Chapter 1.37.2

210 33 0
                                    

Di sore hari yang indah, dimana waktu yang paling tepat untuk bersantai usai bekerja ataupun belajar disekolah. Tapi tidak untuk...

"Keluarkan sihir air! Cepat!!!"
"Kurang!!! Panggilkan penyihir rank A!"
"Rank A masih dalam tugas diluar!"

Begitulah kepanikan yang terjadi disini, sekolah yang membuat langit memerah akibat kebakarannya. Apakah kalian bertanya siapa penjahatnya?

"Apa yang telah aku lakukan!!!!" ucap fanji bingung sekaligus takut.

"Hei! Bantu pakai sihir airmu!" ucap seorang murid yang lalu lalang melewati fanji yang hanya diam.

"Ba-baik!" balas fanji langsung merapalkan sihirnya.

"Se-semburkanlah?" rapal fanji gugup.

"Kenapa kau menggunakan sihir rendah! Gunakan sihir tingkat menengah sampai tinggi! Dan juga jangan gugup!" teriak murid lainnya.

"Ba-baik!" balas fanji.

"Tenang.. Kau yang selalu tenang, dan yang menghanyutkan-"

"Mas fanji! Kau dim- jangan! Mas fanji jangan!!" teriak asuka saat melihat fanji hendak mengeluarkan sihir.

"Tenangkanlah apa yang ditujukan.." lanjut rapalan fanji.

...

"Huwa!!!!!" teriak murid-murid yang hampir terseret derasnya banjir.

"Gunakan sihir gravitasi!! Dan bantu bagi yang tidak bisa menggunakannya" teriak irene yang sedang berdiri diatas air.

"Asuka! Tolong!" teriak fanji yang juga terseret air banjir. Mendengar ucapan fanji, asuka langsung membantunya dan membawanya ketempat yang aman.

"Huft... Benar-benar mengerikan" ucap fanji sedikit menggigil.

"Kau yang mengerikan!" balas asuka kesal.

"Ya mana kutahu? Kan aku hanya menurutimu" balas fanji cemberut.

"Iya sih.. Tapi yang banjir ini?" tanya asuka.

"Tadi ada yang menyur-"

Blemm!!!

Seketika suara ledakan membuat semuanya gempar. Asuka yang kaget juga seketika melirik kembali kearah fanji curiga.

"Bukan aku!" teriak fanji kesal.

"Hei-hei-hei!!! Apa yang terjadi disini!!" teriak karim yang sedang terbang diatas sekolah, dan juga ada darah mengalir dari atas kepalanya.

"Sang penjaga waktu.. Senang.. Bahagia.. Sedih.. Marah.. Ku kembalikan padamu dan kembalikan pula apa yang kutuju.." rapal sihir karim dengan tanganya mengarah ke sekolah.

Seketika air yang membanjiri tempat tersebut meresap kedalam tanah dengan cepat. Lalu bagian bangunan yang roboh dan rusak akibat terakar juga berangsur-asur pulih kembali.

"Keren!" ucap fanji melihat sihir tersebut.

"Huft.." keluh karim setelah selesai membereskan semuanya, dia mencari seseorang dari atas sana.

"Disana ternyata.." ucapnya saat melihat fanji dan asuka sedang diatas sekolah, lalu segera mendatanginya.

"Jadi? Kau yang membuat ini semua?" tanya karim dengan serius.

"A-ah.. Ya? Mungkin" balas fanji gugup.

"Bagus!!! Berarti kau sudah bisa menggunakan sihir!!!" teriak karim senang.

"Eh? Anda tidak marah?" tanya asuka heran.

"Marah? Oh ya, itu sudah biasa untuk calon rank S keatas saat jadi pemula" balas karim dengan santainya.

"Benarkah! Tunggu sebentar, rank S keatas? Bukankah rank S sudah tertinggi?" tanya fanji.

"Kau pikir kalau rank S tertinggi, lalu aku dan kau rank apa?" tanya karim sambil tersenyum.

"Kita berdua tidak termasuk dalam list rank" lanjut karim.

"Apa karena terlalu kuat?" tanya asuka.

"Betul, oleh karena itu tidak termasuk dalam rank" balas karim.

"Karim.., kau bilang rank S keatas saat pemula juga melakukan seperti ini bukan? Apakah kau juga begitu?" tanya fanji sedikit penasaran.

"Oh? Kalian mau ikut?" tanya karim yang membuat asuka dan fanji bingung.

"Kemana?" tanya fanji.

"Didalam piramida" balas karim seketika fanji dan asuka kaget.

...

"Yah.. Seperti inilah dulu saat aku belajar mengendalikan sihirku" ucap karim yang membuat fanji dan asuka hanya terdiam melihat isi piramida yang kosong, hancur dan bekas terbakar.

______________________________________

Oke gaes ini yang bagian keduanya dari yang kemarin ya! Sorry jadi kepotong2 gini :3

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang