Chapter 1.21

339 41 0
                                    

Pada pagi esok harinya

"Hoaam..." suara yang keluar dari mulut kecil gadis itu, yang baru saja bangun di bawah rumah kerdusnya.

"Oke! Aku akan mencari makanan lalu pergi ke nenek!" ucapnya dengan semangat lalu langsung berlari ke rumah orang lain yang terdekat.

Seperti sebelumnya, dia mencari pekerjaan untuk mendapatkan makanan. Dia sangat bersemangat, dia tidak sabar untuk mendapat makanan dan segera memberikannya pada wanita tua yang dia sayangi itu.

...

Waktu bekerja yang dibutuhkan gadis kecil itu lebih sedikit dari pada kemarin karena ada seseorang dermawan yang memberinya sebuah nasi bungkus yang lumayan banyak.

Melihat makanan yang cukup banyak yang dia bawa, dia menunjukkan gigi putihnya dan senyuman manisnya. Dia berfikir betapa senangnya wanita tua itu saat melihat makanan yang dia bawa untuknya.

Dia pun langsung pergi ke rumah nenek tua itu. Saat tiba dirumahnya, pintu rumah itu masih tertutup yang membuat gadis kecil itu heran. Biasanya dia akan disambut didepan teras oleh wanita tua itu.

"Aku langsung masuk saja!" ucapnya dengan senyuman kecil diwajahnya.

Dia pun berjalan ke pintu, dan saat dia hendak membuka pintu.. Dia sangat kesulitan. Dia kesulitan untuk membukanya, seperti ada benda yang menahan pintunya untuk terbuka.

Gadis kecil itu bingung, dia berfikir mungkin karena pintu rumah ini memang sudah rusak. Rumah nenek tua itu memang sudah reyot. Yah.. Memang semua rumah disana hampir mirip.

"Ku lewat jendela saja!" ucapnya menemukan ide diotak kecilnya.

Dia pun berjalan berjinjit tak bersuara kearah jendela bagaikan pencuri. Dengan lirikkan kanan dan kekiri seperti seorang pencuri profesional melihat kondisi sekitar. Dia pun membuka jendela dengan hati-hati dan tidak menimbulkan suara. Dengan sangat teliti, dia masuk ke rumah itu tanpa mengeluarkan suara, Dan dia pun.... berhasil masuk.

Dia pun berfikir bahwa dia memiliki bakat mencuri, dengan senyuman (bengis)nya, dia berfikir mungkin menjadi pencuri tidak buruk.

Beberapa saat setelah mengkhayal profesinya saat dewasa, dia baru teringat tujuannya masuk kerumah itu. Dia segera mencari keberadaan nenek tua itu. Dia memutar kepala kecilnya dan melihat kesetiap sudut rumah itu. Saat itu dia sangat kaget.. Benar-benar kaget.. Ternyata yang menahan pintu rumah itu adalah tubuh nenek tua itu yang tersungkur di pintu itu.

Gadis kecil itu hanya diam tidak bergerak se inci pun. Dia hanya melihat tubuh nenek tua itu yang sama-sama diam dengan mata terbuka lebar. Saat dia sadar, dia pun berlari kearah nenek tua itu.

"Nenek!! Bangun!!!! Ne..?" ucapnya terhenti saat dia membalik badan nenek itu, dia melihat sepotong roti sedang digenggam erat di tangannya.

...

"Apa kau tahu? Nenek tua yang tinggal disana? Dia ditemukan meninggal didalam rumahnya!"
"Benarkah??!!"
"Ya.. Yang menemukan jasadnya si gadis kecil yang biasa meminta makanan itu loh!"
"Kau tidak tau? Gadis kecil itu mencari makanan untuk nenek tua itu juga! Sungguh kasian gadis kecil itu"
"Benar... Sudah dibuang oleh orang tuanya, sekarang satu-satunya orang yang dianggap keluarganya meninggalkannya"

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang