakit?" tanya remaja itu sedikit kaget.

"Yah.. Kau pingsan kemarin didepan rumahmu, kau ini sedang ngapain sih malam-malam teriak" ucapnya kesal menatap remaja yang masih kebingungan dengan keadaannya.

 Kau pingsan kemarin didepan rumahmu, kau ini sedang ngapain sih malam-malam teriak" ucapnya kesal menatap remaja yang masih kebingungan dengan keadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang